BTM juga menyebutkan bahwa dirinya sempat mengikuti berbagai program eksekutif di luar negeri sebagai bentuk keseriusan dalam menambah wawasan kepemimpinan.
Di antaranya Program Eksekutif Kepala Daerah di Universitas Harvard, Amerika Serikat (2012), Program Eksekutif di National University of Singapore (2013), serta Program Eksekutif di Northwestern University Transportation Center, AS (2013).
“Ini semua bukti keteguhan saya dalam mengejar pendidikan. Saya tidak ingin dapat gelar karena uang,” tegasnya.
Pada kesempatan itu, mantan Wali Kota Jayapura dua periode ini juga menyampaikan visi dan misi pencalonannya sebagai Gubernur Papua. Ia mengatakan telah menyiapkan konsep pembangunan yang matang, berdasarkan pengalaman kepemimpinannya sebelumnya.
“Ketika saya menjabat Wali Kota Jayapura, saya berhasil meningkatkan APBD Kota dari Rp 70 miliar menjadi kurang lebih Rp 290 miliar. Hal baik ini yang akan saya bawa ke tingkat provinsi,” kata BTM.
Menanggapi berbagai isu miring yang dialamatkan kepadanya, termasuk tuduhan soal kinerja dan dugaan korupsi selama menjabat di Kota Jayapura, BTM menyatakan bahwa ia memilih untuk tidak membalas dengan kemarahan.
“Saya tidak pernah membalas orang yang memfitnah atau menghujat saya. Saya yakin apa yang mereka lakukan itu hanya demi menghidupi keluarganya. Saya memaafkan mereka,” ucapnya.
Di hadapan para relawan, ia juga mengajak agar dalam berpolitik tetap mengedepankan etika dan tidak menjatuhkan lawan dengan ujaran kebencian, baik di media sosial maupun media mainstream.
“Kita semua sama di hadapan Tuhan. Biarkan orang lain menghina kita, tapi jangan balas dengan cacian dan makian. Balaslah dengan doa pengampunan, agar Tuhan mengampuni mereka karena mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat,” tutupnya. (rel/tri)
Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos
BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS https://www.myedisi.com/cenderawasihpos