Kegiatan yang digagas oleh Balai Bahasa Provinsi Papua melalui Kelompok Kepakaran dan Layanan Profesional (KKLP) UKBI itu digelar selama dua hari yakni mulai 19-20 Agustus 2024 kemarin.
Kepala Bidang Kebudayaan Dinas Pendidikan Kota Jayapura, Grace Yokhu mengatakan, kegiatan festival publikasi bahasa, menampilkan anak-anak yang sudah menang dalam lomba pesta seni dan budaya pada Tahun 2022, yang mengcover semua bahasa dari Port Numbay.
"Port Numbay memiliki keragaman bahasa ibu, karena itu kami sangat mengapresiasi inisiatif untuk menyelenggarakan dialog publik ini, yang tidak hanya menjadi ajang diskusi dan tukar pikiran, tetapi juga sebagai momentum untuk memperkuat komitmen bersama dalam menjaga dan memajukan bahasa ibu yang sedang mengalami kepunahan di daerah kita," katanya.
Kebiasaan akan berubah menjadi kebudayaan atau biasa disebut culture. Setelah peradaban cukup maju culture dalam suatu komunitas membentuk manusia yang diklasifikasi secara administrasi menjadi masyarakat yang diinput datanya kedalam sistem pemerintahan.
Kepala Balai Bahasa Provinsi Papua Sukardi Gau menyatakan pihaknya melakukan program refitalisasi bahasa daerah yang sebenarnya merupakan program dari Kemendikbud dan balai bahasa sebagai unit pelaksanaan di tanah Papua yang berfungsi agar bahasa daerah ini tetap lestari, dilindungi dan dapat diwariskan kepada anak cucu karena mereka yang akan bertutur dalam bahasa daerah ini.
Ketua Majelis Rakyat Papua (MRP) Papua Pegunungan, Agus Nikilik Hubby menegaskan, seluruh anggota MRP di tanah Papua (seluruh provinsi) telah membuat kesepakatan bahwa kepala daerah di tanah Papua (Gubernur /Wagub, Bupati/Wabup dan Walikota/Wakil) wajib Orang Asli Papua (OAP).
Dijelaskan, bahasa adalah budaya yang menunjukkan identitas daerah itu. Biasanya bahasa pertama yang dipelajari oleh seorang anak dari keluarga sebagai lingkungan terdekat dan digunakan dalam kehidupan sehari-hari dikenal sebagai bahasa ibu.
Dia menyadari bahwa keberadaan bahasa lokal atau bahasa ibu di sejumlah kampung yang ada di Kota Jayapura saat ini sudah mulai terancam hilang. Hal ini seiring dengan perkembangan zaman dan dominasi menggunakan bahasa Indonesia sampai di tingkat kampung yang menyebabkan bahasa ibu mulai tidak dipergunakan lagi, atau dengan kata lain penuturnya berkurang. Karena itu, hal ini harus segera dilakukan upaya-upaya, terutama perlu diajarkan kembali di tingkat sekolah.
Dari Trigatra bangun bahasa ini, pihaknya mensosialisasikan program Pengutamaan Bahasa Indonesia dan Pelestarian Bahasa Daerah. "Dari sosialisasi ini, nantinya peserta ini akan kembali ke sekolah maupun kampusnya masing masing untuk mensosialisaikan kepada teman temannya terkait hasil audiensi ini," ujar Normawati.
Dia menjelaskan anak-anak tersebut akan mengikuti kegiatan festival itu mulai 1-5 Mei dan mereka akan ditampung di salah satu hotel di Jakarta. Dua siswa tersebut masing-masing bernama Teddy dan Clara. Untuk Teddy, akan mewakili Papua untuk lomba mendongeng bahasa daerah tobati. Sementara Clara akan mewakili Papua untuk lomba kategori menyanyi bahasa daerah.