MRP Sampaikan 10 Poin, Gubernur Minta Buat Tatanan Adat
JAYAPURA – Polemik pembakaran aksesori Burung Cenderawasih oleh pihak Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA), akhirnya dibahas di meja gubernur. Ini setelah masyarakat adat, Jumat (24/10) menemui Gubernur Papua, Mathius D Fakhiri di lantai 4 kantor gubernur.
Gubernur menyampaikan bahwa yang disampaikan para kepala suku, ondoafi dan tokoh masyarakat adat adalah hal penting untuk dicermati secara seksama. Gubernur tak menampik jika adat ada lebih dulu, agama barulah pemerintah.
“Ke depan, saya minta MRP duduk bersama masyarakat adat membahas tatanan adat yang dituangkan dalam suatu aturan. siapa pun yang datang di tanah Papua, termasuk aparatur pemerintah yang di bawahnya harus menghormati budaya,” kata Gubernur, menjawab pertanyaan Cenderawasih Pos.
Ia berharap, ke depan. Hal-hal seperti ini tidak terjadi lagi. “Dari pendapat pribadi saya, yang saya lihat di vidio, kemungkinan itu mereka memusnahkan (mahkota cenderawasih) tapi caranya yang tidak elok. Mungkin mencari popularitas murahan lalu dibuang di media sosial, sehingga menjadi bagian yang antipati dan klimaks membuat kemarahan masyarakat yang melihat,” bebernya.
MRP Sampaikan 10 Poin, Gubernur Minta Buat Tatanan Adat
JAYAPURA – Polemik pembakaran aksesori Burung Cenderawasih oleh pihak Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA), akhirnya dibahas di meja gubernur. Ini setelah masyarakat adat, Jumat (24/10) menemui Gubernur Papua, Mathius D Fakhiri di lantai 4 kantor gubernur.
Gubernur menyampaikan bahwa yang disampaikan para kepala suku, ondoafi dan tokoh masyarakat adat adalah hal penting untuk dicermati secara seksama. Gubernur tak menampik jika adat ada lebih dulu, agama barulah pemerintah.
“Ke depan, saya minta MRP duduk bersama masyarakat adat membahas tatanan adat yang dituangkan dalam suatu aturan. siapa pun yang datang di tanah Papua, termasuk aparatur pemerintah yang di bawahnya harus menghormati budaya,” kata Gubernur, menjawab pertanyaan Cenderawasih Pos.
Ia berharap, ke depan. Hal-hal seperti ini tidak terjadi lagi. “Dari pendapat pribadi saya, yang saya lihat di vidio, kemungkinan itu mereka memusnahkan (mahkota cenderawasih) tapi caranya yang tidak elok. Mungkin mencari popularitas murahan lalu dibuang di media sosial, sehingga menjadi bagian yang antipati dan klimaks membuat kemarahan masyarakat yang melihat,” bebernya.