Kata Kasman, ada delapan indikator pokok dan lima indikator pendukung, suatu kelurahan/kampung bisa dikatakan bersinar, tetapi dia tidak menyebutkannya lebih detail.
Kedua, Pertahanan keluarga anti narkoba, dijelaskannya program ini bertujuan untuk menghindari keluarga dari penyalahgunaan narkoba. Ketiga, Soft skill, untuk digunakan melatih para guru-guru bimbingan konseling untuk menjadi pionir dan perpanjangan tangan BNN di sekolah-sekolah.
“Rekrutmen kita adalah guru-guru BK, ini sedang kita proses rekrutmen, rekrutmen guru BK ini nanti di awal Juli itu mungkin pelatihan untuk guru-guru BK yang ada di kota Jayapura,” ujarnya.
Keempat, Program intervensi berbasis masyarakat. Tidak hanya itu, ada juga program tambahan BNN yakni program giat anti narkoba. Dalam program ini, pihaknya akan merekrut ketua RT/RW setempat, dilatih menjadi pioner untuk mencegah masuknya narkoba di kampung dan di kelurahan.
Kasman melanjutkan, ada dua kelurahan di Kota Jayapura yang sering menjadi tempat pengedar narkoba selama ini, diantaranya Kelurahan Adipura dan Kelurahan Gurabesi.
Dua kelurahan itu menjadi perhatian khusus BNN Papua, dengan menjadikannya Kelurahan atau Kampung Bersinar. “Sehingga dua wilayah tersebut ada tiga indikator yang kami temukan, sehingga pada tahun 2024 ini mencoba untuk memfokuskan,” lanjutnya.
Diketahui BNN juga telah dilakukan berkerja sama dengan PKK Provinsi dan PKK Kota Jayapura. Ada beberapa rekomendasi dari PKK Kota Jayapura untuk BNN kedepannya, salah satunya adalah mewujudkan Kota Jayapura, kota yang bersih dari narkoba.
Untuk itu, Kasman mengapresiasi atas inisiatif dari beberapa sekolah yang secara mandiri mendeteksi penyalahgunaan narkotika di kalangan pelajar. Pada tahun ajaran baru ini juga, pihaknya telah dihubungi oleh sejumlah sekolah mulai dari tingkat SD hingga perguruan tinggi untuk memberikan sosialisasi terkait dengan efek dari penyalahgunaan narkoba.
“Beberapa kepala sekolah yang sudah menghubungi kami, untuk dijadwalkan teman-teman BNN untuk mengisi acara MPLS (Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah), itu rutin dilakukan tiap tahun,” bebernya.
Selain itu, lanjut Kasman, untuk mengantisipasi masuknya Narkoba di lingkungan sekolah, maka pihak sekolah harus melakukan deteksi dini tiap tiga bulan sekali. Menurutnya deteksi dini dengan melakukan tes urine yang dilakukan oleh beberapa sekolah di Kota Jayapura untuk mencegah masuknya obat terlarang di lingkup sekolah itu bagus.
“Saya mengapresiasi dan berterimakasih atas peran aktif dari sekolah yang secara masif itu melaksanakan deteksi dini narkotika, Alhamdulillah selama Januari sampai sekarang tidak menemukan, artinya negatif,” ungkapnya.
Diakuinya bahwa untuk menghilangkan narkoba hingga Nol persen (0%) sangat sulit, akan tetapi Ia berharap, pihaknya akan selalu berusaha untuk meminimalisirnya.
Dia pun mengimbau kepada seluruh masyarakat yang ada di Kota Jayapura dan Papua keseluruhan untuk selalu berhati-hati, karena obat terlarang itu sudah dimana-mana. Untuk itu, ia mengajak masyarakat harus teliti, jeli jangan sampai salah memilih teman pergaulan, sebab pergaulan bebas sangat berpengaruh untuk mengkonsumsi barang terlarang tersebut, berharap masyarakat tidak mengkonsumsi atau mencoba. (*/tri)
Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos
BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS https://www.myedisi.com/cenderawasihpos