Dalam perjalanan menuju RSUD Dok II, pasien mengalami kejang. Ambulans memutar kembali ke RS Bhayangkara, namun setibanya disana pasien sudah mengeluarkan busa dari mulut dan hidung. Upaya pertolongan pertama dilakukan, tetapi nyawa pasien tidak tertolong. Direktur RSUD Yowari menegaskan bahwa semua prosedur penanganan sudah dilakukan sesuai standar operasional (SOP).
“Kami tidak dapat melakukan operasi karena dokter kami tengah mengikuti seminar di luar Papua. Meski demikian, dalam menangani pasien bidan terus berkoordinasi dengan dokter melalui telepon,” kata Maryen. Ditempat terpisah, Wakil Bupati Jayapura, Haris R. Yocku angkat bicara. Haris mengatakan, bahwa masyarakat tidak hanya melihat dampaknya, tetapi perlu memahami persoalan yang terjadi di lingkungan rumah sakit.
Ia mengungkapkan bahwa beberapa hari lalu pelayanan RSUD Yowari sempat terganggu akibat adanya pemalangan fasilitas air bersih. “Kami sudah kesana bersama DPR dan pihak Kepolisian untuk menyelesaikan masalah air bersih. Kemudian beberapa hari lalu kembali terjadi peristiwa yang mengakibatkan seorang wanita hamil meninggal dunia bersama anaknya,” ujarnya.
Ia berharap masyarakat dapat mencermati berbagai kendala yang dialami RSUD Yowari, sekaligus memberikan ruang bagi tenaga medis untuk menjalankan tugasnya. Menurutnya, pihak rumah sakit kini tengah berupaya meningkatkan pelayanan serta mempersiapkan fasilitas yang lebih memadai. “Kita tidak bisa menahan kematian, kita tidak bisa tahu ajal. Yang pasti, kita harus memberikan kesempatan kepada perawat dan dokter melakukan tugas mereka,” katanya.
Atas musibah yang terjadi, Pemerintah Kabupaten Jayapura menyampaikan belasungkawa yang mendalam kepada keluarga korban. Wabup menegaskan bahwa dirinya bersama Bupati Jayapura berkomitmen untuk terus memperbaiki fasilitas, sarana, dan pelayanan di RSUD Yowari. “Saya percaya teman-teman tenaga kesehatan telah melakukan tugas mereka dengan baik,” tutupnya.
Dalam perjalanan menuju RSUD Dok II, pasien mengalami kejang. Ambulans memutar kembali ke RS Bhayangkara, namun setibanya disana pasien sudah mengeluarkan busa dari mulut dan hidung. Upaya pertolongan pertama dilakukan, tetapi nyawa pasien tidak tertolong. Direktur RSUD Yowari menegaskan bahwa semua prosedur penanganan sudah dilakukan sesuai standar operasional (SOP).
“Kami tidak dapat melakukan operasi karena dokter kami tengah mengikuti seminar di luar Papua. Meski demikian, dalam menangani pasien bidan terus berkoordinasi dengan dokter melalui telepon,” kata Maryen. Ditempat terpisah, Wakil Bupati Jayapura, Haris R. Yocku angkat bicara. Haris mengatakan, bahwa masyarakat tidak hanya melihat dampaknya, tetapi perlu memahami persoalan yang terjadi di lingkungan rumah sakit.
Ia mengungkapkan bahwa beberapa hari lalu pelayanan RSUD Yowari sempat terganggu akibat adanya pemalangan fasilitas air bersih. “Kami sudah kesana bersama DPR dan pihak Kepolisian untuk menyelesaikan masalah air bersih. Kemudian beberapa hari lalu kembali terjadi peristiwa yang mengakibatkan seorang wanita hamil meninggal dunia bersama anaknya,” ujarnya.
Ia berharap masyarakat dapat mencermati berbagai kendala yang dialami RSUD Yowari, sekaligus memberikan ruang bagi tenaga medis untuk menjalankan tugasnya. Menurutnya, pihak rumah sakit kini tengah berupaya meningkatkan pelayanan serta mempersiapkan fasilitas yang lebih memadai. “Kita tidak bisa menahan kematian, kita tidak bisa tahu ajal. Yang pasti, kita harus memberikan kesempatan kepada perawat dan dokter melakukan tugas mereka,” katanya.
Atas musibah yang terjadi, Pemerintah Kabupaten Jayapura menyampaikan belasungkawa yang mendalam kepada keluarga korban. Wabup menegaskan bahwa dirinya bersama Bupati Jayapura berkomitmen untuk terus memperbaiki fasilitas, sarana, dan pelayanan di RSUD Yowari. “Saya percaya teman-teman tenaga kesehatan telah melakukan tugas mereka dengan baik,” tutupnya.