JAYAPURA– Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) telah menghabisi nyawa seorang perempuan atas nama Michelle Kurisi. Mereka berdalih membunuh korban karena menjadi mata-mata alias intelijen dari aparat keamanan.
Dua institusi yakni TNI dan Polri membantah bahwa Michelle Kurisi bekerja sebagai intelijen.
Polda lewat Kabid Humas Polda Papua, Kombes Ignatius Benny menyampaikan akan mendalami dugaan korban ditembak oleh TPNPB pada Selasa (29/8) kemarin.Â
“Pembunuhan ini terjadi setelah dia diinterogasi mengenai tujuannya dalam perjalanan menuju ke Kuyawage, korban hendak mencari data pengungsi Nduga,” ungkap Benny, Rabu (30/8).
Benny meminta masyarakat menunggu hasil penyelidikan. Polda juga menyatakan bahwa Michelle Kurisi Ndoga merupakan aktivis sosial dan bukan intelijen .
Sementara Kapendam XVII/Cenderawasih Letkol Inf Johanis Parinussa menyatakan bahwa TNI tidak pernah menjadikan Orang Asli Papua (OAP) sebagai agen atau mata-mata. Tidak ada keterlibatan Michelle Kurisi Ndoga yang tewas dibunuh oleh kelompok KKB Papua dalam bidang intelijen TNI.
“Michelle Kurisi Ndoga murni masyarakat sipil yang ingin membantu para pengungsi di Nduga, ” kata Johanis. Sementara dari postingan yang diyakini ditulis oleh Michelle Kurisi lewat postingan instagramnya terlihat ia menceritakan baru saja melakukan perjalanan ke wilayah pegunungan.
Hanya pada postingan terakhirnya pada 22 Agustus ini ia menceritakan perjalanannya tak kurang mengenakkan. Pasalnya ia diberhentikan di tengah jalan dan ditinggalkan oleh kendaraan yang mengantarnya. Dari akun Michellekurisidoga ditulis bahwa ia menamai sebuah batu menjadi batu menangis.
Pasalnya semua sopir menolak mengantarkan ia karena telah diperingatkan bahwa perempuan atas nama Michelle Kurisi Doga harus kembali. Karena itulah ia diturunkan di tengah hutan dan disuruh jalan pulang sendiri. Iapun menangis sejadi – jadinya dan hampir 5 jam ia menangis hingga akhirnya ada satu hamba Tuhan mendekati dan mengajaknya ke sebuah honai.
Namun jika dilihat waktu korban memposting dan kejadian pembunuhan itu sendiri cukup jauh. Testimoni ini ditulis 22 Agustus 2023 sementara insiden pembunuhan tersebut terjadi pada 28 Agustus 2023. (ade/wen)