JAYAPURA-Sebanyak 59 titik saluran irigasi yang dibangun melalui Program Percepatan dan Peningkatan Tata Guna Air Irigasi (P3TGAI) di Papua, telah rampung dikerjakan.
Kepala Balai Wilayah Sungai (BWS) Papua, Nimbrot Rumaropen menyebut, penerima program P3TGAI tersebar di empat daerah di Provinsi Papua dan Papua Tengah yaitu Kota Jayapura, Kabupaten Jayapura, Keerom dan Nabire.
“Program berbasis masyarakat ini sudah dilaksanakan Kementerian PUPR sejak tahun 2013 silam. Dikarenakan hasil evaluasi setiap tahun sangat baik, sehingga programnya berlangsung terus,” kata Nimbrot kepada wartawan usai acara serah terima hasil pekerjaan P3TGAI di Kota Jayapura, Senin (21/8).
Nimbrot menerangkan, adapun tujuan pelaksanaan P3TGAI tersebut untuk mendukung program ketahanan pangan. Selain itu, meningkatkan kemampuan ekonomi serta kesejahteraan petani.
“Ini adalah salah satu upaya untuk mengurangi kemiskinan dan pengaruh inflasi, dan anggarannya langsung diserahkan ke kelompok tani. Dengan begitu, hasilnya bisa langsung dirasakan oleh masyarakat,” ucapnya.
Sementara itu, PPK OP SDA II BWS Papua, Neilzen Wiliams Wambrauw menyatakan, program ini memberdayakan masyarakat petani dalam kegiatan perbaikan, rehabilitasi, dan peningkatan jaringan irigasi. “Diharapkan, program ini berdampak pada bertambahnya luasan area pertanian yang dapat diairi,” tuturnya.
engan kegiatan P3GTAI ini menurutnya diharapkan dapat menyerap banyak tenaga kerja dari para petani serta masyarakat setempat, sehingga perekonomian masyarakat pedesaan tetap berjalan dengan baik.
Adapun realisasi jaringan irigasi tersier yang dibangun maupun direhabilitasi dalam kegiatan P3TGAI ini mencapai 8.645 meter. Sementara tenaga kerja yang terserap dari para petani serta masyarakat sebanyak 1.062 orang.
“Realisasi jaringan irigasi ini di antaranya di Koya, Kota Jayapura terbangun saluran tersier sepanjang 985 meter, Besum Kabupaten Jayapura 985 meter, Lereh Kabupaten Jayapura 1860 meter, Arso dan Skanto Kabupaten Keerom terbangun 3.130 meter,” tambahnya.
Di tempat yang sama, Kepala Satker OP SDA BWS Papua, Mohammad Fauzi menyampaikan, setiap kelompok menerima langsung anggaran dari pusat. Dengan besaran anggaran yang diterima masing-masing kelompok mencapai Rp 195 juta.
“Sistemnya mereka yang terima dana, mereka yang kerjakan dan mengatur terkait pengeluaran dan lain lain. Dengan begitu, mereka juga bisa mendapat keuntungan dari kegiatan ini,” pungkasnya. (fia/nat)