MERAUKE-Kendati daerah Tambang Emas Kawe masuk dalam wilayah Kabupaten Pegunungan Bintang, namun akses menuju ke daerah tambang masyarakat tersebut lebih mudah lewat jalur Kabupaten Boven Digoel.
“Kalau data pada kami itu penambangan batuan dan penambangan emas masif ada di Pegunungan Bintang. Tapi akses menuju penambangan di Pegunungan Bintang itu ada di Boven Digoel. Lebih mudah dijangkau dari Boven Digoel,” kata Kepala Dinas Cabang Energi, Sumber Daya Mineral (SDM) Wilayah Merauke, Boven Diogoel, Mappi dan Asmat Ronny R Manuputty.
Dampak pertama dari adanya penambangan rakyat di Pegunungan Bintang yang lebih mudah dijangkau lewat dari Tanah Merah, Kabupaten Boven Digoel, kata Ronny membuat BBM di Boven Digoel sering mengalami kelangkaan. “Karena sebagian besar BBM itu dimasukan ke daerah tambang untuk menyemprot-menyenprot tanah untuk mencari emas,” katanya.
Pengiriman dan penjualan BBM secara ilegal ke daerah tambang emas tersebut, jelas Ronny, tidak boleh. Karena hak masyarakat Boven Digoel yang dibawa oleh ‘oknum’ ke daerah tambang. ‘’Sehingga Boven Digoel mengalami kerawanan BBM yang begitu tinggi,” terangnya.
Dampak lainnya, jelas Ronny adalah adanya perubahan pranata sosial terkait dengan adanya penambangan di Pegunungan Bintang tersebut. Dimana orang mulai menilai semuanya dengan uang. “Terjadi pengeseran nilai-nilai sosial,” katanya.
Menurut dia, tugas pihaknya dari Dinas ESDM yang membawahi 4 wilayah di Selatan Papua yakni Merauke, Boven Digoel, Mappi dan Asmat, adalah akan memberikan sosialisasi kepada masyarakat terkait dampak dari penambangan.
“Karena terindikasi penggunaan logam lain, seperti penggunaan mercuri dalam penambangan. Tapi, kita akan melakukan eksplorasi dulu, sehingga di sana dalam hal pertambangan ditata. Karena di sana masih menggunakan mercuri,” tandasnya. (ulo/tri)