Manfaat Sekolah Lapang Gempabumi Bagi Masyarakat yang Bermukim di Daerah Pesisir
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Wilayah V Jayapura menyelenggarakan Sekolah Lapang Gempabumi dan Tsunami (SLG) di Aula Kantor Kampung Holtekamp, Rabu (15/10). Kegiatan ini dirasa penting bagi warga yang bermukim di dekat pesisir yang berhadapan langsung dengan samudra pasifik.
Laporan: Mustakim Ali
Kecemasan akan datangnya bencana menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat yang bermukim di daerah rawan bencana, termasuk warga Kampung Holtekamp, Distrik Muara Tami, Kota Jayapura.
Wilayah yang berada di ujung Teluk Youtefa ini dikenal sebagai kawasan pesisir dengan topografi dataran rendah yang berpotensi terdampak gempa dan tsunami. Kekhawatiran ini muncul bukan tanpa alasan, sebab selama ini pengetahuan warga tentang mitigasi bencana masih terbatas.
Namun, rasa cemas itu mulai mendapat jawaban. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Wilayah V Jayapura menyelenggarakan Sekolah Lapang Gempabumi dan Tsunami (SLG) di Aula Kantor Kampung Holtekamp, Rabu (15/10).
Kegiatan edukatif ini diikuti oleh puluhan warga dari berbagai lapisan masyarakat, tokoh adat, pemuda, pohak sekolah, dan aparat kampung dengan tujuan memperkuat pemahaman tentang kesiapsiagaan bencana di wilayah pesisir.
Kegiatan ini menjadi penting mengingat Holtekamp merupakan daerah yang rawan terhadap gempa bumi dan berpotensi tsunami. Melalui SLG, BMKG memberikan pelatihan dan simulasi tentang cara menyelamatkan diri ketika terjadi gempa, arah dan jalur evakuasi yang aman, serta pemahaman terhadap sistem peringatan dini tsunami.
Edukasi ini diharapkan mampu menumbuhkan kesadaran kolektif bahwa keselamatan dimulai dari pengetahuan dan kesiapan diri.