Lebih lanjut, Inarno juga menyampaikan tren positif perkembangan Pasar Modal Syariah di Indonesia. “Sampai dengan 15 Mei 2025, aset Pasar Modal Syariah di Indonesia berkembang cukup positif dengan Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) tumbuh sebesar 2,62 persen year-to-date (ytd). Dalam satu tahun, ISSI telah tumbuh hingga 3,29 persen year-on-year (yoy).
Sementara dalam periode yang sama, nilai kapitalisasi ISSI juga tumbuh 4,03 persen mencapai Rp7.100,61 triliun,” papar Inarno. Dari sisi kinerja produk Pasar Modal Syariah, hingga 9 Mei 2025, dana kelolaan Reksa dana syariah telah mencapai Rp57,72 triliun (tumbuh 14,18 persen ytd).
Sementara, nilai outstanding sukuk korporasi mencapai Rp62,97 triliun (tumbuh 13,93 persen ytd) dan nilai outstanding sukuk negara mencapai 1.704,34 triliun (tumbuh 4,71 persen ytd).
Rektor Universitas Yapis Papua Didik S. S. Mabui menyambut baik kegiatan ini dan menekankan pentingnya peningkatan literasi keuangan, khususnya investasi berbasis syariah, sejak dini di kalangan generasi muda.
“Mari kita jadikan momentum ini sebagai awal untuk memperluas wawasan, membangun kesadaran, dan mengembangkan generasi muda agar mengenal keuangan syariah, baik di lingkungan akademik maupun masyarakat luas,” tutur Didik.
OJK juga aktif mendorong akses pendanaan bagi pelaku usaha dengan menggelar sesi “Sosialisasi Alternatif Pendanaan Perusahaan melalui Pasar Modal” pada Senin, 26 Mei 2025. Acara yang dihadiri oleh ratusan pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM) setempat ini menghadirkan Kepala Departemen Pengaturan dan Pengembangan Pasar Modal OJK, Eddy Manindo Harahap.
Pada kesempatan tersebut, Eddy menjelaskan secara lugas langkah-langkah konkret yang dapat ditempuh pelaku usaha untuk mengakses pendanaan melalui pasar modal.
Eddy juga menerangkan bahwa kegiatan ini adalah upaya strategis untuk memperkuat struktur permodalan dan meningkatkan kapasitas usaha UKM secara berkelanjutan, mendorong pertumbuhan ekonomi lokal yang lebih inklusif.