Thursday, March 28, 2024
27.7 C
Jayapura

Berikan Penyemprotan Gratis Namun Dehidrasi Saat Gantian Pikul Tangki

Tiga remaja Kota Jayapura yang memilih ikut bergabung dalam tim penyemprotan Dompet Dhuafa ketika mempersiapkan peralatan semprot di Entrop, Jumat (20/3).  Aksi kepedulian melawan virus corona perlahan-lahan muncul di Kota Jayapura.  (FOTO: Gamel Cepos)

Melihat Upaya Anak-anak Muda Jayapua yang Ikut Bertarung Melawan Penyebaran Virus Corona

Masivenya   penyebaran virus Corona  mendorong lahirnya aksi-aksi kemanusiaan. Salah satunya yang dilakukan anak-anak muda Jayapura yang ikut dalam tim penyemprotan desinfektan.

Laporan : Abdel Gamel Naser – Jayapura 

Sebuah mobil pickup berwarna silver dengan sedikit modifikasi terlihat terus mobile mendatangi satu persatu lokasi di wilayah Entrop pada Jumat pagi kemarin. Terlihat sebuah atap terpal dengan tiang-tiang kayu yang mengelilingi seluruh bak. Ini dipakai untuk membuat penumpang di bawahnya lebih teduh dari terik sinar matahari. Mobil ini membawa sejumlah alat penyemprotan berbahan desinfektan. Proses penyemprotan ini dilakukan dengan sukarela dan mendatangi tempat dimana dibutuhkan. 

 Lokasi pertama yang disemptor kemarin adalah Masjid Al Askar Bucen II Entrop. Setelah masjid di kosongkan, tiga pemuda masing-masing, Rama, Fauzi dan Dewa langsung mengisi tangki penyemprotan dengan air dan cairan desinfektan. Dengan sigap sudut-sudut ruangan mulai disemprot sehingga tak ada yang tak tersentuh carian. Ini dilakukan sebelum salat jumat sehingga jamaah yang datang bisa lebih terlindungi. 

 Rama menyebut bahwa kegiatan penyemprotan ini dilakukan karena kepedulian. Pandemi virus Corona membuat banyak lokasi tidak bisa dinyatakan 100 persen steril sehingga berbagai upaya antisipasi perlu dilakukan. Rama bersama Fauzi dan Dewa sendiri bergabung sebagai volunteer di Dompet Dhuafa dan semua peralatan yang digunakan  merupakan aset Dompet Dhuafa. Dikatakan setelah menyemprot di Masjid Al Askar ia melanjutkan penyemprotan di beberapa rumah termasuk di Rumah Bakau Jayapura dan  diteruskan ke Masjid Asolihin, Abepura. 

Baca Juga :  Laporkan Komik Bahasa Melayu Papua yang Sudah Dicetak

 Dikatakan untuk proses penyemprotan ini dilakukan jika ada permintaan dan meski baru memulai ternyata permintaan masyarakat untuk rumahnya ikut disemprot sangat banyak. Ini juga yang kata pria yang tergabung dalam komunitas Maxio Jayapura ini sedikit membuat mereka kewalahan. Pasalnya beban tangki semprot yang dipakai plus panasnya suhu saat mengenakan jaket anti air membuat tubuh  cepat dehidrasi. “Ini yang paling berat, kalau memikul tangki semprotnya mungkin tak seberapa setelah menggunakan perlengkapan lainnya barulah terasa sekali panasnya,” bebernya. 

 Fauzi juga membenarkan hal tersebut dimana dari aktifitas penyemprotan sejatinya tak ada yang terlalu berat terkecuali ketika mengenakan kostum yang menutup seluruh tubuh. “Untuk beban tangki ada yang 16 liter dan ada juga yang 14 liter tapi kadang kami bergantian sebab kalau hanya satu orang yang menghandle tentunya sangat berat apalagi kalau sudah pakai jaket dan sepatu sambil naik turun tangga itu suhu badan di dalam jaket panas sekali, seperti mandi keringat sehingga tak jarang kami kelelahan,” ceritanya. 

Baca Juga :  Retribusi Sampah Rumah Tangga, Tiap KK Dipungut Rp 50 Ribu/bulan

 Apalagi lanjut Fauzi biasanya setelah selesai satu lokasi penyemprotan tiba-tiba ada yang meminta untuk dibantu disemprotkan dan ini juga yang membuat mereka semakin kewalahan. “Memang ada beberapa stakeholder yang melakukan penyemprotan tapi memang tidak bisa dibackup sendiri. Kami dari Dompet Dhuafa melakukan pelayanan demi kemanusiaan dan tidak dibayar. Ini murni kepedulian. Sementara pihak PMI Papua hingga kemarin masih terus melakukan penyemprotan.  Yang terakhir pada Jumat kemarin dilakukan di kediaman wakil gubernur kemudian dilanjutkan ke pasar mama-mama dan terakhir di terminal kedatangan pelabuhan. “Ini akan terus berlanjut dimana jadwal kami untuk hari Sabtu masih  ada,”  jelas Ketua Harian PMI, Zakeus Degei. 

 Namun  untuk lokasi  pelabuhan,  Zakeus melihat menjadi satu pintu yang sangat rawan. Apalagi sekali masuk, kapal bisa membawa ribuan orang. “Hanya kami masih sebatas penyemprotan di tangga dan terminal. Memang seharusnya lebih intens karena disini aktifitasnya ribuan orang tapi kami sendiri belum memiliki kewenangan lebih untuk itu,” bebernya. “Tadi saya tanya apakah ada SOP penanganan virus di area pelabuhan dan ternyata belum ada. Masih bebas tergantung kebijakan,” imbuhnya. PMI sendiri mengagendakan  akan memasang wastafel di Jayapura. 

 “Ia besok akan kami pasang di Jayapura, kai mulai satu dulu. Mirip di Surabayalah,” pungkasnya. (*)

Tiga remaja Kota Jayapura yang memilih ikut bergabung dalam tim penyemprotan Dompet Dhuafa ketika mempersiapkan peralatan semprot di Entrop, Jumat (20/3).  Aksi kepedulian melawan virus corona perlahan-lahan muncul di Kota Jayapura.  (FOTO: Gamel Cepos)

Melihat Upaya Anak-anak Muda Jayapua yang Ikut Bertarung Melawan Penyebaran Virus Corona

Masivenya   penyebaran virus Corona  mendorong lahirnya aksi-aksi kemanusiaan. Salah satunya yang dilakukan anak-anak muda Jayapura yang ikut dalam tim penyemprotan desinfektan.

Laporan : Abdel Gamel Naser – Jayapura 

Sebuah mobil pickup berwarna silver dengan sedikit modifikasi terlihat terus mobile mendatangi satu persatu lokasi di wilayah Entrop pada Jumat pagi kemarin. Terlihat sebuah atap terpal dengan tiang-tiang kayu yang mengelilingi seluruh bak. Ini dipakai untuk membuat penumpang di bawahnya lebih teduh dari terik sinar matahari. Mobil ini membawa sejumlah alat penyemprotan berbahan desinfektan. Proses penyemprotan ini dilakukan dengan sukarela dan mendatangi tempat dimana dibutuhkan. 

 Lokasi pertama yang disemptor kemarin adalah Masjid Al Askar Bucen II Entrop. Setelah masjid di kosongkan, tiga pemuda masing-masing, Rama, Fauzi dan Dewa langsung mengisi tangki penyemprotan dengan air dan cairan desinfektan. Dengan sigap sudut-sudut ruangan mulai disemprot sehingga tak ada yang tak tersentuh carian. Ini dilakukan sebelum salat jumat sehingga jamaah yang datang bisa lebih terlindungi. 

 Rama menyebut bahwa kegiatan penyemprotan ini dilakukan karena kepedulian. Pandemi virus Corona membuat banyak lokasi tidak bisa dinyatakan 100 persen steril sehingga berbagai upaya antisipasi perlu dilakukan. Rama bersama Fauzi dan Dewa sendiri bergabung sebagai volunteer di Dompet Dhuafa dan semua peralatan yang digunakan  merupakan aset Dompet Dhuafa. Dikatakan setelah menyemprot di Masjid Al Askar ia melanjutkan penyemprotan di beberapa rumah termasuk di Rumah Bakau Jayapura dan  diteruskan ke Masjid Asolihin, Abepura. 

Baca Juga :  Jelang Nataru, Pedagang Jangan Semena-mena Naikkan Harga

 Dikatakan untuk proses penyemprotan ini dilakukan jika ada permintaan dan meski baru memulai ternyata permintaan masyarakat untuk rumahnya ikut disemprot sangat banyak. Ini juga yang kata pria yang tergabung dalam komunitas Maxio Jayapura ini sedikit membuat mereka kewalahan. Pasalnya beban tangki semprot yang dipakai plus panasnya suhu saat mengenakan jaket anti air membuat tubuh  cepat dehidrasi. “Ini yang paling berat, kalau memikul tangki semprotnya mungkin tak seberapa setelah menggunakan perlengkapan lainnya barulah terasa sekali panasnya,” bebernya. 

 Fauzi juga membenarkan hal tersebut dimana dari aktifitas penyemprotan sejatinya tak ada yang terlalu berat terkecuali ketika mengenakan kostum yang menutup seluruh tubuh. “Untuk beban tangki ada yang 16 liter dan ada juga yang 14 liter tapi kadang kami bergantian sebab kalau hanya satu orang yang menghandle tentunya sangat berat apalagi kalau sudah pakai jaket dan sepatu sambil naik turun tangga itu suhu badan di dalam jaket panas sekali, seperti mandi keringat sehingga tak jarang kami kelelahan,” ceritanya. 

Baca Juga :  Asah Kemampuan Menulis Karya Ilmiah

 Apalagi lanjut Fauzi biasanya setelah selesai satu lokasi penyemprotan tiba-tiba ada yang meminta untuk dibantu disemprotkan dan ini juga yang membuat mereka semakin kewalahan. “Memang ada beberapa stakeholder yang melakukan penyemprotan tapi memang tidak bisa dibackup sendiri. Kami dari Dompet Dhuafa melakukan pelayanan demi kemanusiaan dan tidak dibayar. Ini murni kepedulian. Sementara pihak PMI Papua hingga kemarin masih terus melakukan penyemprotan.  Yang terakhir pada Jumat kemarin dilakukan di kediaman wakil gubernur kemudian dilanjutkan ke pasar mama-mama dan terakhir di terminal kedatangan pelabuhan. “Ini akan terus berlanjut dimana jadwal kami untuk hari Sabtu masih  ada,”  jelas Ketua Harian PMI, Zakeus Degei. 

 Namun  untuk lokasi  pelabuhan,  Zakeus melihat menjadi satu pintu yang sangat rawan. Apalagi sekali masuk, kapal bisa membawa ribuan orang. “Hanya kami masih sebatas penyemprotan di tangga dan terminal. Memang seharusnya lebih intens karena disini aktifitasnya ribuan orang tapi kami sendiri belum memiliki kewenangan lebih untuk itu,” bebernya. “Tadi saya tanya apakah ada SOP penanganan virus di area pelabuhan dan ternyata belum ada. Masih bebas tergantung kebijakan,” imbuhnya. PMI sendiri mengagendakan  akan memasang wastafel di Jayapura. 

 “Ia besok akan kami pasang di Jayapura, kai mulai satu dulu. Mirip di Surabayalah,” pungkasnya. (*)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya