Sementara dari sisi pengeluaran, komponen pengeluaran konsumsi pemerintah mengalami kontraksi terdalam sebesar -24,04 persen.
Menurutnya, pertumbuhan ekonomi Papua semenjak adanya pemekaran DOB juga berpengaruh apalagi untuk penyumbang pertumbuhan ekonomi tidak lagi dari sektor Migas tetapi sektor non-Migas dan sektor lainnya juga belum dikelola dengan baik apakah sektor pariwisata, SDA alam dan lainnya.
“Distribusi PDRB menurut lapangan usaha untuk pendukung pertumbuhan perekonomian di Papua masih didominasikonstruksi sebesar 19.39 persen, kemudian perdagangan dan reparasi sebesar 16,23 persen, pertanian, kehutanan dan perikanan 14.31 persen, administrasi pemerintahan 12.73 persen dan transportasi dan pergudangan 8.01 persen sedangkan 29.33 persen lainnya,”ungkapnya.
Sedangkan pertumbuhan PDRB menurut lapangan usaha administrasi pemerintahan penyumbang terbesar yakni 8.14 persen, kedua perdagangan dan reparasi 5.67 persen.
Sementara itu, Kepala Perwakilan Wilayah Bank Indonesia Papua Faturachman mengatakan, Bank Indonesia terus melakukan inovasi dalam kondisi apa pun.
“Kita masih tetap berinovasi, bagaimana kondisi ekonomi yang dihadapi saat ini. Harus ada langkah – langkah strategis dan inovatif bisa menghasilkan kegiatan ekonomi yang lebih produktif, tentu dibutuhkan sumber pertumbuhan ekonomi baru,” pungkasnya. (dil/fia)
Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos
BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS https://www.myedisi.com/cenderawasihpos