JAYAPURA-Kekhawatiran tentang terjadinya kericuhan saat pengantaran jenazah mantan Gubernur Papua Lukas Enembe, dari Bandara Sentani ke Stakin, lalu ke kediamannya di Koya Tengah Kota Jayapura akhirnya terbukti.
Tanda-tanda bakal terjadi insiden kericuhan dimulai dari desakan masyarakat, dan mahasiswa untuk mengarak jenazah Lukas Enembe dari VIP room bandara Sentani menuju ke Lapangan Stakin Sentani sekira pukul 10.00 WIT.
Dari Pantauan wartawan di Bandara Sentani, kelompok mahasiswa dan masyarakat Orang Asli Papua yang berjumlah ratusan orang meminta pengantaran jenazah Lukas Enembe harus dilakukan dengan jalan kaki menuju ke Lapangan Stakin Depan Batalion 751/R Sentani, Kabupaten Jayapura, untuk disemayamkan sebentar sebelum di makamkan di Koya Tengah, Distrik Muara Tami Kota Jayapura.
 Selain itu, mereka juga meminta selama mengantarkan jenazah Lukas Enembe aktivitas pertokoan minta ditutup sementara untuk menghargai dan menghormati jenazah Lukas Enembe.
Hal lainnya diminta juga untuk pihak keamanan tidak boleh membunyikan sirine bunyi bunyian supaya dalam pengantar yang juga masih masa duka ini tidak ada hal yang diinginkan, karena mahasiswa dan masyarakat ingin di masa duka ini tetap terjaga kondusifitas yang baik sehingga permintaan mahasiswa dan masyarakat bisa diberikan untuk satu hari ini saja.
Sedangkan untuk penjagaan di bandara udara Sentani yang dilakukan oleh aparat gabungan TNI/ Polri tampak begitu ketat dan kondisi masih aman terkendali.
Terpisah, Kabid Humas Polda Papua Kombes Pol Ignatius Benny Ady Prabowo, menyampaikan terkait tindakan anarkis yang dilakukan oleh massa yang melakukan arak-arakan jenazah Lukas Enembe di Sentani Kabupaten Jayapura, sedang dalam proses penyelidikan.
“Kami sedang melakukan penyelidikan kenapa mereka (massa) melakukan anarkis dengan aparat dan pemerintah,” katanya kepada awak media.
Sebab atas tindakan anarkis tersebut mengakibatkan beberapa orang terluka, diantaranya Penjabat Gubernur Papua Ridwan Rumasukun, Sopir mobil Karo Ops Polda Papua.
“Korban yang sementara kita data, ada PJ Gubernur Papua Ridwan Rumasukun, Sopir mobil Karo Ops Polda Papua, sementara korban lainnya masih di data,” bebernya.
“Dari video yang beredar ada mobil polisi, kendaraan roda dua, serta beberapa gedung yang rusak di Sentani,” ungkapnya.
Diapun menegaskan tidak ada korban jiwa dalam insiden itu, hanya luka-luka. “Pj Gubernur dan Sopir Mobil karo Ops Polda Papua masih dirawat di rumah sakit,” ujarnya.
Pihaknya menghimbau kepada masyarakat agar tidak terpancing dengan situasi tersebut.
“Kami imbau kepada masyarakat jangan mudah terprovokasi, tetap tenang bila tidak berkepentingan tidak perlu keluar rumah,” imbuhnya.