Saturday, April 27, 2024
25.7 C
Jayapura

200 Korban Kerusuhan Wamena Mengungsi ke Merauke

Korban Kerusuhan Wamena saat tiba di Merauke dengan menggunakan pesawat Hercules dari Bandara Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Selasa (1/10).   (FOTO : Sulo/Cepos )

MERAUKE-Sedikitnya, 200 korban kerusuhan Wamena mengungsi ke Merauke  dengan menggunakan pesawat  Hercules,  Selasa (1/10), kemarin. Dari 200 orang  yang mengungsi ke Merauke  itu terdiri dari  dewasa 145 orang,  anak-anak 46 orang dan  bayi 6 orang. Pesawat Hercules yang terbang  dari Wamena sekitar  pukul 10.30 WIT tiba di Bandara Mopah Merauke  sekitar  pukul 11.30 WIT. 

  Ketika turun  dari pesawat, nama-nama mereka langsung didata. Setelah   itu kemudian diberi  makan sebelum diantar ke  GOR Hiad  Sai Merauke tempat penampungan   bagi para  pengungsi  tersebut. Namun ada  juga  yang langsung dijemput oleh keluarga mereka saat  tiba  di Merauke.  

   Danlanud Merauke Kolonel Penerbang Deni Hasoloan Simanjuntak,  Sekda Drs Daniel  Pauta,  Kapolres Merauke AKBP Bahara Marpaung, SH, Kasdim  1707/Merauke  Mayor Inf. Abdul Hadi, SSos, Wadanyon Brimob  Merauke   AKP Fredinan Pipa  menyambut   kedatangan   para pengungsi  di Bandara   tersebut. 

  Kepada wartawan, Danlanud  Merauke  Kolonel Penerbang Deni Hasoloan Simanjuntak, mengungkapkan bahwa  total korban kerusuhan  Wamena yang    mengungsi  ke Merauke  tersebut sebanyak  200 orang. Terdiri   dari  145 orang dewasa,  46 anak-anak dan 6 bayi. Dari jumlah    tersebut, 14 diantara  mengeluh sakit  seperti  flu dan sakit kepala. Sedangkan  3 orang  sakit  termasuk 1 orang diantaranya   ibu hamil dan  langsung dilarikan ke  rumah sakit  ketika  para pengungsi tersebut turun dari  Hercules. 

Baca Juga :  Masyarakat Dimintai Waspadai Kasus DBD

   Danlanud  menjelaskan  bahwa, jumlah   korban   kerusuhan Wamena yang sudah mendaftar   akan mengungsi  ke Merauke sebanyak  450 orang. “Tapi yang datang hari  ini  baru 200  orang. Sisanya  masih di Wamena,’’ kata Danlanud. 

   Danlanud menyebutkan bahwa    pada Selasa (1/10) kemarin, jumlah   trip  atau penerbangan  Hercules dari Wamena  sebanyak 9 kali. Dimana 8 kali  diantaranya ke Jayapura dan satu penerbangan ke Merauke. ‘‘Untuk    yang sisanya  masih  tinggal di Wamena, kita masih    menunggu untuk  penerbangan berikutnya. Kita belum   tahu  kapan, tapi kita tinggal menunggu,” terangnya. 

   Sekda Drs Daniel  Pauta  meminta seluruh  pengungsi yang turun   tersebut  untuk  dibawa seluruhnya ke GOR Hiad  Sai  untuk didata sebelum  keluarganya  datang mengambil  bagi  yang punya keluarga di  Merauke.   ‘’Ini  kita  data dulu, supaya   tidak tercecer. Kalau perlu  kita tahu dibawa   oleh siapa dan tinggal dimana  supaya mudah  terkoordinasi,’’ jelasnya   Sekda.  Namun bagi   yang tidak memiliki keluarga di Merauke, Pemda    Merauke  siap  untuk menampung   di GOR Hiad Sai  tersebut. 

Baca Juga :  Dipatok Ular, Peneliti dari ITB Tewas

  Sementara  itu, dari   penuturan  sejumlah pengungsi  tersebut, mengaku jika Wamena  sebenarnya sudah  mulai  kondusif. Karena    sebagian  besar   mengungsi  sehingga  terpaksa  juga mengungsi. “Karena   kiri kanan tetangga sudah  pada mengungsi  keluar dari Wamena,”  kata seorang    pengungsi  tersebut. (ulo/tri)  

Korban Kerusuhan Wamena saat tiba di Merauke dengan menggunakan pesawat Hercules dari Bandara Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Selasa (1/10).   (FOTO : Sulo/Cepos )

MERAUKE-Sedikitnya, 200 korban kerusuhan Wamena mengungsi ke Merauke  dengan menggunakan pesawat  Hercules,  Selasa (1/10), kemarin. Dari 200 orang  yang mengungsi ke Merauke  itu terdiri dari  dewasa 145 orang,  anak-anak 46 orang dan  bayi 6 orang. Pesawat Hercules yang terbang  dari Wamena sekitar  pukul 10.30 WIT tiba di Bandara Mopah Merauke  sekitar  pukul 11.30 WIT. 

  Ketika turun  dari pesawat, nama-nama mereka langsung didata. Setelah   itu kemudian diberi  makan sebelum diantar ke  GOR Hiad  Sai Merauke tempat penampungan   bagi para  pengungsi  tersebut. Namun ada  juga  yang langsung dijemput oleh keluarga mereka saat  tiba  di Merauke.  

   Danlanud Merauke Kolonel Penerbang Deni Hasoloan Simanjuntak,  Sekda Drs Daniel  Pauta,  Kapolres Merauke AKBP Bahara Marpaung, SH, Kasdim  1707/Merauke  Mayor Inf. Abdul Hadi, SSos, Wadanyon Brimob  Merauke   AKP Fredinan Pipa  menyambut   kedatangan   para pengungsi  di Bandara   tersebut. 

  Kepada wartawan, Danlanud  Merauke  Kolonel Penerbang Deni Hasoloan Simanjuntak, mengungkapkan bahwa  total korban kerusuhan  Wamena yang    mengungsi  ke Merauke  tersebut sebanyak  200 orang. Terdiri   dari  145 orang dewasa,  46 anak-anak dan 6 bayi. Dari jumlah    tersebut, 14 diantara  mengeluh sakit  seperti  flu dan sakit kepala. Sedangkan  3 orang  sakit  termasuk 1 orang diantaranya   ibu hamil dan  langsung dilarikan ke  rumah sakit  ketika  para pengungsi tersebut turun dari  Hercules. 

Baca Juga :  Pansus DPR Merauke Beri 8 Catatan Pelaksanaan APBD 2022

   Danlanud  menjelaskan  bahwa, jumlah   korban   kerusuhan Wamena yang sudah mendaftar   akan mengungsi  ke Merauke sebanyak  450 orang. “Tapi yang datang hari  ini  baru 200  orang. Sisanya  masih di Wamena,’’ kata Danlanud. 

   Danlanud menyebutkan bahwa    pada Selasa (1/10) kemarin, jumlah   trip  atau penerbangan  Hercules dari Wamena  sebanyak 9 kali. Dimana 8 kali  diantaranya ke Jayapura dan satu penerbangan ke Merauke. ‘‘Untuk    yang sisanya  masih  tinggal di Wamena, kita masih    menunggu untuk  penerbangan berikutnya. Kita belum   tahu  kapan, tapi kita tinggal menunggu,” terangnya. 

   Sekda Drs Daniel  Pauta  meminta seluruh  pengungsi yang turun   tersebut  untuk  dibawa seluruhnya ke GOR Hiad  Sai  untuk didata sebelum  keluarganya  datang mengambil  bagi  yang punya keluarga di  Merauke.   ‘’Ini  kita  data dulu, supaya   tidak tercecer. Kalau perlu  kita tahu dibawa   oleh siapa dan tinggal dimana  supaya mudah  terkoordinasi,’’ jelasnya   Sekda.  Namun bagi   yang tidak memiliki keluarga di Merauke, Pemda    Merauke  siap  untuk menampung   di GOR Hiad Sai  tersebut. 

Baca Juga :  Tiga Bulan Ditahan, 12 Tersangka Makar 'Dibebaskan'

  Sementara  itu, dari   penuturan  sejumlah pengungsi  tersebut, mengaku jika Wamena  sebenarnya sudah  mulai  kondusif. Karena    sebagian  besar   mengungsi  sehingga  terpaksa  juga mengungsi. “Karena   kiri kanan tetangga sudah  pada mengungsi  keluar dari Wamena,”  kata seorang    pengungsi  tersebut. (ulo/tri)  

Berita Terbaru

Artikel Lainnya