Aksi Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) kian brutal. Belum tuntas pengejaran terhadap pelaku penembakan di Yahukimo yang menewaskan seorang anggota TNI, kini seorang prajurit TNI di Kabupaten Puncak yakni Praka Jumardi. Tak hanya itu, kejadian Jumat (2/3) pagi tersebut juga menewaskan seorang warga sipil bernama Terina Murib.
Rabu (1/3) Susi Pudjiastuti sebagai pendiri Susi Air menyampaikan harapannya agar pilot berkewarganegaraan Selandia Baru itu segera dibebaskan tanpa syarat.
Tak hanya itu, Dandim 1715/Yahukimo Letkol Inf Johanis Victorianus Tethool juga tertembak di bagian tangan dan paha. Ia kini tengah dirawat. Aksi kontak tembak Rabu (1/3) sekira pukul 15.30 WIT dimana terdengar suara rentetan tembakan dari arah statistik Jalan Paradiso Distrik Dekai, Yahukimo.
“Pilot Susi Air bukan merupakan tujuan utama dari TPNPB melakukan penyanderaan, ini sebatas menujukan kepada semua pihak bahwa Egianus dan pasukannya sedang memperjuangkan Papua Merdeka dan pesannya sudah tersampaikan,” kata Yan saat dikonfirmasi Cenderawasih Pos, Jumat (24/2).
Sebagaimana, Pilot asal Selandia Baru itu disandera kelompok kriminal bersenjata (KKB) pimpinan Egianus Kogoya pada 7 Februari 2023. Itu artinya, 21 hari sudah Philip Mark Merthens bersama KKB. “Kita berikan dukungan pada semua tim yang sedang bekerja untuk pembebasan Pilot Susi Air,” kata Frits kepada Cenderawasih Pos, Senin (27/2).
Menurut Frits, pasca penyanderaan Pilot Susi Air. Warga Sipil di Distrik Paro dan sekitarnya sudah menyelamatkan diri dengan mengunsi. Adapun yang berada di sekitar sandera saat ini adalah kelompok sipil bersenjata (KSB) yang memegang senjata.
Juru Bicara Jaringan Damai Papua Yan Cristian Warinussy menilai menjadi hal yang dipertanyakan jika saat ini Egianus menggunakan masyarakat dalam hal ini anak anak dan perempuan sebagai tameng.
Menurut Yan, setelah 18 hari berlalu, Egianus sudah harus mempertimbangkan untuk memberi ruang kepada pilot dibebaskan. Dalam kaitan itu, harus dibicarakan dan harus ada jaminan keamanan dari semua pihak diantaranya, pemerintah distrik, kabupaten dan juga pemerintah Provinsi Papua Pegunungan juga TNI-Polri.
Kepala Komnas HAM Papua Frits Ramandey mengaku, hingga kini Komnas HAM telah mendapatkan 3 kali konfirmasi bahwa pilot dalam keadaan baik, diperlakukan secara manusiawi dan ada publikasi tentang keberadaan pilot tersebut.
Dikatakan dari bukti yang ada mengetahui jika selama ini Egianus Kogoya selalu saja melakukan tindakan biadab, dimana ia selalu menjadikan anak anak dan juga perempuan sebagai tameng untuk berlindung diri.