Aksi demonstrasi yang berlangsung damai ini akhirnya membubarkan diri sekitar pukul 13.00 WIT. Pembubaran dilakukan setelah massa menunggu kedatangan perwakilan dari MRP dan DPR Papua yang tidak hadir di lokasi demonstrasi untuk menemui dan mendengarkan aspirasi mahasiswa.
Aksi demonstrasi ini dikawal ketat oleh aparat keamanan dari Polresta Jayapura, Polsek Abepura, Polsek Heram, dan Brimob Polda Papua Selain itu masa juga menuntut pemerintah untuk mengambil tindakan tegas dan memberikan hukuman setimpalnya kepada pelaku pemusnahan mahkota Burung Cendrawasih yang terjadi pada, Senin (20/10) lalu.
Terlihat juga beberapa sepanduk bertulis “Hutan di Papua dibabat, manusia Papua menjerit, Cenderawasih di bakar,”. Kepada Cenderawasih Pos Kordinator lapangan Enes Dapla menyebutkan bahwa peristiwa pemusnahan mahkota cenderawasih oleh Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Papua merupakan peralihan isu yang sengaja di buat oleh pemerintah untuk menutupi berbagai kasus yang terjadi saat ini di atas tanah Papua.
Namun disatu sisi Enes Dapla menegaskan para pelaku pemusnahan mahkota Cenderawasih harus dihukum. Karena menurutnya tindakan tersebut merupakan sebagai bentuk pelecehan terhadap simbol kehormatan. “Pembakaran mahkota cenderawasih sengaja dilakukan oleh pemerintah sebagai bentuk peralihan isu kasus-kasus besar yang terjadi saat ini di tanah Papua. Kami meminta para pelaku pembakaran ini juga harus di hukum setimpalnya,” tegasnya.
Ditempat yang sama, Mandus (20) orator lain mengatakan bahwa saat ini pihaknya menyayangkan. Karena itu ia meminta Majelis Rakyat Papua (MRP), DPR Papua dan pemerintah pusat untuk untuk turut tanggan dalam menangani masalah tersebut. Selain itu, dalam orasinya juga meminta MRP harus mendengarkan aspirasi pihaknya di lokasi aksi.
“MRP harus turun tangan, selesaikan permasalahan ini, karena ini sangat melukai hati masyarakat Papua. Kami meminta MRP harus mendengarkan aspirasi kami,” pungkasnya.
Aksi demonstrasi yang berlangsung damai ini akhirnya membubarkan diri sekitar pukul 13.00 WIT. Pembubaran dilakukan setelah massa menunggu kedatangan perwakilan dari MRP dan DPR Papua yang tidak hadir di lokasi demonstrasi untuk menemui dan mendengarkan aspirasi mahasiswa.
Aksi demonstrasi ini dikawal ketat oleh aparat keamanan dari Polresta Jayapura, Polsek Abepura, Polsek Heram, dan Brimob Polda Papua Selain itu masa juga menuntut pemerintah untuk mengambil tindakan tegas dan memberikan hukuman setimpalnya kepada pelaku pemusnahan mahkota Burung Cendrawasih yang terjadi pada, Senin (20/10) lalu.
Terlihat juga beberapa sepanduk bertulis “Hutan di Papua dibabat, manusia Papua menjerit, Cenderawasih di bakar,”. Kepada Cenderawasih Pos Kordinator lapangan Enes Dapla menyebutkan bahwa peristiwa pemusnahan mahkota cenderawasih oleh Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Papua merupakan peralihan isu yang sengaja di buat oleh pemerintah untuk menutupi berbagai kasus yang terjadi saat ini di atas tanah Papua.
Namun disatu sisi Enes Dapla menegaskan para pelaku pemusnahan mahkota Cenderawasih harus dihukum. Karena menurutnya tindakan tersebut merupakan sebagai bentuk pelecehan terhadap simbol kehormatan. “Pembakaran mahkota cenderawasih sengaja dilakukan oleh pemerintah sebagai bentuk peralihan isu kasus-kasus besar yang terjadi saat ini di tanah Papua. Kami meminta para pelaku pembakaran ini juga harus di hukum setimpalnya,” tegasnya.
Ditempat yang sama, Mandus (20) orator lain mengatakan bahwa saat ini pihaknya menyayangkan. Karena itu ia meminta Majelis Rakyat Papua (MRP), DPR Papua dan pemerintah pusat untuk untuk turut tanggan dalam menangani masalah tersebut. Selain itu, dalam orasinya juga meminta MRP harus mendengarkan aspirasi pihaknya di lokasi aksi.
“MRP harus turun tangan, selesaikan permasalahan ini, karena ini sangat melukai hati masyarakat Papua. Kami meminta MRP harus mendengarkan aspirasi kami,” pungkasnya.