JAYAPURA – Widya Basa Ahli Madya Balai Bahasa Papua Antonius Maturbongs mengatakan pihaknya saat ini terus melakukan revitalisasi bahasa lokal di Tanah Papua, agar tidak mengalami kepunahan.
“Revitalisasi dilakukan agar bahasa lokal tidak mengalami kepunahan menyusul makin berkurangnya penutur bahasa lokal,” kata Antonius Maturbongs di Jayapura, Selasa.
Ia menjelaskan Balai Bahasa Papua akan terus bekerjasama dengan pemda di Tanah Papua untuk melakukan revitalisasi guna menghindari makin banyaknya bahasa lokal yang punah.
Diakui, revitalisasi yang telah dilakukan sejak tahun 2022 terhadap beberapa bahasa di antaranya bahasa Sentani, Tobati, Marin, Beaboa, Sobey, Kamoro, Biak, Moi,Hatam dan Dani.
Ke 10 bahasa yang saat ini menjadi fokus dari Balai Bahasa Papua itu tersebar di Provinsi Papua , Papua Pegunungan dan Papua Barat serta Papua Barat Daya.
“Mudah-mudahan dengan terus dilakukan revitalisasi maka bahasa tersebut tidak punah karena penuturnya bertambah, ” harap Antonius Maturbongs.
Ketika ditanya terkait bahasa yang telah punah akibat sudah tidak ada penuturnya, Anton mengakui memang ada beberapa bahasa yang dilaporkan sudah punah di Tanah Papua akibat tidak adanya penutur bahasa.
Bahasa-bahasa yang punah itu yaitu bahasa Tandia di Teluk Wondama dan bahasa Air Matoa di Kaimana, Provinsi Papua Barat serta bahasa Mapia di Supiori dan bahasa Mawes di Kabupaten Sarmi, Provinsi Papua. “Punahnya keempat bahasa itu akibat tidak ada lagi penuturnya,” katanya. (antara)
Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos
BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS https://www.myedisi.com/cenderawasihpos