Saturday, April 27, 2024
27.7 C
Jayapura

Kampanya Di Kampus Tidak Efektif Karena Pemilih Masih Utamakan Kedekatan 

JAYAPURA-Wacana Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI yang memperbolehkan kampus sebagai tempat kampanye pada Pemilu 2024 mendatang, mendapat tanggapan dari Rektor Universitas Cenderawasih (Uncen) Jayapura, Dr. Ir. Apolo Safanpo, ST. MT

Menurut Rektor Apolo Safanpo, kegiatan kampanye di kampus hanya akan berpengaruh sedikit karena masyarakat Indonesia memiliki pola berpikir memilih calon berdasarkan kedekatan.

“Kalau di luar negeri, visi mis para calon menentukan setiap pemilih dapat memilih calon mereka. Tetapi kita di Indonesia, mengutamakan kedekatan. Jadi meski memiliki program yang bagus, tetapi hubungan kedekatan itu masih menjadi pilihan dari masyarakat. Untuk itu, hal ini (kampanye di kampus) tidak terlalu berpengaruh juga,” bebernya kepada Cenderawasih Pos, Rabu (27/7).

Baca Juga :  PSHT Berdampak Positif Bagi Generasi Muda Mamberamo Tengah

Namun apabila wacana KPU RI untuk menjadikan kampus sebagai salah satu tempat kampanye, menurut Apolo Safanpo, program dan visi misi dari para calon tentunya bisa diuji oleh para akademisi.

“Jadi mereka (KPU) suruh masuk ke kampus itu artinya setiap program-program kerja itu bisa diuji oleh para akademisi di kampus,” tuturnya.

Meskipun demikian, diakuinya penyampaian visi misi dan program kerja dari para calon, pengaruhnya bagi pemilih tidak terlalu signifikan. Sebab, pemilih di Indonesia, biasanya punya kedekatan dan hubungan emosional dengan para calon tertentu yang menentukan pilihan mereka.(oel/nat)

JAYAPURA-Wacana Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI yang memperbolehkan kampus sebagai tempat kampanye pada Pemilu 2024 mendatang, mendapat tanggapan dari Rektor Universitas Cenderawasih (Uncen) Jayapura, Dr. Ir. Apolo Safanpo, ST. MT

Menurut Rektor Apolo Safanpo, kegiatan kampanye di kampus hanya akan berpengaruh sedikit karena masyarakat Indonesia memiliki pola berpikir memilih calon berdasarkan kedekatan.

“Kalau di luar negeri, visi mis para calon menentukan setiap pemilih dapat memilih calon mereka. Tetapi kita di Indonesia, mengutamakan kedekatan. Jadi meski memiliki program yang bagus, tetapi hubungan kedekatan itu masih menjadi pilihan dari masyarakat. Untuk itu, hal ini (kampanye di kampus) tidak terlalu berpengaruh juga,” bebernya kepada Cenderawasih Pos, Rabu (27/7).

Baca Juga :  Istri dan Anak Lukas Enembe Tolak Tandatangani Surat Kuasa  untuk KPK

Namun apabila wacana KPU RI untuk menjadikan kampus sebagai salah satu tempat kampanye, menurut Apolo Safanpo, program dan visi misi dari para calon tentunya bisa diuji oleh para akademisi.

“Jadi mereka (KPU) suruh masuk ke kampus itu artinya setiap program-program kerja itu bisa diuji oleh para akademisi di kampus,” tuturnya.

Meskipun demikian, diakuinya penyampaian visi misi dan program kerja dari para calon, pengaruhnya bagi pemilih tidak terlalu signifikan. Sebab, pemilih di Indonesia, biasanya punya kedekatan dan hubungan emosional dengan para calon tertentu yang menentukan pilihan mereka.(oel/nat)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya