Saturday, April 27, 2024
30.7 C
Jayapura

Tidak Bisa dengan Hanya Melemparkan Statmen Kosong

JAYAPURA-Juru Bicara Jaringan Damai Papua Yan Cristian Warinussy menilai menjadi hal yang dipertanyakan jika saat ini Egianus menggunakan masyarakat dalam hal ini anak anak dan perempuan sebagai tameng.

“Itu menjadi sesuatu hal yang patut dipertanyakan, sebab Distrik Paro saat ini sudah diduduki oleh aparat TNI-Polri sebagaimana pemberitaan yang ada. Sementara masyarakat setempat sudah keluar dari Paro mencari tempat yang aman yakni ke Kenyam dan sekitarnya,” terang Yan melalui sambungan telfon selulernya.

Yan juga mempertanyakan, jika misalkan yang disampaikan bahwa Egianus menjadikan sipil sebagai tameng. Lantas, dimana sebenarnya keberadaan Egianus ? Apakah sedang berada di tengah hutan atau ada di sebuah kampung  ?

“Jika keberadaan Egianus di sebuah perkampungan, lantas kampung yang mana yang dimaksudkan ? Sehingga pernyataan dia (Egianus-red) menggunakan perempuan dan anak anak sebagai tameng itu bisa diuji. Tidak bisa dengan hanya melemparkan statmen kosong,” tegas Yan.

Baca Juga :  Uskup KAMe Kecam dan Kutuk Keras!

Yang terpenting kata Yan, bagaimana ada kemauan dari kedua pihak yakni TNI Polri dan TPNPB untuk mau menyelesaikan persoalan ini dengan cara damai dalam rangka menjamin keselamatan daripada pilot tersebut.

“Tidak sekedar saling melemparkan tawaran dan statmen yang justru membuat suasana menjadi semakin tidak menentu dan tidak jelas. Harus ada kemauan untuk memulai komuniksi dalam rangka menemukan kesepakatan untuk bisa menyelesaikan persoalan dengan cara cara damai. Ketimbang mengangkat senjata atau mengedepankan operasi militer yang pada akhirnya tidak akan memberikan jaminan bahwa pilot dapat dibebaskan atau ditemukan kembali dalam keadaan selamat,” tuturnya.

Disampaikan Yan, sejak awal pihaknya sudah meminta agar negara diwakili TNI-Polri hendaknya menghindari terjadinya konflik bersenjata dalam upaya membebaskan atau menemukan kembali pilot susi air.

Baca Juga :  Pimpinan Gereja Minta Pasukan Ditarik Lalu Dialog

“Pembebasannya dengan cara cara mengedepankan negosiasi, perundingan dialog dengan pihak Egianus Kogoya dan pasukannya melibatkan para tokoh yang dipercaya oleh kedua belah pihak dalam rangka mencari penyelesaian penyanderaan ini,” pungkasnya.

Sebelumnya, Danrem 172/PWY, Brigadir Jenderal TNI J. O Sembiring menyampaikan selama ini Egianus Koyoga dalam melancarkan aksinya selalu menjadikan warga sipil bahkan anak anak sebagai tameng untuk melindungi dirinya. Bahkan iapun tak segan membunuh, dan memperkosa warga sipil yang tak berdosa. (fia/wen)

JAYAPURA-Juru Bicara Jaringan Damai Papua Yan Cristian Warinussy menilai menjadi hal yang dipertanyakan jika saat ini Egianus menggunakan masyarakat dalam hal ini anak anak dan perempuan sebagai tameng.

“Itu menjadi sesuatu hal yang patut dipertanyakan, sebab Distrik Paro saat ini sudah diduduki oleh aparat TNI-Polri sebagaimana pemberitaan yang ada. Sementara masyarakat setempat sudah keluar dari Paro mencari tempat yang aman yakni ke Kenyam dan sekitarnya,” terang Yan melalui sambungan telfon selulernya.

Yan juga mempertanyakan, jika misalkan yang disampaikan bahwa Egianus menjadikan sipil sebagai tameng. Lantas, dimana sebenarnya keberadaan Egianus ? Apakah sedang berada di tengah hutan atau ada di sebuah kampung  ?

“Jika keberadaan Egianus di sebuah perkampungan, lantas kampung yang mana yang dimaksudkan ? Sehingga pernyataan dia (Egianus-red) menggunakan perempuan dan anak anak sebagai tameng itu bisa diuji. Tidak bisa dengan hanya melemparkan statmen kosong,” tegas Yan.

Baca Juga :  Uskup KAMe Kecam dan Kutuk Keras!

Yang terpenting kata Yan, bagaimana ada kemauan dari kedua pihak yakni TNI Polri dan TPNPB untuk mau menyelesaikan persoalan ini dengan cara damai dalam rangka menjamin keselamatan daripada pilot tersebut.

“Tidak sekedar saling melemparkan tawaran dan statmen yang justru membuat suasana menjadi semakin tidak menentu dan tidak jelas. Harus ada kemauan untuk memulai komuniksi dalam rangka menemukan kesepakatan untuk bisa menyelesaikan persoalan dengan cara cara damai. Ketimbang mengangkat senjata atau mengedepankan operasi militer yang pada akhirnya tidak akan memberikan jaminan bahwa pilot dapat dibebaskan atau ditemukan kembali dalam keadaan selamat,” tuturnya.

Disampaikan Yan, sejak awal pihaknya sudah meminta agar negara diwakili TNI-Polri hendaknya menghindari terjadinya konflik bersenjata dalam upaya membebaskan atau menemukan kembali pilot susi air.

Baca Juga :  Miris, Bayi Laki-Laki Baru Lahir Dibuang di Tengah Perkebunan Sawit 

“Pembebasannya dengan cara cara mengedepankan negosiasi, perundingan dialog dengan pihak Egianus Kogoya dan pasukannya melibatkan para tokoh yang dipercaya oleh kedua belah pihak dalam rangka mencari penyelesaian penyanderaan ini,” pungkasnya.

Sebelumnya, Danrem 172/PWY, Brigadir Jenderal TNI J. O Sembiring menyampaikan selama ini Egianus Koyoga dalam melancarkan aksinya selalu menjadikan warga sipil bahkan anak anak sebagai tameng untuk melindungi dirinya. Bahkan iapun tak segan membunuh, dan memperkosa warga sipil yang tak berdosa. (fia/wen)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya