Thursday, December 12, 2024
27.7 C
Jayapura

Pencetakan Sawah, Masyarakat Lokal Harus Dilibatkan

Komisi IV DPR RI Sebut Sejak Era Soeharto-Jokowi Lumbung Pangan Nasional Merauke Gagal

MERAUKE – Komisi IV DPR RI yang membidangi diantanya pertanian, kelautan dan perikanan melakukan kunjungan kerja ke Merauke terkait dengan Merauke ditetapkan sebagai Program Strategis Nasional (PSN), Sabtu (7/12). Para wakil rakyat yang berjumlah 14 orang itu dipimpin Ketua Tim Alex Indra Lukman.

Tiba di Merauke, para anggota DPR RI tersebut langsung menuju Kampung Telagasari Distrik Kurik, Kabupaten Merauke. Di Kampung Telagasari, para wakil rakyat ini menyaksikan panen yang menggunakan Combine Harvester atau mesin pemotong dan perontok padi. Para wakil rakyat itu juga mendapatkan paparan dari  Dansatgas Ketahanan Pangan  Mabes TNI Mayjen TNI Ahmad Rizal Ramdhani.

Baca Juga :  Warga Gotong Royong Perbaiki Jalan Rusak

Setelah paparan, Ketua Tim Komisi IV DPR RI Alex Indra Lukman menyatakan bahwa pada prinsipnya Komisi IV  mendukung penuh pencetakan sawah baru di Merauke. Hanya saja, lanjutnya, bahwa fakta menunjukan sejak zaman orde baru Pak Harto sampai terakhir zaman Jokowi, Merauke sebagai  lumbung pangan nasional gagal.   

   ‘’Ini fakta impiris. Sejak jaman orde baru, Pak Harto sampai terakhir pak Jokowi semua gagal. Saya ingin sebagai anak bangsa yang baik, kita semua jangan lagi ada kebohongan. Kalau biasanya zaman dulu, kalau kunjungan orang dari Jakarta yang ditampilkan indah-indah saja. Jadi muka dua itu dihentikan. Pointnya, apa adanya, supaya kami di Komisi IV DPR RI bisa secara produktif membantu bapak ibu sekalian,’’ tandas Alex Indra Lukman.

Baca Juga :  Ditebas Parang, Tangan Kiri Seorang Warga Nyaris PutusQ

  Alex Indra Lukman menjelaskan bahwa saat rapat dengan Menteri Pertanian di  Jakarta, pihaknya  sudah menyarankan agar pemilihan lokasi benar-benar dipastikan dipastikan  jika memang jenis padi Impari yang cocok maka ia persilakan untuk dikembangkan.

‘’Rantai suplaynya juga harus diperhatikan. Kalau ini memang mau dibangun sampai 100.000 hektar, maka harus disiapkan di bagian hilirnya. Benih dan pupuknya harus disini (Merauke,red). Jangan lagi dari Jawa,’’ tandasnya.

Komisi IV DPR RI Sebut Sejak Era Soeharto-Jokowi Lumbung Pangan Nasional Merauke Gagal

MERAUKE – Komisi IV DPR RI yang membidangi diantanya pertanian, kelautan dan perikanan melakukan kunjungan kerja ke Merauke terkait dengan Merauke ditetapkan sebagai Program Strategis Nasional (PSN), Sabtu (7/12). Para wakil rakyat yang berjumlah 14 orang itu dipimpin Ketua Tim Alex Indra Lukman.

Tiba di Merauke, para anggota DPR RI tersebut langsung menuju Kampung Telagasari Distrik Kurik, Kabupaten Merauke. Di Kampung Telagasari, para wakil rakyat ini menyaksikan panen yang menggunakan Combine Harvester atau mesin pemotong dan perontok padi. Para wakil rakyat itu juga mendapatkan paparan dari  Dansatgas Ketahanan Pangan  Mabes TNI Mayjen TNI Ahmad Rizal Ramdhani.

Baca Juga :  Mama-Mama Papua Penjual Sayur Diberi Motivasi 

Setelah paparan, Ketua Tim Komisi IV DPR RI Alex Indra Lukman menyatakan bahwa pada prinsipnya Komisi IV  mendukung penuh pencetakan sawah baru di Merauke. Hanya saja, lanjutnya, bahwa fakta menunjukan sejak zaman orde baru Pak Harto sampai terakhir zaman Jokowi, Merauke sebagai  lumbung pangan nasional gagal.   

   ‘’Ini fakta impiris. Sejak jaman orde baru, Pak Harto sampai terakhir pak Jokowi semua gagal. Saya ingin sebagai anak bangsa yang baik, kita semua jangan lagi ada kebohongan. Kalau biasanya zaman dulu, kalau kunjungan orang dari Jakarta yang ditampilkan indah-indah saja. Jadi muka dua itu dihentikan. Pointnya, apa adanya, supaya kami di Komisi IV DPR RI bisa secara produktif membantu bapak ibu sekalian,’’ tandas Alex Indra Lukman.

Baca Juga :  Panitia HUT Bakal Hadirkan Trio Ambisi

  Alex Indra Lukman menjelaskan bahwa saat rapat dengan Menteri Pertanian di  Jakarta, pihaknya  sudah menyarankan agar pemilihan lokasi benar-benar dipastikan dipastikan  jika memang jenis padi Impari yang cocok maka ia persilakan untuk dikembangkan.

‘’Rantai suplaynya juga harus diperhatikan. Kalau ini memang mau dibangun sampai 100.000 hektar, maka harus disiapkan di bagian hilirnya. Benih dan pupuknya harus disini (Merauke,red). Jangan lagi dari Jawa,’’ tandasnya.

Berita Terbaru

Artikel Lainnya