Thursday, December 4, 2025
25.2 C
Jayapura

Jangan Sampai DOB Bikin OAP Tergusur dari Tanahnya Sendiri

Ditanya soal kasus musibah banjir bandang di Sumatera Utara, Barat dan Aceh yang banyak memakan korban jiwa akibat pembabatan hutan dan sesuati yang mungkin terjadi di Merauke, Komaruddin Watubun menilai bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang telat berpikir.

‘’Setiap ada peristiwa begini, dan setiap tahunnya saat musim hujan pasti terjadi. Mau di Jawa, Sumatera dan tempat lainnya. Tapi tidak tobat-tobat juga. Begitu rakusnya orang lihat harta tambang, habis digali, pohon habis dibabat. Ini kan, tangan-tangan jahil yang rampok dan tidak punya tanggung jawab untuk kehidupan berbangsa dan negara,’’ katanya.

Banjir bandang yang terjadi tersebut akibat pembabatan hutan dari adanya tambang-tambang tersebut sehingga menurutnya, harus ada kesadaran kolektif. Namun dia menilai, yang merusak secara skala besar adalah kebijakan negara itu sendiri. Sedangkan rakyat sendiri paling satu dua pohon yang dipotong.

Baca Juga :  Reza Afriyanto Jabat Kepala Subseksi Operasi dan Siaga SAR Merauke   

‘’Tapi begitu kebijakan negara sudah masuk ke sana, sudah rusak itu. Tapi saya pikir ini juga bagus supaya pak Prabowo ada perhatiannya. Selain lain-lain yang sudah menjadi perhatiannya, kita harap masalah ini menjadi perhatian utama, sehingga ketika ada hujan kita akan ulang yang sama,’’ jelasnya.

Menurutnya, termasuk yang terjadi di Papua Selatan. Lanjut dia, beberapa kali pergi mengecek, meskipun program tersebut tidak berjalan dan begitu-begitu saja.

Komaruddin juga menyoroti PSN yang dibangun di Wanam yang terkesan tertutup. ‘’Saya minggu pertama datang dan Pemda saja tidak tahu ada kapal pesiar di laut sana. Mereka datang dan helikopter turun dan tinggal di laut, dari jamannya Ibu Sri Mulyani. Ada apa sih yang disembunyikan. Proyek itu juga bikin rusak Pulai Kei. Karena bagian atas digali timbun dibawah padahal itu pulau kecil,’’ terangnya.

Baca Juga :  Dian Novita Pietersz Jabat Wakapolres Merauke

Ditanya soal kasus musibah banjir bandang di Sumatera Utara, Barat dan Aceh yang banyak memakan korban jiwa akibat pembabatan hutan dan sesuati yang mungkin terjadi di Merauke, Komaruddin Watubun menilai bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang telat berpikir.

‘’Setiap ada peristiwa begini, dan setiap tahunnya saat musim hujan pasti terjadi. Mau di Jawa, Sumatera dan tempat lainnya. Tapi tidak tobat-tobat juga. Begitu rakusnya orang lihat harta tambang, habis digali, pohon habis dibabat. Ini kan, tangan-tangan jahil yang rampok dan tidak punya tanggung jawab untuk kehidupan berbangsa dan negara,’’ katanya.

Banjir bandang yang terjadi tersebut akibat pembabatan hutan dari adanya tambang-tambang tersebut sehingga menurutnya, harus ada kesadaran kolektif. Namun dia menilai, yang merusak secara skala besar adalah kebijakan negara itu sendiri. Sedangkan rakyat sendiri paling satu dua pohon yang dipotong.

Baca Juga :  PASI Papua Selatan Mulai Gelar Latihan

‘’Tapi begitu kebijakan negara sudah masuk ke sana, sudah rusak itu. Tapi saya pikir ini juga bagus supaya pak Prabowo ada perhatiannya. Selain lain-lain yang sudah menjadi perhatiannya, kita harap masalah ini menjadi perhatian utama, sehingga ketika ada hujan kita akan ulang yang sama,’’ jelasnya.

Menurutnya, termasuk yang terjadi di Papua Selatan. Lanjut dia, beberapa kali pergi mengecek, meskipun program tersebut tidak berjalan dan begitu-begitu saja.

Komaruddin juga menyoroti PSN yang dibangun di Wanam yang terkesan tertutup. ‘’Saya minggu pertama datang dan Pemda saja tidak tahu ada kapal pesiar di laut sana. Mereka datang dan helikopter turun dan tinggal di laut, dari jamannya Ibu Sri Mulyani. Ada apa sih yang disembunyikan. Proyek itu juga bikin rusak Pulai Kei. Karena bagian atas digali timbun dibawah padahal itu pulau kecil,’’ terangnya.

Baca Juga :  Aksi Demo Tidak Masalah, Asal Santun

Berita Terbaru

Artikel Lainnya