Monday, January 27, 2025
28.7 C
Jayapura

Naik Rp 6 Miliar, RSUD Jayapura Tolak Menyerah

Gubernur: Dorong Kualitas Pelayanan Dimulai dari Kualitas SDM

JAYAPURA – Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Jayapura mendapatkan anggaran Rp 28 miliar dari Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) induk Tahun 2025. Hal itu disampaikan Plt Direktur RSUD Jayapura, dr Aaron Rumainum, saat dikonfirmasi Cenderawasih Pos, Rabu (22/1).

Sebelumnya pada Tahun 2024, rumah sakit milik pemerintah ini mendapat suntikan APBD induk Rp 22 miliar jadi ada kenaikan Rp 6 miliar.

Dengan anggaran tersebut, dr Aaron mengaku akan memaksimalkannya sebaik mungkin. Terutama membenahi fasilitas dan alat lainnya untuk tindakan-tindakan khusus. Dan meski bukan angka yang signifikan namun pihak rumah sakit menyatakan harus bisa memaksimalkan anggaran yang ada dan tak boleh menyerah.

Apalagi kata dr Aaron, dokter-dokter yang ada di RSUD Jayapura baru saja mengerjakan Awake craniotomy, sebuah teknik operasi bedah saraf yang sebelumnya hanya bisa dilakukan di kota-kota besar Pulau Jawa seperti Jakarta dan Bandung.

“Kita perlu pengadaan alat yang dibutuhkan di rumah sakit ini, termasuk butuh tempat tidur untuk pasien-pasien setelah RS Provita tidak lagi menjalin kerja sama dengan BPJS yang berimbas pada sebagian pasien lari ke RSUD Jayapura,” bebernya.

Baca Juga :  Korban Tenggelam, Akhirnya Ditemukan Tewas 

“Saya sebagai direktur mempunyai kebijakan, dengan dana yang ada kita maksimalkan. Kita tidak bisa mengeluh bahwa Rp 28 miliar tidak cukup, kita bahkan berterima kasih kepada pemerintah bahwa di tengah keterbatasannya masih bisa menganggarkan, bahkan menambahkan jumlahnya dari Rp 22 miliar menjadi Rp 28 miliar, ada kenaikan Rp 6 miliar,” sambungnya menjelaskan.

Dijelaskan, anggaran Rp 28 miliar yang bersumber dari APBD induk ini akan dipergunakan untuk pengadaan peralatan, pemeriksaan alat, belanja pengadaan obat-obatan Rp 5 miliar, pengadan habis pakai dengan anggarah sekitar Rp 4,5 miliar dan biaya lainnya.

Sedangkan anggaran lainnya yang bersumber dari Kementrian Kesehatan senilai Rp 19 miliar, akan digunakan untuk perbaikan listrik, perbaikan bangunan dan pengadaan alat di RSUD Jayapura. “Kita memaksimalkan anggaran yang ada dan memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat Papua yang berobat di RSUD Jayapura,” ucapnya.

Baca Juga :  66.219 Warga Asmat Sudah Vaksin Covid-19

Sementara itu, Pj Gubernur Papua, Ramses Limbong mengaku pihakya juga berkoordinasi dengan Kementerian Kesehatan agar merevitalisasi RSUD Jayapura sebagai rujukan rumah sakit rumah sakit yang ada di tanah Papua. Baik Provinsi Papua sendiri maupun Daerah Otonomi Baru (DOB).

“Kita dorong peningkatan kualitas pelayanan yang dimiliki, dan itu dimulai dari  peningkatan kualitas sumber daya manusianya. Baik itu pelayanan maupun peralatan yang dibutuhkan,” ucap Ramses kepada Cenderawasuh Pos. Selain itu kata Ramses, perlunya melihat yang menjadi prioritas utama di Papua termasuk  jenis penyakitnya apa saja.

“Penanganan-penanganan itu menjadi fokus prioritas yang harus diwujudkan. Kita berikan kesempatan seluas-luasnya, yang poinnya adalah bagaimana peningkatan pelayanan kepada masyarakat. Baik dari segi kuantitas, maupun kualitas,” pungkasnya. (fia/ade)

Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos

BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS  https://www.myedisi.com/cenderawasihpos

Gubernur: Dorong Kualitas Pelayanan Dimulai dari Kualitas SDM

JAYAPURA – Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Jayapura mendapatkan anggaran Rp 28 miliar dari Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) induk Tahun 2025. Hal itu disampaikan Plt Direktur RSUD Jayapura, dr Aaron Rumainum, saat dikonfirmasi Cenderawasih Pos, Rabu (22/1).

Sebelumnya pada Tahun 2024, rumah sakit milik pemerintah ini mendapat suntikan APBD induk Rp 22 miliar jadi ada kenaikan Rp 6 miliar.

Dengan anggaran tersebut, dr Aaron mengaku akan memaksimalkannya sebaik mungkin. Terutama membenahi fasilitas dan alat lainnya untuk tindakan-tindakan khusus. Dan meski bukan angka yang signifikan namun pihak rumah sakit menyatakan harus bisa memaksimalkan anggaran yang ada dan tak boleh menyerah.

Apalagi kata dr Aaron, dokter-dokter yang ada di RSUD Jayapura baru saja mengerjakan Awake craniotomy, sebuah teknik operasi bedah saraf yang sebelumnya hanya bisa dilakukan di kota-kota besar Pulau Jawa seperti Jakarta dan Bandung.

“Kita perlu pengadaan alat yang dibutuhkan di rumah sakit ini, termasuk butuh tempat tidur untuk pasien-pasien setelah RS Provita tidak lagi menjalin kerja sama dengan BPJS yang berimbas pada sebagian pasien lari ke RSUD Jayapura,” bebernya.

Baca Juga :  Genjot Kepala SKPD Kerja Cepat, Penggunaan Anggaran Harus Tepat Sasaran

“Saya sebagai direktur mempunyai kebijakan, dengan dana yang ada kita maksimalkan. Kita tidak bisa mengeluh bahwa Rp 28 miliar tidak cukup, kita bahkan berterima kasih kepada pemerintah bahwa di tengah keterbatasannya masih bisa menganggarkan, bahkan menambahkan jumlahnya dari Rp 22 miliar menjadi Rp 28 miliar, ada kenaikan Rp 6 miliar,” sambungnya menjelaskan.

Dijelaskan, anggaran Rp 28 miliar yang bersumber dari APBD induk ini akan dipergunakan untuk pengadaan peralatan, pemeriksaan alat, belanja pengadaan obat-obatan Rp 5 miliar, pengadan habis pakai dengan anggarah sekitar Rp 4,5 miliar dan biaya lainnya.

Sedangkan anggaran lainnya yang bersumber dari Kementrian Kesehatan senilai Rp 19 miliar, akan digunakan untuk perbaikan listrik, perbaikan bangunan dan pengadaan alat di RSUD Jayapura. “Kita memaksimalkan anggaran yang ada dan memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat Papua yang berobat di RSUD Jayapura,” ucapnya.

Baca Juga :  Korban Tenggelam, Akhirnya Ditemukan Tewas 

Sementara itu, Pj Gubernur Papua, Ramses Limbong mengaku pihakya juga berkoordinasi dengan Kementerian Kesehatan agar merevitalisasi RSUD Jayapura sebagai rujukan rumah sakit rumah sakit yang ada di tanah Papua. Baik Provinsi Papua sendiri maupun Daerah Otonomi Baru (DOB).

“Kita dorong peningkatan kualitas pelayanan yang dimiliki, dan itu dimulai dari  peningkatan kualitas sumber daya manusianya. Baik itu pelayanan maupun peralatan yang dibutuhkan,” ucap Ramses kepada Cenderawasuh Pos. Selain itu kata Ramses, perlunya melihat yang menjadi prioritas utama di Papua termasuk  jenis penyakitnya apa saja.

“Penanganan-penanganan itu menjadi fokus prioritas yang harus diwujudkan. Kita berikan kesempatan seluas-luasnya, yang poinnya adalah bagaimana peningkatan pelayanan kepada masyarakat. Baik dari segi kuantitas, maupun kualitas,” pungkasnya. (fia/ade)

Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos

BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS  https://www.myedisi.com/cenderawasihpos

Berita Terbaru

Artikel Lainnya

/