MERAUKE – Sejumlah potensi SAR di Kabupaten Merauke, Provinsi Papua Selatan, baik itu dari TNI-Polri, instansi potensi SAR maupun organisasi kepemudaan diberikan pelatihan medical first responder selama 6 hari mulai Senin (21/8), kemarin.
Asisten III Setda Provinsi Papua Selatan Dionisius Way, S.Sos, MM mewakili Pj Gubernur Papua Selatan saat membuka pelatihan tersebut mengungkapkan, kecelakaan maupun bencana tidak dapat diprediksi.
Selain itu, kondisi geografis serta struktur medan yang ada di wilayah Kantor Pencarian dan Pertolongan Merauke sehingga pelatihan bagi potensi SAR yang merupakan salah satu unsur penting dalam proses penanggulangan bencana sangat tepat.
‘’Pelatihan potensi SAR ini merupakan upaya yang dilakukan agar unsur SAR yang ada di wilayah kerja Kantor Pencarian dan Pertolongan Merauke dapat bersinergi memberikan penyelamatan terhadap korban yang mengalami kecelakaan. Selain itu, apabila melakukan operasi SAR dapat lebih profesional serta terkoordinasi,’’ katanya.
Dionisius Way berharap, pelantikan bagi potensi SAR tersebut tidak hanya dilakukan bagi mereka yang ada di Merauke, namun juga dipertimbangkan untuk melibatkan potensi SAR yang ada di Kabupaten Boven Digoel, Mappi, dan Asmat, sehingga ketika ada musibah atau kecelakaan, maka potensi yang ada di daerah masing-masing yang telah terlatih itu dapoat segera digerakan untuk melakukan pertolongan dan penyelamatan.
Sementara itu, Kepala Pusat Pelatihan Sumber Daya Manusia Pertolongan dan Pencarian Anggit Mulhyo Satoto, SS, MM, menjelaskan, pada 2023 ini, Basarnas ditargetkan mencetak 2.500 orang dengan kompetensi teknis bidang SAR.
‘’Pelatihan di Merauke ini tidak semata-mata untuk memenuhi target, lebih dari itu adalah untuk mengoptimalkan peran Basarnas dan jajaran di daerah untuk menyiapkan SDM yang langsung berkonstribusi pada pelayanan pemerintah, baik pusat dan daerah kepada masyarakat,’’ katanya. (ulo/tho)