Friday, April 19, 2024
24.7 C
Jayapura

Menag: Radikalisme Bukan dari Pesantren

JAKARTA – Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas menegaskan, tidak ada pesantren yang mengajarkan paham radikalisme. Sebaliknya, pesantren mengajarkan Islam yang moderat.    

”Tidak ada radikalisme di pesantren,’’ tegas Yaqut seusai peringatan Hari Santri 2021 di Istana Negara kemarin (22/10).

Menurut Yaqut, ketika ada pesantren yang dituding mengajarkan paham radikalisme, perlu dilihat lebih dalam. Apakah lembaga tersebut pesantren atau bukan. Pesantren memiliki definisi yang jelas. Selain itu, pesantren sudah pasti mengajarkan ilmu-ilmu Islam yang jauh dari kekerasan.

Dalam momen tersebut, Yaqut juga menyampaikan komitmen pemerintah mendorong para santri dari berbagai aspek. Khususnya aspek ekonomi. Para santri didorong supaya memiliki kemampuan berwirausaha. ’’Sehingga santri tidak hanya mencari pekerjaan. Tetapi, pada waktunya nanti juga membuka lapangan kerja,’’ jelasnya.    

Baca Juga :  Menuju Green Hospital Berbasis Teknologi

Yaqut juga mengapresiasi kemampuan pesantren dalam menghadapi pandemi Covid-19. Ada sejumlah pesantren yang berhasil mencegah, mengendalikan, dan menangani penularan Covid-19. ”Ini menjadi bukti nyata bahwa pesantren juga memiliki kemampuan untuk menghadapi pandemi Covid-19 di tengah berbagai keterbatasan fasilitas yang dimilikinya,’’ ujarnya.

Presiden Joko Widodo kemarin menyampaikan pentingnya menumbuhkan ekonomi syariah. Salah satu motor penggerak ekonomi syariah itu adalah kalangan santri. ”Karena itu, kita harus mendorong munculnya lebih banyak entrepreneur dari kalangan santri dan lulusan pesantren,’’ kata Jokowi. (wan/c6/bay/JPG)

JAKARTA – Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas menegaskan, tidak ada pesantren yang mengajarkan paham radikalisme. Sebaliknya, pesantren mengajarkan Islam yang moderat.    

”Tidak ada radikalisme di pesantren,’’ tegas Yaqut seusai peringatan Hari Santri 2021 di Istana Negara kemarin (22/10).

Menurut Yaqut, ketika ada pesantren yang dituding mengajarkan paham radikalisme, perlu dilihat lebih dalam. Apakah lembaga tersebut pesantren atau bukan. Pesantren memiliki definisi yang jelas. Selain itu, pesantren sudah pasti mengajarkan ilmu-ilmu Islam yang jauh dari kekerasan.

Dalam momen tersebut, Yaqut juga menyampaikan komitmen pemerintah mendorong para santri dari berbagai aspek. Khususnya aspek ekonomi. Para santri didorong supaya memiliki kemampuan berwirausaha. ’’Sehingga santri tidak hanya mencari pekerjaan. Tetapi, pada waktunya nanti juga membuka lapangan kerja,’’ jelasnya.    

Baca Juga :  Mama Penjual Noken Minta Tempat Jualan yang Layak Saat Kunjungan Presiden

Yaqut juga mengapresiasi kemampuan pesantren dalam menghadapi pandemi Covid-19. Ada sejumlah pesantren yang berhasil mencegah, mengendalikan, dan menangani penularan Covid-19. ”Ini menjadi bukti nyata bahwa pesantren juga memiliki kemampuan untuk menghadapi pandemi Covid-19 di tengah berbagai keterbatasan fasilitas yang dimilikinya,’’ ujarnya.

Presiden Joko Widodo kemarin menyampaikan pentingnya menumbuhkan ekonomi syariah. Salah satu motor penggerak ekonomi syariah itu adalah kalangan santri. ”Karena itu, kita harus mendorong munculnya lebih banyak entrepreneur dari kalangan santri dan lulusan pesantren,’’ kata Jokowi. (wan/c6/bay/JPG)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya