Menurutnya, untuk tahap pertama program ini ada di 52 Kampung sedangkan untuk saat ini yang tahap ke dua di 42 kampung, dimana bantuan itu sudah disalurkan, sehingga untuk hasil monev ini pertama di distrik Walelagama itu pengembangan madu, dan di distrik wesaput pengembangan ternak wam (babi).
Menurut Hartati, pembatasan ini dilakukan guna mendukung peningkatan pendapatan maupun kesejahteraan dari para pengusaha ayam petelur di Provinsi Papua. "Apalagi sebelumnya telah ada edaran dari gubernur terkait pembatasan telur ayam di Papua," ujarnya.
Steven mengaku, akibat sedikitnya stok babi tersebut harga babi melambung dan bisa mencapai belasan juta rupiah per satu ekor babi jika dijual. “Saya antara mau jual atau tidak karena sisa dua ekor. Tapi kalau ada yang mau beli harganya cukup mahal, itu bisa sampai belasan juta rupiah,” ungkap Steven, melalui sambungan telepon.
Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Tolikara Boas Yikwa,SE mengatakan bantuan bibit ikan unggul 100 benih dan ayam Buras 100 ekor di berikan kepada 4 kelompok peternak di Distrik Kubu, Distrik Wenam, Distrik Geya dan Distrik Karubaga selain itu Pemkab juga berikan bantuan pakan ikan dan pakan ayam.
Tidak banyak komentar terkait dengan hal itu, namun ia tetap mengharapkan pemerintah untuk berkerja lebih keras lagi untuk mengantisipasi virus ASF terjadi di Kota Jayapura. Untuk saat ini penyebaran Virus ASF belum ada tanda-tanda pada ternak Babi di Kota Jayapura.
Bagaimana tidak, adanya kasus tersebut harga babi sekarang turun signifikan, karena permintaan dari konsumen turun. Bahwa peternak yang mau menjual babinya juga sulit, karena pedagang jarang ada yang mau, bahkan permintaan dari konsumen berkurang.
Diakui, kejadian kematian puluhan hewan ternak babi karena ASF di dua kampung di Distrik Sentani Timur, Kabupaten Jayapura, yakni Kampung Ayapo dan Nolokla, harus jadi perhatian, jangan sampai merebak ke mana- mana.
Septianus minta jangan sampai peternak tidak mendapatkan hasil sementara perusahan memperoleh keuntungan. Karena yang didapatkan di lapangan, kata Septianus, pakan yang dimasukan perusahan terlalu banyak, sehingga bibit ayam yang masuk banyak yang mati.
Pelaksana Tugas Kepala Dinas Perkebunan dan Peternakan Provinsi Papua MP Koibur mengaku pihaknya masih melakukan pencegahan-pencegahan terhadap peternakan maupun daging-daging yang masuk ke wilayah Papua, terutama dari daerah yang terjangkit dengan virus.
Martha Bayu Wijaya menjelaskan bahwa 177 ekor sapi yang mati tersebut tersebar di 4 distrik yakni Distriok Semangga sebanyak 43 ekor, Distrik Tanah Miring sebanyak 108 ekor, Distrik Kurik sebanyak 23 ekor dan Distrik Malind 3 ekor.