Friday, November 22, 2024
34.7 C
Jayapura

Sebagai Daerah Ekonomi Baru, Banyak Peluang Lapangan Pekerjaan Baru

Bincang-bincang dengan Dosen Perencanaan Wilayah dan Kota (PWK) USTJ Tentang Pembangunan Masif di Distrik Muara Tami (bag. 1)

Beberapa tahun belakangan ini pembangunan di Distrik Muara Tami, Kota Jayapura, dilakukan secara masif, awalnya hanya Distrik Muara Tami hanya dikhususkan pertanian dan perikanan darat, kini bakal menjadi kawasan pemukiman, dan bisnis, lantas apa dampak jangka panjangnya ?

Laporan: Karolus Daot-Jayapura.

Pembangunan infrastruktur fisik menjadi salah satu langkah yang diambil pemerintah untuk melakukan percepatan dan perluasan pembangunan ekonomi Indonesia.

Khusus di Kota Jayapura, Provinsi Papua, 5 tahun belakangan ini pembangunan infrastruktur cukup gencar dilakukan. Adapun wilayah yang menjadi konsen pembangunan infrastruktur saat ini adalah daerah Koya, Distrik Muara Tami.

Pasca adanya jembatan penghubung yaitu jembatan Youtefa atau jembatan merah masyarakat, maupun pelaku usaha dibidang pengembangan perumahan di Kota Jayapura berlomba lomba membangun di daerah tersebut, baik untuk menjadi pusat bisnis, tapi juga membangun rumah tinggal.

Baca Juga :  Kota Jayapura Dinilai Sebagai Penyelenggara Pemilu Terburuk di Papua

Hal ini dilakukan karena kawasan ini berada pada posisi yang cukup strategis, tapi juga kawasannya yang hamparan datar, sehingga tak ayal menjadi primadona untuk kawasan bisnis ataupun perumahan rakyat.

Menurut Dosen Perencanaan Wilayah dan Kota (PWK), Universitas Sains dan Teknologi, Jayapura (USTJ), Musfira, satu sisi pembangunan infrastruktur di Muara Tami, memberi dampak positif, namun sisi lain akan berdampak negatif.

Dampak positif kata dia, akan mendorong pertumbuhan ekonomi di Kota Jayapura, tapi juga mencegah terjadinya kepadatan penduduk di empat Distrik lainnya.

“Artinya dengan pembangunan di Muara Tami ini, Kota Jayapura tidak lagi menjadi pusat baik pengembangan bisnis, maupun perumahan rakyat, tapi tersebar hingga daerah pelosok,” ujarnya, Rabu (31/7).

Baca Juga :  Harmoni Award Wujud Nyata Kerukunan Umat Beragama 

Sehinga menurutnya pengembangan kawasan Muara Tami sudah sangat tepat, apalagi wilayah tersebut berada di daerah perbatasan negara antara RI-PNG, tentu dengan pembangunan ini akan semakin memberi ruang bagi masyarakat untuk meningkatkan perekonomian mereka.

“Karena kalau kita lihat pusat bisnis di sana sudah banyak ini artinya akan membuka ruang pembukaan lapangan pekerjaan bagi masyarakat, tapi juga hal lain yang bisa didorong untuk pertumbuhan ekonomi,” tuturnya.

Telepas dari pada itu, dari pengamatan alumni S1 Prodi Teknik Planologi ITN Malang itu, ada dampak negatif dari pembangunan fisik di Muara Tami. Apa saja dampak negatifnya? baca edisi besok. (bersambung)

Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos

BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS  https://www.myedisi.com/cenderawasihpos

Bincang-bincang dengan Dosen Perencanaan Wilayah dan Kota (PWK) USTJ Tentang Pembangunan Masif di Distrik Muara Tami (bag. 1)

Beberapa tahun belakangan ini pembangunan di Distrik Muara Tami, Kota Jayapura, dilakukan secara masif, awalnya hanya Distrik Muara Tami hanya dikhususkan pertanian dan perikanan darat, kini bakal menjadi kawasan pemukiman, dan bisnis, lantas apa dampak jangka panjangnya ?

Laporan: Karolus Daot-Jayapura.

Pembangunan infrastruktur fisik menjadi salah satu langkah yang diambil pemerintah untuk melakukan percepatan dan perluasan pembangunan ekonomi Indonesia.

Khusus di Kota Jayapura, Provinsi Papua, 5 tahun belakangan ini pembangunan infrastruktur cukup gencar dilakukan. Adapun wilayah yang menjadi konsen pembangunan infrastruktur saat ini adalah daerah Koya, Distrik Muara Tami.

Pasca adanya jembatan penghubung yaitu jembatan Youtefa atau jembatan merah masyarakat, maupun pelaku usaha dibidang pengembangan perumahan di Kota Jayapura berlomba lomba membangun di daerah tersebut, baik untuk menjadi pusat bisnis, tapi juga membangun rumah tinggal.

Baca Juga :  Bahas Depopulasi dan Marginalisasi Masyarakat Adat di Papua

Hal ini dilakukan karena kawasan ini berada pada posisi yang cukup strategis, tapi juga kawasannya yang hamparan datar, sehingga tak ayal menjadi primadona untuk kawasan bisnis ataupun perumahan rakyat.

Menurut Dosen Perencanaan Wilayah dan Kota (PWK), Universitas Sains dan Teknologi, Jayapura (USTJ), Musfira, satu sisi pembangunan infrastruktur di Muara Tami, memberi dampak positif, namun sisi lain akan berdampak negatif.

Dampak positif kata dia, akan mendorong pertumbuhan ekonomi di Kota Jayapura, tapi juga mencegah terjadinya kepadatan penduduk di empat Distrik lainnya.

“Artinya dengan pembangunan di Muara Tami ini, Kota Jayapura tidak lagi menjadi pusat baik pengembangan bisnis, maupun perumahan rakyat, tapi tersebar hingga daerah pelosok,” ujarnya, Rabu (31/7).

Baca Juga :  Turut Meriahkan Festival Baku Timba

Sehinga menurutnya pengembangan kawasan Muara Tami sudah sangat tepat, apalagi wilayah tersebut berada di daerah perbatasan negara antara RI-PNG, tentu dengan pembangunan ini akan semakin memberi ruang bagi masyarakat untuk meningkatkan perekonomian mereka.

“Karena kalau kita lihat pusat bisnis di sana sudah banyak ini artinya akan membuka ruang pembukaan lapangan pekerjaan bagi masyarakat, tapi juga hal lain yang bisa didorong untuk pertumbuhan ekonomi,” tuturnya.

Telepas dari pada itu, dari pengamatan alumni S1 Prodi Teknik Planologi ITN Malang itu, ada dampak negatif dari pembangunan fisik di Muara Tami. Apa saja dampak negatifnya? baca edisi besok. (bersambung)

Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos

BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS  https://www.myedisi.com/cenderawasihpos

Berita Terbaru

Artikel Lainnya