Thursday, April 25, 2024
25.7 C
Jayapura

Sebagian Wilayah Sudah Masuk Musim Hujan

PETA CUACA: Kepala Sub Bidang Pelayanan Jasa BBMKG Wilayah V, Ezri Yustina Ronsumbre, S.Si., memperlihatkan peta prakiraan cuaca di ruangan monitor BMKG Jayapura Entrop, Rabu (30/10).( FOTO : Takim /Cepos)

JAYAPURA-Berdasarkan hasil prakiraan musim oleh Balai Besar Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BBMKG) Wilayah V Jayapura, Rabu (30/10), musim hujan di Papua dan Papua Barat sudah berlangsung bulan ini.

Diperkirakan, musim hujan menurut Kepala BMKG Wilayah V Jayapura melalui Kepala Sub Bidang Pelayanan Jasa BBMKG Wilayah V, Ezri Yustina Ronsumbre, S.Si., musim hujan diperkirakan berlangsung hingga Maret 2020. 

“Waktu dimulainya musim hujan pada beberapa wilayah di Papua berbeda antara satu wilayah dan wilayah lainnya,” jelas Ezri saat ditemui di ruangan monitor BBMKG Jayapura, Rabu (30/10).

Dikatakan, perbedaan musim yang jelas antara musim hujan dan kemarau hanya dialami oleh wilayah-wilayah yang masuk dalam Zona Musim (ZOM). Sedangkan wilayah yang tidak mengalami perbedaan musim yang jelas antara musim hujan dan musim kemarau masuk dalam wilayah Non ZOM. 

Untuk awal musim dari Oktober dasarian (III) – November dasarian (II) mencakupi Bulan September III – Oktober II mencakupi Kabupaten Jayapura, Kapubaten Sarmi bagian Selatan-Tenggara, Kabupaten Tolikara bagian Utara-Timur Laut, Kabupaten Waropen bagian Tenggara, sebagian kecil Kabupaten Jayawijaya bagian Timur Laut. 

Wilayah Provinsi Papua Barat meliputi Kabupaten Sorong bagian Timur Laut, Kabupaten Manokwari bagian Barat, Kota Manokwari. 

Baca Juga :  Klasik, Materi RAPBD Papua  Terlambat Lagi

Untuk bulan Desember I-III meliputi sebagian Manokwari Bagian Selatan dan sebagian Kabupaten teluk Bintuni bagian Timur. Dan untuk November I-III meliputi Kota Jayapura, Kabupaten Keerom bagian Utara, kabupaten Jayapura bagian Timur Laut.

“Untuk ketiga perkiraan ini puncak musim hujannya pada Februari 2020 mendatang,” ungkapnya.

Selain itu menurut Ezri, pada Bulan Oktober I-III meliputi Kabupaten Tolikara bagian selatan, Kabupaten Yahukimo bagian Utara – Barat Laut, Kabupaten Jayawijaya, Kabupaten Puncak Jaya, sebagian kecil Kabupaten Paniai bagian Timur Laut. Dan untuk bulan Desember II – Januari 2020 II hanya meliputi Kabupaten Merauke, dimana dua perkiraan ini puncak musim hujan akan berlangsung hingga Maret 2020.

“Informasi prakiraan musim hanya untuk wilayah yang masuk dalam wilayah Zona musim (ZOM) dalam hal ini untuk wilayah Papua dan Papua Barat dirilis oleh Stasiun Klimatologi Jayapura (untuk Papua bagian utara) dan Stasiun Klimatologi Merauke (untuk Papua bagian selatan) serta stasiun Klimatologi Manokwari (untuk Papua Barat) ),”jelasnya.

Dikatakan, musim hujan dan musim kemarau erat kaitannya dengan angin monsun baratan dan angin monsun timuran. Saat monsun timuran dikenal dengan musim kemarau dan sebaliknya saat musim hujan tiba ditandai dengan arah angin yang bertiup dominan dari arah Barat. 

Baca Juga :  Lukas Enembe Akhirnya Mau Jalani Cuci Darah

“Angin baratan umumnya berlangsung dari bulan Oktober hingga Maret setiap tahun. Sehingga musim hujan umumnya terjadi pada bulan-bulan tersebut, namun awal masuknya musim hujan di tiap wilayah pun berbeda,”paparnya.

Pada periode musim angin baratan lanjut Ezri, peluang terjadinya angin kencang dan gelombang tinggi umumnya juga lebih besar. Karena pada musim angin baratan, massa udara yang berasal dari Asia dan sifatnya basah. Ini memungkinkan potensi pertumbuhan awan-awan hujan terutama awan Cumulonimbus yang dapat menyebabkan hujan lebat dan angin kencang juga cukup besar. 

“Pada periode musim hujan, peluang terjadinya gangguan-gangguan tropis di wilayah perairan cukup besar. Hal ini juga dapat berdampak pada terjadinya angin kencang dan gelombang tinggi baik di wilayah perairan Utara maupun selatan Papua,”katanya.

Untuk itu BMKG mengimbau masyarakat agar lebih berhati-hati beraktivitas selama musim penghujan. Terutama saat puncak musim penghujan tiba. Terlebih bagi masyarakat yang tinggal di wilayah rawan banjir dan longsor. Demikian juga bagi nelayan yang akan melakukan aktivitas di wilayah perairan. 

“Kami mengimbau untuk selalu memperhatikan informasi cuaca yang dirilis oleh BMKG,” pintanya.(kim/nat)

PETA CUACA: Kepala Sub Bidang Pelayanan Jasa BBMKG Wilayah V, Ezri Yustina Ronsumbre, S.Si., memperlihatkan peta prakiraan cuaca di ruangan monitor BMKG Jayapura Entrop, Rabu (30/10).( FOTO : Takim /Cepos)

JAYAPURA-Berdasarkan hasil prakiraan musim oleh Balai Besar Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BBMKG) Wilayah V Jayapura, Rabu (30/10), musim hujan di Papua dan Papua Barat sudah berlangsung bulan ini.

Diperkirakan, musim hujan menurut Kepala BMKG Wilayah V Jayapura melalui Kepala Sub Bidang Pelayanan Jasa BBMKG Wilayah V, Ezri Yustina Ronsumbre, S.Si., musim hujan diperkirakan berlangsung hingga Maret 2020. 

“Waktu dimulainya musim hujan pada beberapa wilayah di Papua berbeda antara satu wilayah dan wilayah lainnya,” jelas Ezri saat ditemui di ruangan monitor BBMKG Jayapura, Rabu (30/10).

Dikatakan, perbedaan musim yang jelas antara musim hujan dan kemarau hanya dialami oleh wilayah-wilayah yang masuk dalam Zona Musim (ZOM). Sedangkan wilayah yang tidak mengalami perbedaan musim yang jelas antara musim hujan dan musim kemarau masuk dalam wilayah Non ZOM. 

Untuk awal musim dari Oktober dasarian (III) – November dasarian (II) mencakupi Bulan September III – Oktober II mencakupi Kabupaten Jayapura, Kapubaten Sarmi bagian Selatan-Tenggara, Kabupaten Tolikara bagian Utara-Timur Laut, Kabupaten Waropen bagian Tenggara, sebagian kecil Kabupaten Jayawijaya bagian Timur Laut. 

Wilayah Provinsi Papua Barat meliputi Kabupaten Sorong bagian Timur Laut, Kabupaten Manokwari bagian Barat, Kota Manokwari. 

Baca Juga :  Klasik, Materi RAPBD Papua  Terlambat Lagi

Untuk bulan Desember I-III meliputi sebagian Manokwari Bagian Selatan dan sebagian Kabupaten teluk Bintuni bagian Timur. Dan untuk November I-III meliputi Kota Jayapura, Kabupaten Keerom bagian Utara, kabupaten Jayapura bagian Timur Laut.

“Untuk ketiga perkiraan ini puncak musim hujannya pada Februari 2020 mendatang,” ungkapnya.

Selain itu menurut Ezri, pada Bulan Oktober I-III meliputi Kabupaten Tolikara bagian selatan, Kabupaten Yahukimo bagian Utara – Barat Laut, Kabupaten Jayawijaya, Kabupaten Puncak Jaya, sebagian kecil Kabupaten Paniai bagian Timur Laut. Dan untuk bulan Desember II – Januari 2020 II hanya meliputi Kabupaten Merauke, dimana dua perkiraan ini puncak musim hujan akan berlangsung hingga Maret 2020.

“Informasi prakiraan musim hanya untuk wilayah yang masuk dalam wilayah Zona musim (ZOM) dalam hal ini untuk wilayah Papua dan Papua Barat dirilis oleh Stasiun Klimatologi Jayapura (untuk Papua bagian utara) dan Stasiun Klimatologi Merauke (untuk Papua bagian selatan) serta stasiun Klimatologi Manokwari (untuk Papua Barat) ),”jelasnya.

Dikatakan, musim hujan dan musim kemarau erat kaitannya dengan angin monsun baratan dan angin monsun timuran. Saat monsun timuran dikenal dengan musim kemarau dan sebaliknya saat musim hujan tiba ditandai dengan arah angin yang bertiup dominan dari arah Barat. 

Baca Juga :  Lukas Enembe Akhirnya Mau Jalani Cuci Darah

“Angin baratan umumnya berlangsung dari bulan Oktober hingga Maret setiap tahun. Sehingga musim hujan umumnya terjadi pada bulan-bulan tersebut, namun awal masuknya musim hujan di tiap wilayah pun berbeda,”paparnya.

Pada periode musim angin baratan lanjut Ezri, peluang terjadinya angin kencang dan gelombang tinggi umumnya juga lebih besar. Karena pada musim angin baratan, massa udara yang berasal dari Asia dan sifatnya basah. Ini memungkinkan potensi pertumbuhan awan-awan hujan terutama awan Cumulonimbus yang dapat menyebabkan hujan lebat dan angin kencang juga cukup besar. 

“Pada periode musim hujan, peluang terjadinya gangguan-gangguan tropis di wilayah perairan cukup besar. Hal ini juga dapat berdampak pada terjadinya angin kencang dan gelombang tinggi baik di wilayah perairan Utara maupun selatan Papua,”katanya.

Untuk itu BMKG mengimbau masyarakat agar lebih berhati-hati beraktivitas selama musim penghujan. Terutama saat puncak musim penghujan tiba. Terlebih bagi masyarakat yang tinggal di wilayah rawan banjir dan longsor. Demikian juga bagi nelayan yang akan melakukan aktivitas di wilayah perairan. 

“Kami mengimbau untuk selalu memperhatikan informasi cuaca yang dirilis oleh BMKG,” pintanya.(kim/nat)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya