Sunday, April 28, 2024
29.7 C
Jayapura

Theo Hesegem: Mustahil Tak Miliki Senjata Lalu Bawa Amunisi

JAYAPURA-Direktur Yayasan Keadilan dan Keutuhan Manusia Papua (Pembela Ham) Theo Hesegem mengatakan dalam penanganan konflik bersenjata di Papua. Presiden Jokowi telah menyampaikan bahwa pendekatan di Papua adalah pendekatan persuasif, bukan melakukan pendekatan kekerasan. Apa yang disampaikan Theo ini menyusul adanya seseorang yang ditembak aparat TNI hanya karena diduga sebagai KKB dan membawa amunisi. “Kalau mereka (aparat-red) menembak yang bersangkutan pada saat berlawanan mungkin itu hal biasa. Tapi kalau misalkan dia ada di kebun lalu dia ditembak itu hal yang salah,” tegas Theo saat dikonfirmasi Cenderawasih Pos, Jumat (24/3). Lanjut Theo, jika yang bersangkutan memiliki amunisi harusnya ditangkap lalu diserahkan kepada aparat penegak hukum untuk melakukan penyelidikan. Sebab, dengan langsung ditembak dan meninggal bagaimana penyidik tahu darimana pemasukan senjata dan amunisi tersebut.
Baca Juga :  Bahas Pembebasan Pilot hingga Peristiwa Wamena
“Menurut saya, jika aparat betul betul mau melakukan proses penegakan hukum terhadap OPM. Mesti pendekatan persuasif, menangkap lalu meyerahkan kepada aparat penegak hukum, bukan main hakim sendiri. Dan kalau benar informasi yang beredar bahwa yang bersangkutan ditembak saat berada di kebun, itu kekeliruan yang dilakukan aparat di lapangan,” tegasnya. Menurut Theo, TNI sudah melanggar arahan dari presiden yang mana Jokowi menyampaikan bahwa pendekatan di Papua adalah pendekatan persuasif bukan melakukan pendekatan kekerasan. Theo juga melihat bahwa antara TNI dan OPM saling memancing situasi konflik di Papua. Memamerkan atas tindakan tindakan yang dilakukan. Misalkan kata Theo, OPM setelah membunuh orang atau membantai orang membuat video  lalu membagikannya ke media sosial, hal serupa juga kini dilakukan oleh TNI. Usai menembak orang lalu memamerkannya di media sosial.
Baca Juga :  10 Mei, Demo Tolak DOB Kembali Digelar
“Bagaimana jika yang dipamerkan TNI melalui video  yang beredar itu adalah warga sipil yang ditembak bukan anggota KKB sebagaimana rilis yang disampaikan oleh aparat. Bisa saja TNI memanipulasi barang bukti yang dimiliki korban, terlebih yang ada di lokasi hanya TNI dan yang punya senjata dan amunisi hanyalah TNI-Polri. Jika ada yang membuktikan silahkan, tapi kalau tidak ada yang membuktikan itu bisa jadi manipulatif,” bebernya. Lanjut Theo, selain amunisi yang diamankan apakah yang bersangkutan saat itu memiliki senjata atau tidak. Jika tidak memiliki senjata, mustahil membawa amunisi dan ini dianggap tidak logis. (ade/fia/wen)
JAYAPURA-Direktur Yayasan Keadilan dan Keutuhan Manusia Papua (Pembela Ham) Theo Hesegem mengatakan dalam penanganan konflik bersenjata di Papua. Presiden Jokowi telah menyampaikan bahwa pendekatan di Papua adalah pendekatan persuasif, bukan melakukan pendekatan kekerasan. Apa yang disampaikan Theo ini menyusul adanya seseorang yang ditembak aparat TNI hanya karena diduga sebagai KKB dan membawa amunisi. “Kalau mereka (aparat-red) menembak yang bersangkutan pada saat berlawanan mungkin itu hal biasa. Tapi kalau misalkan dia ada di kebun lalu dia ditembak itu hal yang salah,” tegas Theo saat dikonfirmasi Cenderawasih Pos, Jumat (24/3). Lanjut Theo, jika yang bersangkutan memiliki amunisi harusnya ditangkap lalu diserahkan kepada aparat penegak hukum untuk melakukan penyelidikan. Sebab, dengan langsung ditembak dan meninggal bagaimana penyidik tahu darimana pemasukan senjata dan amunisi tersebut.
Baca Juga :  Sah, Ridwan Rumasukun jadi Pj Gubernur Papua
“Menurut saya, jika aparat betul betul mau melakukan proses penegakan hukum terhadap OPM. Mesti pendekatan persuasif, menangkap lalu meyerahkan kepada aparat penegak hukum, bukan main hakim sendiri. Dan kalau benar informasi yang beredar bahwa yang bersangkutan ditembak saat berada di kebun, itu kekeliruan yang dilakukan aparat di lapangan,” tegasnya. Menurut Theo, TNI sudah melanggar arahan dari presiden yang mana Jokowi menyampaikan bahwa pendekatan di Papua adalah pendekatan persuasif bukan melakukan pendekatan kekerasan. Theo juga melihat bahwa antara TNI dan OPM saling memancing situasi konflik di Papua. Memamerkan atas tindakan tindakan yang dilakukan. Misalkan kata Theo, OPM setelah membunuh orang atau membantai orang membuat video  lalu membagikannya ke media sosial, hal serupa juga kini dilakukan oleh TNI. Usai menembak orang lalu memamerkannya di media sosial.
Baca Juga :  Tiga Tersangka Penyelundup Senpi Diserahkan ke Kejari
“Bagaimana jika yang dipamerkan TNI melalui video  yang beredar itu adalah warga sipil yang ditembak bukan anggota KKB sebagaimana rilis yang disampaikan oleh aparat. Bisa saja TNI memanipulasi barang bukti yang dimiliki korban, terlebih yang ada di lokasi hanya TNI dan yang punya senjata dan amunisi hanyalah TNI-Polri. Jika ada yang membuktikan silahkan, tapi kalau tidak ada yang membuktikan itu bisa jadi manipulatif,” bebernya. Lanjut Theo, selain amunisi yang diamankan apakah yang bersangkutan saat itu memiliki senjata atau tidak. Jika tidak memiliki senjata, mustahil membawa amunisi dan ini dianggap tidak logis. (ade/fia/wen)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya