Saturday, April 27, 2024
28.7 C
Jayapura

Berharap Generasi Muda mampu Melestarikan Tarian Adat yang Ada di Tanah Papua

JAYAPURA-Tim Sanggar Reimue Kampung Kayo Batu itu nantinya yang akan menyambut kedatangan Presiden, sebelum presiden masuk ke Gedung Papua Youth Crative Hub untuk meresmikan Gedung Papua Youth Crative Hub, selasa (21/3) hari ini.

Ketua Sanggar Reimue Nikolaus Makanuay menjelaskan  tarian yang mereka bawakan ini bernama tari Imbo Cone. Tari Imbo Cone merupakan tarian dari Kampung Kayo Batu, Kota Jayapura Papua,

Makna dari tarianya ini kata dia, adalah suka cita penyambutan tamu, dimana dengan diringi, tarian Imbo Cone, setiap tamu yang hadir akan membawa sukacita bagi tuan rumah itu sendiri.

“Tarian ini maksudnya suka cita penyambutan tamu, terlebih khusus karena, kedatang presiden kali ini, Tim Sanggar Reimue Kampung Kayo Batu, diberi kepercayan untuk menyambut Jokowi, maka oleh, melalui tarian ini kami ingin sampaikan rasa suka cita kami kepada Presiden,” tutur Ketua Tim Sanggar Reimue Kampung Kayo Batu, kepada wartawan senin, (20/3).

Baca Juga :  Dua Tahun Tak Ada Guru, Anak-anak Belajar di Gereja

Adapun alat musik mengiringi tarian tersebut, diantaranya Tifa dan Triton, dikatakan alat musik Triton, memiliki makna memanggil orang, sedangkan Tifa, selain memanggil orang, juga merupakan alat musik tradisional Papua secara umum, dan khususnya Kampung Kayo Batu.

Selain tifa dan Triton, para penari juga diriasi dengan berbagai perhiasan seperti, tampak dibagian kepala masing masing tim sanggar tersebut mengenakan mahkota, (mah cawa hoha), selain itu mereka juga mengenakan kalung (Henare).

Nikolaus Makanuay menyebut Tim Sanggar Reimue Kampung Kayo Batu terdri dari 14 orang anggota, jumlah yang ada menurutnya berdasarkan permintaan panitia, tapi sesungguhnya Tarian penyambutan ini tidak membatasi jumlah.

“Kalau mau 100 orang juga bisa, karena tarian Imbo Cone, tidak mebatasi jumlah anggota, selain itu karena maknannya bersuka cita sehingga kalau jumlah anggota lebih banyak, maka tamu yang datangpun akan lebih bersuka cita,” ungkapnya.

Baca Juga :  Tak Ada Pengamanan Khusus di Kediaman Lukas Enembe

Dikatakan Nikolaus Makanuay sebelum tarian ini dipentas, mereka telah melalui persiapan yang matang, bahkan menurutnya dengan latihan yang masif selam ini, dirinya yakin akan tampil lebih baik.

“Karena ini merupakan tarian adat, jadi tidak dilatih pun tidak jadi masalah, karena ini sudah mendarah daging pada setiap orang Kampung Yao Batu, tapi kali ini demi memberikan yang terbaik untuk tamu undangan, maka kami selama ini latihannya hampir setiap hari,” tuturnya.

Nikolaus Makanuay berharap kehadiran presiden ditanah Papua, membawa dampak besar untuk pembangunan Papua, serta ia pun berharap agar generasi muda Papua mampu melestarikan tarian adat yang ada di Tanah Papua. (fia/ade/rel/wen)

JAYAPURA-Tim Sanggar Reimue Kampung Kayo Batu itu nantinya yang akan menyambut kedatangan Presiden, sebelum presiden masuk ke Gedung Papua Youth Crative Hub untuk meresmikan Gedung Papua Youth Crative Hub, selasa (21/3) hari ini.

Ketua Sanggar Reimue Nikolaus Makanuay menjelaskan  tarian yang mereka bawakan ini bernama tari Imbo Cone. Tari Imbo Cone merupakan tarian dari Kampung Kayo Batu, Kota Jayapura Papua,

Makna dari tarianya ini kata dia, adalah suka cita penyambutan tamu, dimana dengan diringi, tarian Imbo Cone, setiap tamu yang hadir akan membawa sukacita bagi tuan rumah itu sendiri.

“Tarian ini maksudnya suka cita penyambutan tamu, terlebih khusus karena, kedatang presiden kali ini, Tim Sanggar Reimue Kampung Kayo Batu, diberi kepercayan untuk menyambut Jokowi, maka oleh, melalui tarian ini kami ingin sampaikan rasa suka cita kami kepada Presiden,” tutur Ketua Tim Sanggar Reimue Kampung Kayo Batu, kepada wartawan senin, (20/3).

Baca Juga :  Tak Ada Pengamanan Khusus di Kediaman Lukas Enembe

Adapun alat musik mengiringi tarian tersebut, diantaranya Tifa dan Triton, dikatakan alat musik Triton, memiliki makna memanggil orang, sedangkan Tifa, selain memanggil orang, juga merupakan alat musik tradisional Papua secara umum, dan khususnya Kampung Kayo Batu.

Selain tifa dan Triton, para penari juga diriasi dengan berbagai perhiasan seperti, tampak dibagian kepala masing masing tim sanggar tersebut mengenakan mahkota, (mah cawa hoha), selain itu mereka juga mengenakan kalung (Henare).

Nikolaus Makanuay menyebut Tim Sanggar Reimue Kampung Kayo Batu terdri dari 14 orang anggota, jumlah yang ada menurutnya berdasarkan permintaan panitia, tapi sesungguhnya Tarian penyambutan ini tidak membatasi jumlah.

“Kalau mau 100 orang juga bisa, karena tarian Imbo Cone, tidak mebatasi jumlah anggota, selain itu karena maknannya bersuka cita sehingga kalau jumlah anggota lebih banyak, maka tamu yang datangpun akan lebih bersuka cita,” ungkapnya.

Baca Juga :  Yakin Polisi Kantongi Bukti Petunjuk Soal Kematian Michelle

Dikatakan Nikolaus Makanuay sebelum tarian ini dipentas, mereka telah melalui persiapan yang matang, bahkan menurutnya dengan latihan yang masif selam ini, dirinya yakin akan tampil lebih baik.

“Karena ini merupakan tarian adat, jadi tidak dilatih pun tidak jadi masalah, karena ini sudah mendarah daging pada setiap orang Kampung Yao Batu, tapi kali ini demi memberikan yang terbaik untuk tamu undangan, maka kami selama ini latihannya hampir setiap hari,” tuturnya.

Nikolaus Makanuay berharap kehadiran presiden ditanah Papua, membawa dampak besar untuk pembangunan Papua, serta ia pun berharap agar generasi muda Papua mampu melestarikan tarian adat yang ada di Tanah Papua. (fia/ade/rel/wen)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya