Thursday, April 25, 2024
32.7 C
Jayapura

Nakes Gerald Sokoy Dua Kali Dimintai Keterangan

Komnas HAM Kirim Tim ke Pegubin

JAYAPURA-Gerald Sokoy salah satu tenaga kesehatan (Nakes) yang sempat dinyatakan hilang saat peristiwa penyerangan  Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Kiwirok, 13 September 2021, telah dimintai keterangan oleh Komnas HAM Perwakilan Papua.

Kepala Komnas HAM RI Perwakilan Papua, Frits Ramandey menyampaikan, Gerald dimintai keterangan sebanyak dua kali yaitu tanggal 8 dan 11 Oktober 2021 dengan didampingi keluarga.

“Komnas HAM telah mendampingi 11 Nakes korban Kiwirok. Termasuk mengajak tim psikolog dari Uncen untuk memberikan pendampingan trauma healing kepada mereka. Sehingga ketika memberikan keterangan mereka bisa merasa santai dan kondisi baik,” ungkap Frits Ramandey kepada Cenderawasih Pos, Selasa (12/10).

Dijelaskan Frits, Gerald memberikan keterangan yang normal kepada Komnas HAM seperti keterangan teman-temannya yang lain. Bagaimana Gerald mengalami kekerasan, intimidasi termasuk penyerangan yang terjadi pada 13 September pagi.

Baca Juga :  Seharusnya Bicarakan Upaya Tindak Lanjut Penyelesaian Kasus HAM

“Gerald menjelaskan tidak berbeda dengan rekannya yang lain. Dia memberikan keterangan yang normal seperti apa yang ia alami,” ujar Frits.

Selain itu, Komnas juga mendampingi para Nakes untuk bertemu dengan Menteri Perempuan dan Anak. Termasuk berkoordinasi dengan Pemda setempat agar 11 Nakes tersebut kembali kepada keluarga mereka.

“Saat ini Komnas sedang berkoodinasi dengan Pemda agar mereka yang mau kembali ke kampung halamannya bisa difasilitasi oleh pemda. Selain itu, Bupati Pegubin juga mengiyakan kontrak mereka tetap berlaku hingga selesai, dan hak-hak mereka tidak dipotong,” jelasnya.

Sementara itu, terkait dengan peristiwa yang terjadi di Kiwirok, Frits mengaku telah mengirim tim ke Pegunungan Bintang untuk memastikan pelayanan kesehatan dan beban psikologi bagi para Nakes yang ada di Pegubin.

Baca Juga :  Seleksi CPNS Formasi 2019 Diperkirakan Oktober

“Untuk di beberapa distrik pelayanan publik sebagaian belum berjalan normal. Kami harap di ibukota Kabupaten Pegunungan Bintang pelayanan publiknya tetap berjalan,” kata Frits.

Terkait dengan pengiriman pasukan TNI-Polri ke Kiwirok pasca insiden 13 September lalu dalam rangka pemulihan kondisi keamanan, sehingga masyarakat secara berangsur-angsur bisa kembali ke kampung dan beraktivitas seperti biasa, Frits berharap kehadiran aparat keamanan secara berangsur-angsur bisa memberikan keamanan dan kenyamanan kepada masyarakat.

“Dalam pengalaman, ketika terjadi eskalasi seperti ini, korbannya adalah harta benda jiwa. Psikologi mereka butuh waktu untuk bisa kembali ke kampung. Kita berharap kehadiran TNI-Polri di Kiwirok dalam rangka penegakan hukum untuk kemudian secara berangsur-angsur masyarakat bisa merasa nyaman dan aman untuk kembali ke kampung kampung mereka,” pungkasnya. (fia/nat)

Komnas HAM Kirim Tim ke Pegubin

JAYAPURA-Gerald Sokoy salah satu tenaga kesehatan (Nakes) yang sempat dinyatakan hilang saat peristiwa penyerangan  Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Kiwirok, 13 September 2021, telah dimintai keterangan oleh Komnas HAM Perwakilan Papua.

Kepala Komnas HAM RI Perwakilan Papua, Frits Ramandey menyampaikan, Gerald dimintai keterangan sebanyak dua kali yaitu tanggal 8 dan 11 Oktober 2021 dengan didampingi keluarga.

“Komnas HAM telah mendampingi 11 Nakes korban Kiwirok. Termasuk mengajak tim psikolog dari Uncen untuk memberikan pendampingan trauma healing kepada mereka. Sehingga ketika memberikan keterangan mereka bisa merasa santai dan kondisi baik,” ungkap Frits Ramandey kepada Cenderawasih Pos, Selasa (12/10).

Dijelaskan Frits, Gerald memberikan keterangan yang normal kepada Komnas HAM seperti keterangan teman-temannya yang lain. Bagaimana Gerald mengalami kekerasan, intimidasi termasuk penyerangan yang terjadi pada 13 September pagi.

Baca Juga :  Seharusnya Bicarakan Upaya Tindak Lanjut Penyelesaian Kasus HAM

“Gerald menjelaskan tidak berbeda dengan rekannya yang lain. Dia memberikan keterangan yang normal seperti apa yang ia alami,” ujar Frits.

Selain itu, Komnas juga mendampingi para Nakes untuk bertemu dengan Menteri Perempuan dan Anak. Termasuk berkoordinasi dengan Pemda setempat agar 11 Nakes tersebut kembali kepada keluarga mereka.

“Saat ini Komnas sedang berkoodinasi dengan Pemda agar mereka yang mau kembali ke kampung halamannya bisa difasilitasi oleh pemda. Selain itu, Bupati Pegubin juga mengiyakan kontrak mereka tetap berlaku hingga selesai, dan hak-hak mereka tidak dipotong,” jelasnya.

Sementara itu, terkait dengan peristiwa yang terjadi di Kiwirok, Frits mengaku telah mengirim tim ke Pegunungan Bintang untuk memastikan pelayanan kesehatan dan beban psikologi bagi para Nakes yang ada di Pegubin.

Baca Juga :  Ibu dan Anak Tewas Terlindas Truck

“Untuk di beberapa distrik pelayanan publik sebagaian belum berjalan normal. Kami harap di ibukota Kabupaten Pegunungan Bintang pelayanan publiknya tetap berjalan,” kata Frits.

Terkait dengan pengiriman pasukan TNI-Polri ke Kiwirok pasca insiden 13 September lalu dalam rangka pemulihan kondisi keamanan, sehingga masyarakat secara berangsur-angsur bisa kembali ke kampung dan beraktivitas seperti biasa, Frits berharap kehadiran aparat keamanan secara berangsur-angsur bisa memberikan keamanan dan kenyamanan kepada masyarakat.

“Dalam pengalaman, ketika terjadi eskalasi seperti ini, korbannya adalah harta benda jiwa. Psikologi mereka butuh waktu untuk bisa kembali ke kampung. Kita berharap kehadiran TNI-Polri di Kiwirok dalam rangka penegakan hukum untuk kemudian secara berangsur-angsur masyarakat bisa merasa nyaman dan aman untuk kembali ke kampung kampung mereka,” pungkasnya. (fia/nat)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya