Pertikaian dua kelompok massa dari dua suku tersebut berawal dari keributan antara dua kelompok massa yang merupakan buntut dari permasalahan yang terjadi di salah satu sekertariat, di Kota Sorong pada Minggu (23/1).
Sepanjang Januari 2022, kekerasan seksual terhadap perempuan dan anak marak terjadi di Kabupaten Merauke. Mulai dari ayah kandung hamili anak sendiri, oknum TNI yang melakukan pemerkosaan, seorang pria hamili siswa, pacar setubuhi kekasihnya hingga persetubuhan adik ipar.
"Kita amankan satu pelaku beserta barang bukti motor KLX. Ternyata dari hasil pengembangan sementara, masih ada keterlibatan pelaku lain, yang betul-betul menjadi otaknya," kata Kapolsek Sentani Kota AKP Rosikin ketika ditemui wartawan di ruang kerjanya, Sabtu (22/1).
Aksi jambret dilakukan dengan menggunakan kendaraan roda dua secara berboncengan, mendekati korban dengan kendaraan, lalu menarik tas korban dari atas kendaraan yang dikendarai saat itu.
Dimana dua orang pria masing-masing berinisial R (18) dan DRY (35) dilaporkan ke Polres Merauke lantaran diduga menyetubihi anak dibawah umur. Kedua korban merupakan pacar dari masing-masing pelaku.
Kendati sebelumnya, ibu kandung korban mencabut laporan dari ibu angkat korban yang melaporkan kasus persetubuhan yang dilakukan oleh ayah terhadap anak kandungnya sendiri di Merauke, namun polisi tetap memproses kasus tersebut lanjut. ‘’Kasus tetap kita lanjutkan. Tidak ada cabut perkara.
Kapolres Jayapura AKBP Fredrickus W.A Maclarimboen, menyerahkan salah seorang DPO Lapas Narkotika berinisial YM (29) yang sebelumnya diketahui kabur sejak tanggal 10 Mei 2021. Penyerahan diterima langsung Kalapas Kelas II A Jayapura (Doyo Baru), Samaludin Bogra, Kamis (20/1)
Seorang pria berinisial IS (27) terpaksa mendekam di ruang tahanan Mapolres Merauke lantaran diduga melakukan perbuatan asusila terhadap anak dibawah umur. Korban yang masih berumur 16 tahun, merupakan adik ipar pelaku.
Kasus yang dulunya sempat ramai dengan istilah pria bertopeng ini sejatinya sempat redup namun kini kembali muncul dari kasus pemalakan yang menimpa 12 anak sekolah. Polisi yang melakukan pengejaran gagal menemukan para pelaku yang disebut berjumlah empat pelaku orang ini.