Saturday, April 27, 2024
28.7 C
Jayapura

Perlu Dilengkapi Stan Kuliner, Masih Khawatir Wira Wiri Kendaraan

Mendengar Respon Publik Terhadap Ruang Car Free Day di Holtekamp Jayapura

Kota Jayapura menjadi kota yang berkembang. Berbagai komunitas warga mendiami kota ini dengan berbagai kepentingan. Kebanyakan bekerja dalam sektor perkantoran maupun berdagang. Kepenatan dalam bekerja ini perlu disegarkan lewat satu public space atau ruang publik untuk interaksi sosial. 

Laporan: Abdel Gamel Naser_Jayapura

Pemkot Jayapura dalam sebulan terakhir telah membuka ruang bagi masyarakat di Jayapura untuk mengisi akhir pekan dengan ngumpul bareng keluarga, teman atau kolega. Tempat atau space ini yang biasa disebut sebagai car free day dengan lokasi di ujung Jembatan Youtefa. Tepatnya di ruas jalan satu arah yang baru dibuka.

  Akses jalan ini setiap hari hari Sabtu ditutup dan diberikan kepada warga untuk berkumpul dan berolahraga. Berbicara soal ruang publik ini, jika merujuk pada pasal 29 ayat 2 Undang – undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang disebutkan bahwa setiap kota atau daerah wajib memiliki Ruang Terbuka Hijau sebesar 30 persen dari luas wilayah tersebut. Ruang ini digunakan oleh warga dan bebas diakses secara gratis.

  Jayapura sendiri lebih banyak memiliki taman dan belum masuk dalam kategori RTH. Nah saat ini Pemkot tengah menyiapkan lokasi car free day yang bisa dipakai siapa saja. Hanya saja jika melihat space car free day ini, ternyata belum sepenuhnya menjawab bila dikaitkn dari aspek kenyamanan.

   Beberapa warga  ditemui Cenderawasih Pos mengutarakan pendapatnya tentang fasilitas tersebut. “Saya pikir ini sangat baik dan sudah menjadi kewajiban pemerintah untuk menyiapkan tempat seperti ini, apalagi selama ini bisa dibilang belum ada ruang yang bisa dipakai bebas untuk berkumpul dan berolahraga secara bebas dan gratis,” kata Koman, salah satu warga Kotaraja, Minggu (2/10).

Baca Juga :  Butuh Donatur Tetap Untuk Kebutuhan Harian, Termasuk Biaya Pendidikan

  Hanya kata dia, pemerintah perlu lebih mensosialisasikan adanya ruang dan waktu dari car free day ini mengingat tidak semua orang sudah mengetahui. “Sebenarnya saya sendiri belum tahu kalau ada public space akhir pekan ini, jadi masih harus sering disosialisasikan,” jelasnya.   

   Komanpun menjawab bila yang digunakan adalah jalur di Holtekamp, ia melihat ini masih cukup mengkhawatirkan mengingat spot yang digunakan sangat dekat dengan jalur bebas di sebelahnya.

Ia khawatir dengan jarak yang sangat dekat justru membuka peluang terjadi musibah. “Agak khawatir saja karena jaraknya hanya 2 meter dari jalur bebas yang sekarang dipakai dua arah dan kendaraan yang melintas larinya sangat kencang. Jangan sampai ada anak – anak kecil berlarian dan justru terjadi hal – hal yang tak diinginkan,” jelasnya.  Iapun berpendapat bahwa jalur Ring Road justru bisa digunakan dengan catatan ditutup dua arah.

Jalur masuk di bawah Vihara dan Pertigaan Pantai Hamadi juga ditutup sehingga lebih aman dari kendaraan. “Kalau saya pikir di Ring Road justru bagus hanya memang panas. Kemarin di Jl Soa Siu depan Kantor Gubernur itu sudah bagus tapi entah mengapa tidak jalan dan dipindahkan lagi,” katanya.

   Senada dengan Koman, Koentjoro satu warga kota lainnya mengatakan bahwa selama ini ruang untuk public berkumpul  secara gratis di akhir pekan masih sulit diperoleh. Dampaknya adalah orang lebih  memilih untuk menghabiskan waktu di mal, café, bioskop maupun pantai yang sejatinya tak gratis dan terkesan ekslusif.

Baca Juga :  Paham Café Paling Laris dan Paham Café yang Jorok

   “Jika ada  public space, saya pikir ini menjawab apa yang disebut kota maju.  Rutinitas kita hanya kantor, kerja dan pulang. Jadi ketika ada ruang untuk berkumpul ini akan sangat baik. Bisa saling kenal, saling bersilaturahmi dan  ngobrol dengan teman – teman yang lain,” tambahnya.

   Koentjoro juga mengomentari lokasi yang disiapkan pemerintah dimana menurutnya untuk lokasi jalan di Holtekamp ini menarik jika disiapkan juga tenan atau spot jualan sehingga semakin ramai.

“Lalu dikemas dengan panggung mini yang  dipakai untuk menghibur warga yang berkumpul. Jadi selain berolahraga warga juga bisa mencicipi kuliner atau makanan yang dijual di lokasi itu,” bebernya.

  Koentjoro melihat lokasi Taman Imbi sejatinya bisa digunakan untuk lokasi tersebut meski spacenya terbatas. Tinggal disiapkan  tempat untuk memarkir kendaraan. “Kemarin sudah ada beberapa event yang menggunakan Taman Imbi dan tentunya ada evaluasi  tinggal bagaimana melengkapi yang kurang – kurang. Kalau hanya  sehari setiap pekan saya pikir bisalah, jangan justru tidak dilakukan,” imbuhnya.

   Pantauan Cenderawasih Pos lokasi car free day  yang disiapkan ini berada disalah satu ruas jalan dengan panjang jarak sekitar 3 Km.  Disini lebih banyak digunakan warga untuk jogging. Ada juga yang berlatih sepatu roda. Lokasi ini dibuka mulai pukul 06.00 WIT hingga pukul 10.00 WIT, hanya saja ketika sudah pukul 08.00 WIT situasi dilokasi ini cukup terik. (*/tri)

Mendengar Respon Publik Terhadap Ruang Car Free Day di Holtekamp Jayapura

Kota Jayapura menjadi kota yang berkembang. Berbagai komunitas warga mendiami kota ini dengan berbagai kepentingan. Kebanyakan bekerja dalam sektor perkantoran maupun berdagang. Kepenatan dalam bekerja ini perlu disegarkan lewat satu public space atau ruang publik untuk interaksi sosial. 

Laporan: Abdel Gamel Naser_Jayapura

Pemkot Jayapura dalam sebulan terakhir telah membuka ruang bagi masyarakat di Jayapura untuk mengisi akhir pekan dengan ngumpul bareng keluarga, teman atau kolega. Tempat atau space ini yang biasa disebut sebagai car free day dengan lokasi di ujung Jembatan Youtefa. Tepatnya di ruas jalan satu arah yang baru dibuka.

  Akses jalan ini setiap hari hari Sabtu ditutup dan diberikan kepada warga untuk berkumpul dan berolahraga. Berbicara soal ruang publik ini, jika merujuk pada pasal 29 ayat 2 Undang – undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang disebutkan bahwa setiap kota atau daerah wajib memiliki Ruang Terbuka Hijau sebesar 30 persen dari luas wilayah tersebut. Ruang ini digunakan oleh warga dan bebas diakses secara gratis.

  Jayapura sendiri lebih banyak memiliki taman dan belum masuk dalam kategori RTH. Nah saat ini Pemkot tengah menyiapkan lokasi car free day yang bisa dipakai siapa saja. Hanya saja jika melihat space car free day ini, ternyata belum sepenuhnya menjawab bila dikaitkn dari aspek kenyamanan.

   Beberapa warga  ditemui Cenderawasih Pos mengutarakan pendapatnya tentang fasilitas tersebut. “Saya pikir ini sangat baik dan sudah menjadi kewajiban pemerintah untuk menyiapkan tempat seperti ini, apalagi selama ini bisa dibilang belum ada ruang yang bisa dipakai bebas untuk berkumpul dan berolahraga secara bebas dan gratis,” kata Koman, salah satu warga Kotaraja, Minggu (2/10).

Baca Juga :  Shock, Bangunan Baru Selesai Sudah Terbakar Lagi

  Hanya kata dia, pemerintah perlu lebih mensosialisasikan adanya ruang dan waktu dari car free day ini mengingat tidak semua orang sudah mengetahui. “Sebenarnya saya sendiri belum tahu kalau ada public space akhir pekan ini, jadi masih harus sering disosialisasikan,” jelasnya.   

   Komanpun menjawab bila yang digunakan adalah jalur di Holtekamp, ia melihat ini masih cukup mengkhawatirkan mengingat spot yang digunakan sangat dekat dengan jalur bebas di sebelahnya.

Ia khawatir dengan jarak yang sangat dekat justru membuka peluang terjadi musibah. “Agak khawatir saja karena jaraknya hanya 2 meter dari jalur bebas yang sekarang dipakai dua arah dan kendaraan yang melintas larinya sangat kencang. Jangan sampai ada anak – anak kecil berlarian dan justru terjadi hal – hal yang tak diinginkan,” jelasnya.  Iapun berpendapat bahwa jalur Ring Road justru bisa digunakan dengan catatan ditutup dua arah.

Jalur masuk di bawah Vihara dan Pertigaan Pantai Hamadi juga ditutup sehingga lebih aman dari kendaraan. “Kalau saya pikir di Ring Road justru bagus hanya memang panas. Kemarin di Jl Soa Siu depan Kantor Gubernur itu sudah bagus tapi entah mengapa tidak jalan dan dipindahkan lagi,” katanya.

   Senada dengan Koman, Koentjoro satu warga kota lainnya mengatakan bahwa selama ini ruang untuk public berkumpul  secara gratis di akhir pekan masih sulit diperoleh. Dampaknya adalah orang lebih  memilih untuk menghabiskan waktu di mal, café, bioskop maupun pantai yang sejatinya tak gratis dan terkesan ekslusif.

Baca Juga :  Selalu Ikhlas tanpa Pamrih dan Menjunjung Tinggi Sosial Kemanusiaan

   “Jika ada  public space, saya pikir ini menjawab apa yang disebut kota maju.  Rutinitas kita hanya kantor, kerja dan pulang. Jadi ketika ada ruang untuk berkumpul ini akan sangat baik. Bisa saling kenal, saling bersilaturahmi dan  ngobrol dengan teman – teman yang lain,” tambahnya.

   Koentjoro juga mengomentari lokasi yang disiapkan pemerintah dimana menurutnya untuk lokasi jalan di Holtekamp ini menarik jika disiapkan juga tenan atau spot jualan sehingga semakin ramai.

“Lalu dikemas dengan panggung mini yang  dipakai untuk menghibur warga yang berkumpul. Jadi selain berolahraga warga juga bisa mencicipi kuliner atau makanan yang dijual di lokasi itu,” bebernya.

  Koentjoro melihat lokasi Taman Imbi sejatinya bisa digunakan untuk lokasi tersebut meski spacenya terbatas. Tinggal disiapkan  tempat untuk memarkir kendaraan. “Kemarin sudah ada beberapa event yang menggunakan Taman Imbi dan tentunya ada evaluasi  tinggal bagaimana melengkapi yang kurang – kurang. Kalau hanya  sehari setiap pekan saya pikir bisalah, jangan justru tidak dilakukan,” imbuhnya.

   Pantauan Cenderawasih Pos lokasi car free day  yang disiapkan ini berada disalah satu ruas jalan dengan panjang jarak sekitar 3 Km.  Disini lebih banyak digunakan warga untuk jogging. Ada juga yang berlatih sepatu roda. Lokasi ini dibuka mulai pukul 06.00 WIT hingga pukul 10.00 WIT, hanya saja ketika sudah pukul 08.00 WIT situasi dilokasi ini cukup terik. (*/tri)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya