Sunday, April 28, 2024
27.7 C
Jayapura

Sadis, Kepala Seorang Penambang Dipenggal

JAYAPURA – Aksi tak manusiawi dari kelompok yang biasa disebut Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) atau Kelompok Separatis Teroris (KST) kembali dilakukan.

Teror terus berlanjut setelah sebelumnya melakukan aksi di Keneyam, Kabupaten Nduga, kini aksi sadis lain dilakukan dengan  membunuh satu pekerja tambang di wilayah Pegunungan Bintang.

Kepolisian Resort Pegunungan Bintang kini tengah menangani kasus pembunuhan sadis yang terjadi di lokasi tambang ilegal Kawe Awimbon, Rabu (20/7).

Kabid Humas Polda Papua, Kombes Pol. Drs. Ahmad Musthofa Kamal, SH., membenarkan tentang kejadian pembunuhan tersebut. Dimana korban bernama Adis Haryadi yang tewas dengan kondisi kepala dipenggal.

Kabid Humas AM Kamal menjelaskan bahwa dari informasi yang didapat, kejadian tersebut berawal saat korban sedang menjaga kios bersama temannya.

Tiba-tiba datang beberapa orang tak dikenal dan langsung masuk. Dua orang tak dikenal tersebut masuk ke dalam kios menanyakan korban sambil memegang parang sedangkan yang lainnya berjaga- jaga di luar. Lalu saat itu korban  diminta untuk membuka baju dan melihat itu, saksi yang merupakan teman korban langsung melarikan diri dan memberitahukan kejadian tersebut kepada masyarakat berada di lokasi 96.

“Saat ini Polres Pegunungan Bintang masih melakukan kooordinasi untuk menuju ke lokasi kejadian guna mengevakuasi  jenazah korban” tutup AM Kamla.

Secara terpisah, Kapolres Pegunungan Bintang, AKBP. Cahyo Sukarnito  menyampaikan pihaknya belum mengetahui pelaku dari kelompok mana. Selain itu, hingga kini anggota belum bisa mengakses lantaran keterbatasan akses. Pihaknya juga belum melakukan pemeriksaan.

“Kemungkinan hari ini kita kirim tim ke Boven Digoel lalu menuju ke lokasi untuk memastikan kejadian ini. Termasuk bertemu dengan para saksi yang ada di lokasi,” kata Kapolres Cahyo Sukarnito saat dikonfirmasi Cenderawasih Pos, Rabu (20/7).

Baca Juga :  Jelang Tahun Politik, PHRI Optimis Tahun 2023 Ekonimi Membaik

Kapolres menyebut, akses dari Boven Digoel menuju lokasi kejadian dianggap tidak terlalu sulit dan dekat. Sehingga pihaknya merencanakan untuk mencarter helikopter guna mengevakuasi jenazah.

“Informasi yang kami terima, lokasi kejadian adalah perkampungan. Selain itu, sekitar lokasi ada penambang liar. Belum diketahui pelaku dari kelompok mana, sebab belum ada saksi yang dimintai keterangan,” jelasnya.

“Terkait apakah ini karena persaingan hak ulayat atau mungkin kelompok-kelompok lokal dalam arti mungkin ada jatah dari kampung tersebut atau konflik di antara penambang akibat rebuatan lokasi, kita belum bisa pastikan. Namun yang pasti, pelaku sementara OTK,” sambungnya.

Dikatakan, tim dari Polres Pegunungan Bintang yang bakal diturunkan selain mengevakuasi jenazah juga memastikan kejadian dan mengecek aktivitas apa yang dilakukan sekitar TKP. Karena  menuju lokasi butuh personel yang cukup.

Sementara itu, Komandan Korem 172/PWY, Brigadir Jenderal TNI JO Sembiring, mengakui kelompok bersenjata di Papua membunuh penambang di kawasan pertambangan yang ada di Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua.

“Memang ada laporan KST membunuh seorang warga sipil di lokasi penambangan yang ada di Kampung Kawe, Distrik Awimbon, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua. Korban bernama Azis dibunuh Selasa (19/7),” ungkap Danrem JO Sembiring yang dikutip dari kantor berita Antara, Rabu (20/7).

Danrem mengatakan, di lokasi penambangan yang dikelola warga setempat tidak ada petugas keamanan. Untuk mencapai lokasi hanya dapat menggunakan helikopter yang dari laporan datangnya dari Tanah Merah, Kabupaten Boven Digoel. “Saya sendiri belum pernah ke lokasi tersebut,” ujarnya.

Ia mengatakan, karena sering terjadi pembunuhan di lokasi penambangan maka jajarannya akan menggandeng Pemkab Pegunungan Bintang untuk mendata jumlah warga yang melakukan penambangan.

Baca Juga :  Papua Masuk Dalam 10 Provinsi Angka Inflasinya Tinggi

Ketika ditanya apa betul warga sipil yang dibunuh adalah aparat keamanan, dia menegaskan korban adalah warga sipil yang mencari makan di kawasan penambangan. “Tidak benar kalau korban adalah aparat keamanan,” tutup Sembiring.

Sementara informasi lain yang beredar menyebut bahwa sekira pukul 08.00 WIT di lokasi Tambang Emas Mining 41 BCL, Kampung Kawe, Distrik Awimbon Kabupaten Pegunungan Bintang telah diperoleh informasi via voicenote terkait aksi pembunuhan terhadap salah satu karyawan di lokasi penambangan yang dilakukan diduga oleh KKB atau KST  kelompok Menarius Kogoya.

Pelaku dalam laporan tersebut disebut  berjumlah 12 orang.

Merianus dikenal dengan sebutan Mio atau Missionaris setiap bulan selalu  melakukan aksi pemalakan dan jika tidak dituruti  maka kelompok ini tak segan – segan melakukan pembunuhan.

Setiap bulannya kelompok ini mendatangi kios kios untuk menagih uang keamanan. Sementara korban adalah penjaga kios milik salah satu putera daerah setempat bernama Mikel dan ketika itu korban kembali dipalak  namun karena tidak memberikan  akhirnya ia dibunuh.

Selain melakukan pembunuhan, diduga kelompok Menarius ini mengira korban adalah anggota intel sehingga kepala korban dipenggal dan dibawa para pelaku.  Terkait peristiwa ini para pekerja tambang mengungsi sementara dan berkumpul menjadi satu. Korban sendiri rencananya akan dievakuasi ke Tanah Merah, Kabupaten Boven Digoel menggunakan helikopter.

Informasi lain menyebut foto-foto korban sengaja disebar di media sosial oleh KNPB untuk menyebar teror dan membuat narasi seolah-olah telah membunuh intelijen Indonesia. (ade/fia/Antara/nat)

JAYAPURA – Aksi tak manusiawi dari kelompok yang biasa disebut Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) atau Kelompok Separatis Teroris (KST) kembali dilakukan.

Teror terus berlanjut setelah sebelumnya melakukan aksi di Keneyam, Kabupaten Nduga, kini aksi sadis lain dilakukan dengan  membunuh satu pekerja tambang di wilayah Pegunungan Bintang.

Kepolisian Resort Pegunungan Bintang kini tengah menangani kasus pembunuhan sadis yang terjadi di lokasi tambang ilegal Kawe Awimbon, Rabu (20/7).

Kabid Humas Polda Papua, Kombes Pol. Drs. Ahmad Musthofa Kamal, SH., membenarkan tentang kejadian pembunuhan tersebut. Dimana korban bernama Adis Haryadi yang tewas dengan kondisi kepala dipenggal.

Kabid Humas AM Kamal menjelaskan bahwa dari informasi yang didapat, kejadian tersebut berawal saat korban sedang menjaga kios bersama temannya.

Tiba-tiba datang beberapa orang tak dikenal dan langsung masuk. Dua orang tak dikenal tersebut masuk ke dalam kios menanyakan korban sambil memegang parang sedangkan yang lainnya berjaga- jaga di luar. Lalu saat itu korban  diminta untuk membuka baju dan melihat itu, saksi yang merupakan teman korban langsung melarikan diri dan memberitahukan kejadian tersebut kepada masyarakat berada di lokasi 96.

“Saat ini Polres Pegunungan Bintang masih melakukan kooordinasi untuk menuju ke lokasi kejadian guna mengevakuasi  jenazah korban” tutup AM Kamla.

Secara terpisah, Kapolres Pegunungan Bintang, AKBP. Cahyo Sukarnito  menyampaikan pihaknya belum mengetahui pelaku dari kelompok mana. Selain itu, hingga kini anggota belum bisa mengakses lantaran keterbatasan akses. Pihaknya juga belum melakukan pemeriksaan.

“Kemungkinan hari ini kita kirim tim ke Boven Digoel lalu menuju ke lokasi untuk memastikan kejadian ini. Termasuk bertemu dengan para saksi yang ada di lokasi,” kata Kapolres Cahyo Sukarnito saat dikonfirmasi Cenderawasih Pos, Rabu (20/7).

Baca Juga :  KPK Bantah Lukas Enembe Sakit Gagal Ginjal Kronis Stadium 5

Kapolres menyebut, akses dari Boven Digoel menuju lokasi kejadian dianggap tidak terlalu sulit dan dekat. Sehingga pihaknya merencanakan untuk mencarter helikopter guna mengevakuasi jenazah.

“Informasi yang kami terima, lokasi kejadian adalah perkampungan. Selain itu, sekitar lokasi ada penambang liar. Belum diketahui pelaku dari kelompok mana, sebab belum ada saksi yang dimintai keterangan,” jelasnya.

“Terkait apakah ini karena persaingan hak ulayat atau mungkin kelompok-kelompok lokal dalam arti mungkin ada jatah dari kampung tersebut atau konflik di antara penambang akibat rebuatan lokasi, kita belum bisa pastikan. Namun yang pasti, pelaku sementara OTK,” sambungnya.

Dikatakan, tim dari Polres Pegunungan Bintang yang bakal diturunkan selain mengevakuasi jenazah juga memastikan kejadian dan mengecek aktivitas apa yang dilakukan sekitar TKP. Karena  menuju lokasi butuh personel yang cukup.

Sementara itu, Komandan Korem 172/PWY, Brigadir Jenderal TNI JO Sembiring, mengakui kelompok bersenjata di Papua membunuh penambang di kawasan pertambangan yang ada di Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua.

“Memang ada laporan KST membunuh seorang warga sipil di lokasi penambangan yang ada di Kampung Kawe, Distrik Awimbon, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua. Korban bernama Azis dibunuh Selasa (19/7),” ungkap Danrem JO Sembiring yang dikutip dari kantor berita Antara, Rabu (20/7).

Danrem mengatakan, di lokasi penambangan yang dikelola warga setempat tidak ada petugas keamanan. Untuk mencapai lokasi hanya dapat menggunakan helikopter yang dari laporan datangnya dari Tanah Merah, Kabupaten Boven Digoel. “Saya sendiri belum pernah ke lokasi tersebut,” ujarnya.

Ia mengatakan, karena sering terjadi pembunuhan di lokasi penambangan maka jajarannya akan menggandeng Pemkab Pegunungan Bintang untuk mendata jumlah warga yang melakukan penambangan.

Baca Juga :  Gunakan Hati, Sudahi Pendekatan Militeristik

Ketika ditanya apa betul warga sipil yang dibunuh adalah aparat keamanan, dia menegaskan korban adalah warga sipil yang mencari makan di kawasan penambangan. “Tidak benar kalau korban adalah aparat keamanan,” tutup Sembiring.

Sementara informasi lain yang beredar menyebut bahwa sekira pukul 08.00 WIT di lokasi Tambang Emas Mining 41 BCL, Kampung Kawe, Distrik Awimbon Kabupaten Pegunungan Bintang telah diperoleh informasi via voicenote terkait aksi pembunuhan terhadap salah satu karyawan di lokasi penambangan yang dilakukan diduga oleh KKB atau KST  kelompok Menarius Kogoya.

Pelaku dalam laporan tersebut disebut  berjumlah 12 orang.

Merianus dikenal dengan sebutan Mio atau Missionaris setiap bulan selalu  melakukan aksi pemalakan dan jika tidak dituruti  maka kelompok ini tak segan – segan melakukan pembunuhan.

Setiap bulannya kelompok ini mendatangi kios kios untuk menagih uang keamanan. Sementara korban adalah penjaga kios milik salah satu putera daerah setempat bernama Mikel dan ketika itu korban kembali dipalak  namun karena tidak memberikan  akhirnya ia dibunuh.

Selain melakukan pembunuhan, diduga kelompok Menarius ini mengira korban adalah anggota intel sehingga kepala korban dipenggal dan dibawa para pelaku.  Terkait peristiwa ini para pekerja tambang mengungsi sementara dan berkumpul menjadi satu. Korban sendiri rencananya akan dievakuasi ke Tanah Merah, Kabupaten Boven Digoel menggunakan helikopter.

Informasi lain menyebut foto-foto korban sengaja disebar di media sosial oleh KNPB untuk menyebar teror dan membuat narasi seolah-olah telah membunuh intelijen Indonesia. (ade/fia/Antara/nat)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya