Friday, March 29, 2024
25.7 C
Jayapura

Ajudan Istana Datang, Sterilkan Lagi Semua Alat Makan

Warung Adi, Sanur, Memikat Presiden Jokowi dengan Sajian Nasi Campur Sarat Lauk (37)

Nasi Bali menjadi sajian kuliner yang tak boleh ketinggalan jika melawat ke Pulau Dewata. Itu juga berlaku bagi Presiden Ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi). Di antara banyaknya warung dan resto yang menyajikan nasi khas Bali tersebut, favorit Jokowi adalah Warung Adi di Sanur.

MARIYAMA DINA, Sanur

PEMILIK Warung Adi bernama Desak Nyoman Suciati. Dia sengaja menamai warungnya dengan nama putra sulungnya, Adi. ”Waktu itu saya ingat betul, anak saya masih berusia 4 bulanan pada 1989,” katanya ketika ditemui Jawa Pos di warungnya pada pertengahan Desember lalu.

Sejak masih gadis, Desak memang hobi memasak. Sebagai perempuan Bali, semua makanan khas dengan bumbu Bali menjadi keahliannya. Kini hobi itulah yang menjadi mata pencahariannya. Warung Adi yang hanya berjarak sekitar 20 menit bermobil dari Bandar Udara Internasional I Gusti Ngurah Rai menjadi jujukan para wisatawan, baik asing maupun dalam negeri. Bahkan para artis dan pejabat.

Sekitar tujuh tahun lalu, Presiden Jokowi singgah ke Warung Adi. Rupanya, cerita tentang lezatnya masakan Desak sampai juga ke telinga pemimpin 60 tahun tersebut. Desak menyebut kedatangan Jokowi sangatlah mendadak.

Pagi itu, Desak baru saja membuka warungnya. Jam menunjukkan pukul 9 pagi ketika ajudan Istana Presiden memberitahukan kepadanya bahwa Jokowi akan mampir ke warungnya untuk bersantap. Sesuai dengan protokoler kepresidenan, Jokowi tentu tak datang sendirian, tetapi bersama rombongan.

”Waktu itu benar-benar kaget sampai keringetan. Sebab, infonya sangat mendadak. Jadi, buru-buru semua kami rapikan lagi dan steril semua peralatan makan,” kisahnya. Semua piring, sendok, dan garpu segera Desak rebus untuk memastikan tak ada kuman yang menempel. ”Sebenarnya steril alat makan dengan merebus selalu kami lakukan saat sore, pas sudah tutup. Tiap hari. Tapi, hari itu kami sterilkan lagi pada pagi hari untuk kembali memastikan semua aman,” terangnya.

Baca Juga :  Hanya Gunakan Keluak Lumajang, SBY Naikkan PAmor Tempe Goreng dan Tempe Bacem

Sekitar satu jam kemudian, Jokowi tiba. Hari itu, warungnya di-booking sepenuhnya. Sejak pagi hingga siang. Bahkan, jalanan di depan Warung Adi ikut disterilkan. Ada sekitar 200 orang dalam rombongan Jokowi saat itu.

Kedatangan Jokowi ke Warung Adi tentu menghebohkan warga sekitar. Meski area sekitar warung bersih dari kendaraan yang parkir, tak seperti biasanya, warga masih bisa berlalu-lalang di jalanan depan. Mereka hilir mudik dan sesekali mengintip ke Warung Adi untuk melihat sang presiden. ”Saat itu banyak sekali yang minta foto dan nggak papa juga sama Pak Jokowi,” ujar Desak.

Sejak itu, Istana Kepresidenan Tampaksiring, Bali, sering memesan menu nasi Bali dari Warung Adi. Khususnya bila Jokowi sedang mengunjungi Bali. ”Dulu sering sekali pas periode awal beliau. Hampir sebulan sekali pasti ada pesanan. Tapi, memang pada masa periode kedua ini sudah jarang,” ungkap Desak.

Selain Jokowi, Presiden Ke-5 RI Megawati Soekarnoputri ternyata juga sering membeli nasi Bali di Warung Adi. ”Tapi, kalau Bu Mega, memang selalu dibungkus. Belum pernah mampir,” jelasnya.

Megawati mulai memesan nasi Bali di warung Desak sejak kongres PDI. ”Karena kongresnya kan sering sekali digelar di Bali,” ungkapnya.

Pesanan Megawati selama kongres selalu nasi campur. Komposisinya, menurut Desak, nasi sedikit, tetapi lauknya banyak. Megawati juga selalu minta nasi pesanannya dibungkus dengan daun. Nasi Bali yang juga sering disebut nasi campur Bali di Warung Adi tidaklah saklek. Lauknya bisa disesuaikan dengan keinginan pembeli.

Nasinya pun demikian. Boleh nasi sedikit dan lauk banyak seperti Megawati. Boleh pula hanya memilih lauk tertentu sebagai teman makan nasi. Yang lebih penting lagi, Desak mempersilakan pembeli memilih sendiri komposisi nasi dan lauk sesuai dengan isi kantong masing-masing.

Baca Juga :  Pertamina Mampu Mengubah Kobek Milenial Kian Mandiri dan Kini Kebanjiran Order

”Jadi, memang saya nggak mau terlalu yang gimana-gimana. Boleh banget kalau mau milih isinya apa, porsinya seberapa, bahkan kalau waktu itu hanya punya Rp 5.000 juga akan kami sesuaikan,” tuturnya.

Desak memasak sendiri lauk-pauk yang disajikannya di Warung Adi. Setiap hari dia dibantu putri-putrinya. Dia juga mempersilakan siapa pun yang datang untuk melihat proses memasak. Memilih langsung lauk yang sedang digoreng pun boleh-boleh saja.

Kepada Jawa Pos, Desak menyampaikan bahwa nasi Bali ala Warung Adi memang sarat lauk. Mulai ikan laut sambal matah, kulit ayam goreng, sayur urap Bali dengan kacang panjang, kecambah, hingga pare. Ada pula ayam goreng bumbu Bali, ayam betutu bumbu Bali, ayam panggang bumbu Bali, udang bumbu Bali, sate lilit ayam bumbu Bali, kuah atau sup betutu, telur rebus, hingga sambal Bali.

Variasi yang sangat banyak di dalam satu menu itulah yang menjadikan nasi campur Bali di Warung Adi istimewa. Desak sengaja memasak sebagian besar lauknya dengan bumbu Bali. ”Bumbu Bali itu ibaratnya bumbu lengkap. Lauk apa saja sebenarnya bisa dimasak dengan bumbu ini,” terangnya.

Sementara itu, selain perbedaan sajian dalam porsi nasi Bali ala warungnya, Desak menjadikan tempat makannya sebagai daya tarik. Dia tak segan membangun ini-itu di warungnya. Pada Desember tahun lalu, Desak sedang merenovasi warungnya. Dia menambahkan satu lantai di atas warungnya.

Rencananya, Desak melengkapi lantai 2 dengan tempat ngopi. ”Sebab, selama pandemi, tren orang sepedaan pagi-pagi itu meningkat. Jadi, banyak yang sering cari warung kopi juga. Selain warung nasi, kami coba sediakan lengkap dengan warung kopinya,” paparnya.

Desak menegaskan, gempuran pandemi yang membuat Bali terpuruk harus disikapi dengan inovasi dan kreasi. Dia terus melakukan gebrakan untuk bisa bertahan. (*/c14/hep/JPG)

Warung Adi, Sanur, Memikat Presiden Jokowi dengan Sajian Nasi Campur Sarat Lauk (37)

Nasi Bali menjadi sajian kuliner yang tak boleh ketinggalan jika melawat ke Pulau Dewata. Itu juga berlaku bagi Presiden Ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi). Di antara banyaknya warung dan resto yang menyajikan nasi khas Bali tersebut, favorit Jokowi adalah Warung Adi di Sanur.

MARIYAMA DINA, Sanur

PEMILIK Warung Adi bernama Desak Nyoman Suciati. Dia sengaja menamai warungnya dengan nama putra sulungnya, Adi. ”Waktu itu saya ingat betul, anak saya masih berusia 4 bulanan pada 1989,” katanya ketika ditemui Jawa Pos di warungnya pada pertengahan Desember lalu.

Sejak masih gadis, Desak memang hobi memasak. Sebagai perempuan Bali, semua makanan khas dengan bumbu Bali menjadi keahliannya. Kini hobi itulah yang menjadi mata pencahariannya. Warung Adi yang hanya berjarak sekitar 20 menit bermobil dari Bandar Udara Internasional I Gusti Ngurah Rai menjadi jujukan para wisatawan, baik asing maupun dalam negeri. Bahkan para artis dan pejabat.

Sekitar tujuh tahun lalu, Presiden Jokowi singgah ke Warung Adi. Rupanya, cerita tentang lezatnya masakan Desak sampai juga ke telinga pemimpin 60 tahun tersebut. Desak menyebut kedatangan Jokowi sangatlah mendadak.

Pagi itu, Desak baru saja membuka warungnya. Jam menunjukkan pukul 9 pagi ketika ajudan Istana Presiden memberitahukan kepadanya bahwa Jokowi akan mampir ke warungnya untuk bersantap. Sesuai dengan protokoler kepresidenan, Jokowi tentu tak datang sendirian, tetapi bersama rombongan.

”Waktu itu benar-benar kaget sampai keringetan. Sebab, infonya sangat mendadak. Jadi, buru-buru semua kami rapikan lagi dan steril semua peralatan makan,” kisahnya. Semua piring, sendok, dan garpu segera Desak rebus untuk memastikan tak ada kuman yang menempel. ”Sebenarnya steril alat makan dengan merebus selalu kami lakukan saat sore, pas sudah tutup. Tiap hari. Tapi, hari itu kami sterilkan lagi pada pagi hari untuk kembali memastikan semua aman,” terangnya.

Baca Juga :  Uang Belanja Hanya Rp 500 Ribu/Bulan, Saat Hamil pun Masih Sempat Dianiaya

Sekitar satu jam kemudian, Jokowi tiba. Hari itu, warungnya di-booking sepenuhnya. Sejak pagi hingga siang. Bahkan, jalanan di depan Warung Adi ikut disterilkan. Ada sekitar 200 orang dalam rombongan Jokowi saat itu.

Kedatangan Jokowi ke Warung Adi tentu menghebohkan warga sekitar. Meski area sekitar warung bersih dari kendaraan yang parkir, tak seperti biasanya, warga masih bisa berlalu-lalang di jalanan depan. Mereka hilir mudik dan sesekali mengintip ke Warung Adi untuk melihat sang presiden. ”Saat itu banyak sekali yang minta foto dan nggak papa juga sama Pak Jokowi,” ujar Desak.

Sejak itu, Istana Kepresidenan Tampaksiring, Bali, sering memesan menu nasi Bali dari Warung Adi. Khususnya bila Jokowi sedang mengunjungi Bali. ”Dulu sering sekali pas periode awal beliau. Hampir sebulan sekali pasti ada pesanan. Tapi, memang pada masa periode kedua ini sudah jarang,” ungkap Desak.

Selain Jokowi, Presiden Ke-5 RI Megawati Soekarnoputri ternyata juga sering membeli nasi Bali di Warung Adi. ”Tapi, kalau Bu Mega, memang selalu dibungkus. Belum pernah mampir,” jelasnya.

Megawati mulai memesan nasi Bali di warung Desak sejak kongres PDI. ”Karena kongresnya kan sering sekali digelar di Bali,” ungkapnya.

Pesanan Megawati selama kongres selalu nasi campur. Komposisinya, menurut Desak, nasi sedikit, tetapi lauknya banyak. Megawati juga selalu minta nasi pesanannya dibungkus dengan daun. Nasi Bali yang juga sering disebut nasi campur Bali di Warung Adi tidaklah saklek. Lauknya bisa disesuaikan dengan keinginan pembeli.

Nasinya pun demikian. Boleh nasi sedikit dan lauk banyak seperti Megawati. Boleh pula hanya memilih lauk tertentu sebagai teman makan nasi. Yang lebih penting lagi, Desak mempersilakan pembeli memilih sendiri komposisi nasi dan lauk sesuai dengan isi kantong masing-masing.

Baca Juga :  99 Persen Disengaja, Kerugian Bisa Mencakup Aspek Ekologi, Ekonomi dan Sosial

”Jadi, memang saya nggak mau terlalu yang gimana-gimana. Boleh banget kalau mau milih isinya apa, porsinya seberapa, bahkan kalau waktu itu hanya punya Rp 5.000 juga akan kami sesuaikan,” tuturnya.

Desak memasak sendiri lauk-pauk yang disajikannya di Warung Adi. Setiap hari dia dibantu putri-putrinya. Dia juga mempersilakan siapa pun yang datang untuk melihat proses memasak. Memilih langsung lauk yang sedang digoreng pun boleh-boleh saja.

Kepada Jawa Pos, Desak menyampaikan bahwa nasi Bali ala Warung Adi memang sarat lauk. Mulai ikan laut sambal matah, kulit ayam goreng, sayur urap Bali dengan kacang panjang, kecambah, hingga pare. Ada pula ayam goreng bumbu Bali, ayam betutu bumbu Bali, ayam panggang bumbu Bali, udang bumbu Bali, sate lilit ayam bumbu Bali, kuah atau sup betutu, telur rebus, hingga sambal Bali.

Variasi yang sangat banyak di dalam satu menu itulah yang menjadikan nasi campur Bali di Warung Adi istimewa. Desak sengaja memasak sebagian besar lauknya dengan bumbu Bali. ”Bumbu Bali itu ibaratnya bumbu lengkap. Lauk apa saja sebenarnya bisa dimasak dengan bumbu ini,” terangnya.

Sementara itu, selain perbedaan sajian dalam porsi nasi Bali ala warungnya, Desak menjadikan tempat makannya sebagai daya tarik. Dia tak segan membangun ini-itu di warungnya. Pada Desember tahun lalu, Desak sedang merenovasi warungnya. Dia menambahkan satu lantai di atas warungnya.

Rencananya, Desak melengkapi lantai 2 dengan tempat ngopi. ”Sebab, selama pandemi, tren orang sepedaan pagi-pagi itu meningkat. Jadi, banyak yang sering cari warung kopi juga. Selain warung nasi, kami coba sediakan lengkap dengan warung kopinya,” paparnya.

Desak menegaskan, gempuran pandemi yang membuat Bali terpuruk harus disikapi dengan inovasi dan kreasi. Dia terus melakukan gebrakan untuk bisa bertahan. (*/c14/hep/JPG)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya