Friday, April 19, 2024
33.7 C
Jayapura

Seorang Wanita Diperkosa di Dua Lokasi Berbeda

JAYAPURA- Kota Jayapura, khususnya Kelurahan Argapura, Distrik Jayapura Selatan, Selasa (25/6) sekira pukul 10.30 WIT, dihebohkan dengan kasus pemerkosaan yang menimpa seorang wanita berusia 20 tahun.

Wanita yang tinggal di Dok II itu menjadi korban pemerkosaan oleh sekelompok pria yang tidak diketahui identitasnya.

Dari data yang didapatkan Cenderawasih Pos, korban tidak hanya diperkosa melainkan alat vitalnya juga ditusuk oleh pelaku menggunakan obeng. Akibatnya, korban mengalami pendarahan hingga harus mendapatkan perawatan medis di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Jayapura.

Dalam ingatan korban, sebelum kejadian dirinya dibawa empat orang. Dimana salah satu dari mereka adalah seorang perempuan yang merupakan temannya. 

Awal mula kejadian, korban  bersama teman perempuannya ikut acara di Base G dan dikenalkan dengan para pelaku. Selanjutnya mereka ke sebuah rumah di Dok IX, Distrik Jayapura Utara.

Korban sendiri mengatakan, awalnya ia diperkosa oleh pelaku di Dok IX. Setelah itu, pelaku membawa korban ke Argapura. Di Argapura, korban bukannya dibawa pulang melainkan pelaku kembali ingin memperkosa korban.

Baca Juga :  Polisi Masih Buru Sopir yang Melindas Dua Pemuda

“Di Argapura saat hendak diperkosa saya menolak, tapi mereka pegang tangan dan kaki sambil mengancam saya. Satu orang perkosa saya, sementara tiga orang lainnya pegang saya termasuk teman perempuan itu, dan karena saya terus menolak mereka tusuk kemaluan saya dengan obeng,” cerita korban.

Secara terpisah, Kasubag Humas Polres Jayapura Kota Iptu Jahja Rumra membenarkan terkait dengan kejadian pemerkosaan tersebut. Namun, ia  belum bisa memberikan keterangan pasti mengingat korban dalam kondisi tidak sadarkan diri di rumah sakit.

Dikatakan, kasus pemerkosaan ini ditangani oleh Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA)  Polres Jayapura Kota.

“Korban sendiri belum bisa dimintai keterangan karena belum sadarkan diri,” ucap Jahja.

Sementara itu, Kapolsek Jayapura Selatan, Kompol Marthin Koagouw  menjelaskan bahwa kasus  tersebut telah dilimpahkan ke Unit PPA Polres Jayapura kota. Dimana saat kejadian anggota Polsek Japsel langsung mendatangi TKP dan membawa korban ke RSUD Jayapura untuk dilakukan visum dan pemeriksaan lanjutan.

Baca Juga :  Berebut Suara, Kantor Distrik Nunggawi Dibakar

Dalam kasus ini kata Kapolsek, pihaknya membawa serta satu unit motor yang diduga digunakan pelaku. 

Diketahui, kendaraan roda dua tersebut berplat nomor merah yang diduga kendaraan dinas dari Kabupaten Sarmi.

“Satu unit motor yang kami amankan akan dikembangkan untuk mengetahui siapa pelaku pemerkosaan tersebut,” ucap Marthin Koagouw.

Dari pantauan Cenderawasih Pos di lapangan tepatnya di sekitar Hotel Ralat, situasi terlihat sepi usai kejadian tersebut.

Sejumlah warga setempat mengaku bahwa lokasi tersebut memang  rawan, dimana sering terjadi kasus pemerkosaan, mabuk-mabukan, barter ganja hingga kejadian-kejadian lainnya. Untuk itu, mereka meminta agar pihak kepolisian sering melakukan patroli di daerah tersebut.

“Di sini jarang sekali anggota patroli, kecuali ada kejadian barulah mereka masuk,” ucap salah satu warga yang enggan disebutkan namanya. (fia/nat)

JAYAPURA- Kota Jayapura, khususnya Kelurahan Argapura, Distrik Jayapura Selatan, Selasa (25/6) sekira pukul 10.30 WIT, dihebohkan dengan kasus pemerkosaan yang menimpa seorang wanita berusia 20 tahun.

Wanita yang tinggal di Dok II itu menjadi korban pemerkosaan oleh sekelompok pria yang tidak diketahui identitasnya.

Dari data yang didapatkan Cenderawasih Pos, korban tidak hanya diperkosa melainkan alat vitalnya juga ditusuk oleh pelaku menggunakan obeng. Akibatnya, korban mengalami pendarahan hingga harus mendapatkan perawatan medis di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Jayapura.

Dalam ingatan korban, sebelum kejadian dirinya dibawa empat orang. Dimana salah satu dari mereka adalah seorang perempuan yang merupakan temannya. 

Awal mula kejadian, korban  bersama teman perempuannya ikut acara di Base G dan dikenalkan dengan para pelaku. Selanjutnya mereka ke sebuah rumah di Dok IX, Distrik Jayapura Utara.

Korban sendiri mengatakan, awalnya ia diperkosa oleh pelaku di Dok IX. Setelah itu, pelaku membawa korban ke Argapura. Di Argapura, korban bukannya dibawa pulang melainkan pelaku kembali ingin memperkosa korban.

Baca Juga :  Polisi Masih Buru Sopir yang Melindas Dua Pemuda

“Di Argapura saat hendak diperkosa saya menolak, tapi mereka pegang tangan dan kaki sambil mengancam saya. Satu orang perkosa saya, sementara tiga orang lainnya pegang saya termasuk teman perempuan itu, dan karena saya terus menolak mereka tusuk kemaluan saya dengan obeng,” cerita korban.

Secara terpisah, Kasubag Humas Polres Jayapura Kota Iptu Jahja Rumra membenarkan terkait dengan kejadian pemerkosaan tersebut. Namun, ia  belum bisa memberikan keterangan pasti mengingat korban dalam kondisi tidak sadarkan diri di rumah sakit.

Dikatakan, kasus pemerkosaan ini ditangani oleh Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA)  Polres Jayapura Kota.

“Korban sendiri belum bisa dimintai keterangan karena belum sadarkan diri,” ucap Jahja.

Sementara itu, Kapolsek Jayapura Selatan, Kompol Marthin Koagouw  menjelaskan bahwa kasus  tersebut telah dilimpahkan ke Unit PPA Polres Jayapura kota. Dimana saat kejadian anggota Polsek Japsel langsung mendatangi TKP dan membawa korban ke RSUD Jayapura untuk dilakukan visum dan pemeriksaan lanjutan.

Baca Juga :  Sejumlah Mantan Pejabat Pegubin Siap - siap Jadi Tersangka

Dalam kasus ini kata Kapolsek, pihaknya membawa serta satu unit motor yang diduga digunakan pelaku. 

Diketahui, kendaraan roda dua tersebut berplat nomor merah yang diduga kendaraan dinas dari Kabupaten Sarmi.

“Satu unit motor yang kami amankan akan dikembangkan untuk mengetahui siapa pelaku pemerkosaan tersebut,” ucap Marthin Koagouw.

Dari pantauan Cenderawasih Pos di lapangan tepatnya di sekitar Hotel Ralat, situasi terlihat sepi usai kejadian tersebut.

Sejumlah warga setempat mengaku bahwa lokasi tersebut memang  rawan, dimana sering terjadi kasus pemerkosaan, mabuk-mabukan, barter ganja hingga kejadian-kejadian lainnya. Untuk itu, mereka meminta agar pihak kepolisian sering melakukan patroli di daerah tersebut.

“Di sini jarang sekali anggota patroli, kecuali ada kejadian barulah mereka masuk,” ucap salah satu warga yang enggan disebutkan namanya. (fia/nat)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya