Selain itu, upaya membatasi impor atau memasukan daging ternak ataupun daging olahan lainnya dari luar daerah ke Provinsi Papua, juga menjadi salah satu upaya mencegah masuknya penyakit hewan menular.
Saat ini Dinas Pertanian dan peternakan Provinsi Papua telah berkolaborasi dengan karantina, balai besar karantina hewan, Ikan dan Tumbuhan Kota Jayapura dan juga berkolaborasi dengan Loka Veteriner Jayapura.
Pemerintah juga telah melakukan sosialisasi di beberapa kabupaten/kota di Provinsi Papua dan terus melakukan upaya-upaya untuk menjaga kebutuhan kita tetap terjaga.
“Terakhir kemarin yang khusus kita di provinsi kalau untuk di kabupaten/kota sementara jalan, kabupaten-kabupaten yang lain di provinsi ini sudah ke Kabupaten Jayapura, dan terus melakukan upaya-upaya, kalau boleh tetap kita terjaga,” ujarnya.
Terkait bahaya African Swine Fever (ASF) atau Demam Babi Afrika, menurut Koibur virus tersebut hanya pada Babi saja tidak dengan hewan lain, dan juga virus tersebut tidak menular kepada manusia.
Namun ia mengimbau untuk para ternak agar tetap menjaga kebersihan kandang, mengingat banyak keluhan dari masyarakat terkait bau yang tidak sedap. Kata Koibur, pemerintah hanya menyediakan fasilitas untuk para ternak
“Jadi dari kita pemerintah membina, menyiapkan fasilitas itu harus ada baru ternak itu baru masuk, tau sendiri kadang kala ada yang tidak memperhatikan hal sepele seperti itu,” ungkapnya.
Diberitakan sebelumnya di Provinsi Papua Tengah, Kabupaten Mimika, pada (18/3) sebanyak 6.000 ekor ternak babi mati akibat ASF atau Demam Babi Afrika. (*/tri)
Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos
BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS https://www.myedisi.com/cenderawasihpos