Monday, April 29, 2024
25.7 C
Jayapura

Warga Kampung Kesal, Engros Selalu Jadi Pelabuhan Sampah

JAYAPURA-Dua warga kampung Engros terlihat kesal jika melihat situasi hujan di Kota Jayapura. Pasalnya jika intensitas hujan tinggi maka dipastikan air hujan akan membawa banyak sampah ke laut Teluk Yotefa yang kemudian mampir dan tertambat di Kampung Engros. Mereka kesal lantaran merasa tidak pernah mengotori kota namun mengapa wilayah kampung selalu menerima sampah dari kota.

  “Jelas kami protes sebab kami tidak pernah mengotori kota tapi kenapa sampah – sampah di kota selalu dikirim ke kampung kami. Apalagi saat hujan itu sudah pasti kami akan panen sampah,” beber Orgenes Meraudje, mantan kepala kampung Engros kepada Cenderawasih Pos belum lama ini.

Baca Juga :  Bawa 10 Paket Ganja, Warga PNG Diamankan di Pos Penyekatan

   Ia menyampaikan bahwa banyaknya sampah yang terbuang ke lautan mau tidak mau sebagian akan hanyut terbawa ombak hingga ke Teluk Yotefa dan sebagian lagi akan tertambat ke hutan bakau yang menjadi tempat mencari bagi kaum perempuan. “Kalau masyarakat kampung tidak suka bisa – bisa mereka palang jalur pembuangan dan sampah kembali ke kota. Itu bukan sampah kami kenapa dibuang ke kami. Apakah kampung kami ini seperti tempat sampah?,” cecarnya. Senada disampaikan Petronela Meraudje yang merasa agak rishi ketika ia bersama ibu – ibu mencari bia di kawasan hutan bakau.

    “Gatal, badan sekarang kalo turun biasa gatal. Airnya sudah berbeda, macam ada limbah cair begitu,” ujar Petronela. Menurutnya sampah paling banyak adalah sampah plastic kemudian ada juga bangkai hewan yang akhirnya membuat aroma menjadi tidak sedap.

Baca Juga :  Wali Kota: KPK Jangan Main-main dengan Dana Kampung

   “Ini tentu menganggu kami yang biasa masuk ke dalam hutan mencari bia. Terpaksa kami harus bersihkan sampah dulu baru mencari. Dulunya tidak begini tapi sekarang sampah terlalu banyak dan itu semua dari kota sebab kami di kampung biasa ada perahu yang angkut,” sindirnya. Ia berharap warga kota lebih bijak untuk tidak merugikan orang lain.

“Jadi coba pikir itu sampah yang dibuang nanti masuk ke saluran air dan menuju kampung kami,” cecarnya. (ade/tri)

JAYAPURA-Dua warga kampung Engros terlihat kesal jika melihat situasi hujan di Kota Jayapura. Pasalnya jika intensitas hujan tinggi maka dipastikan air hujan akan membawa banyak sampah ke laut Teluk Yotefa yang kemudian mampir dan tertambat di Kampung Engros. Mereka kesal lantaran merasa tidak pernah mengotori kota namun mengapa wilayah kampung selalu menerima sampah dari kota.

  “Jelas kami protes sebab kami tidak pernah mengotori kota tapi kenapa sampah – sampah di kota selalu dikirim ke kampung kami. Apalagi saat hujan itu sudah pasti kami akan panen sampah,” beber Orgenes Meraudje, mantan kepala kampung Engros kepada Cenderawasih Pos belum lama ini.

Baca Juga :  Bawa 10 Paket Ganja, Warga PNG Diamankan di Pos Penyekatan

   Ia menyampaikan bahwa banyaknya sampah yang terbuang ke lautan mau tidak mau sebagian akan hanyut terbawa ombak hingga ke Teluk Yotefa dan sebagian lagi akan tertambat ke hutan bakau yang menjadi tempat mencari bagi kaum perempuan. “Kalau masyarakat kampung tidak suka bisa – bisa mereka palang jalur pembuangan dan sampah kembali ke kota. Itu bukan sampah kami kenapa dibuang ke kami. Apakah kampung kami ini seperti tempat sampah?,” cecarnya. Senada disampaikan Petronela Meraudje yang merasa agak rishi ketika ia bersama ibu – ibu mencari bia di kawasan hutan bakau.

    “Gatal, badan sekarang kalo turun biasa gatal. Airnya sudah berbeda, macam ada limbah cair begitu,” ujar Petronela. Menurutnya sampah paling banyak adalah sampah plastic kemudian ada juga bangkai hewan yang akhirnya membuat aroma menjadi tidak sedap.

Baca Juga :  Banyak Perumahan Baru di Koya, Butuh Pelayanan PDAM

   “Ini tentu menganggu kami yang biasa masuk ke dalam hutan mencari bia. Terpaksa kami harus bersihkan sampah dulu baru mencari. Dulunya tidak begini tapi sekarang sampah terlalu banyak dan itu semua dari kota sebab kami di kampung biasa ada perahu yang angkut,” sindirnya. Ia berharap warga kota lebih bijak untuk tidak merugikan orang lain.

“Jadi coba pikir itu sampah yang dibuang nanti masuk ke saluran air dan menuju kampung kami,” cecarnya. (ade/tri)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya