Saturday, April 27, 2024
28.7 C
Jayapura

Yakin Polisi Kantongi Bukti Petunjuk Soal Kematian Michelle

JAYAPURA – Dibalik misterius kematian Michelle Kurisi Doga, dimana jenazahnya ditemukan di Distrik Kolawa, Kabupaten Lanny Jaya, Provinsi Papua Pegunungan. Komisi Nasional (Komnas) Hak Asasi Manusia (HAM) yakin bahwa Polisi mampu mengungkap kematian Michelle.

Kepala Komnas HAM Papua Frits menyebut, Polisi mampu mengungkap kematian Michelle. Hal ini berdasarkan bukti petunjuk yang lebih dari 1, diantaanya kronologi, fakta dari kematian Michelle serta autopsi yang sudah dilakukan.

“Komnas HAM yakin, Polisi telah mengantongi bukti petunjuk lebih dari satu atas kasus kematian Michelle. Dengan bukti tersebut, mestinya kasus ini bisa terang benderang,”tegas Frits dalam keterangan persnya kepada wartawan, di Kantor Komnas HAM, Selasa (5/9).

Sebagaimana kata Frits, salah satu tuntutan ibu Michelle yakni telah mengampuni semua orang yang membunuh anaknya. Namun dua hal yang dia minta yakni mengungkap kronologi kematian dan bagaimana nasib dua anak yang ditingalkan oleh Michelle.

“Komnas HAM punya tanggung jawab membuka kasus ini secara terang menderang, tentunya dengan bantuan pihak pihak terkait. Kasus kematian Michelle tidak bisa dibiarkan begitu saja, jika ini dibiarkan. Akan menjadi catatan panjang dan negara akan terus dirong-rong,” tegas Frits.

Belajar dari pengalaman kasus kasus sebelumnya, Frits menyampaikan sebagaimana Komnas HAM bersama Polisi punya pengalaman mengungkap kasus mutilasi yang terjadi di Kabupaten Mimika termasuk beberapa kasus lainnya. Sehingga itu, kasus Michelle sudah pasti bisa diungkap.

“Mari sama sama kita ungkap kasus ini agar terang benderang, supaya tidak merong rong wibawa negara,” kata Frits.

Dikatakan Frits, kasus Michelle telah menjadi atensi Komnas HAM. Bahkan, pimpinan telah meminta Kantor Perwakilan Komnas HAM Papua untuk memberikan perhatian terhadap kasus ini.

Baca Juga :  Komisi Hukum Ad Hoc Diharapkan Dapat Membantu Pemerintah Papua

Bahkan Frits mengaku bahwa Komnas HAM saat itu telah melihat jenazah sebelum dimakamkan, termasuk mendengar secara langsung pernyataan dari Ibu Michelle saat ibadah pelepasan.

“Karena ini telah menjadi atensi Komnas HAM, selain mendengarkan langsung pernyataan dari Ibu Michelle di depan para pengunjung duka. Tapi kami juga telah bertemu ibunya dan mendengarkan seluruh keterangannya,” terangnya.

Terkait dengan kematian Michelle, Frits mengatakan bahwa Komnas HAM telah melakukan pengaduan proaktif. Bahkan, Ibu dari Michelle direncanakan Selasa (5/9) kemarin mendatangi Kantor Komnas HAM. Namun karena kondisi skiloginya terganggu, sehingga dibatalkan.

“Meski batal mendatangi Kantor Komnas HAM lantaran konsisi psikologinya, namun kami telah bertemu pihak keluarga dan keluarga telah memberikan beberapa kesaksian,” ungkap Frits.

Lanjut Frits, sebagaimana keterangan dari pihak keluarga, hingga saat ini belum tahu keberadaan Hp Michelle.

“Dalam penyampaian pihak keluarga, sekitar 3 hari sebelum kejadian. Sudah tidak ada komunikasi dengan keluarga. Selain itu, ada beberapa orang yang mereka tahu sering berkomunikasi dengan Michelle,” kata Frits.

Selain itu kata Frits, penyampaian dari pihak keluarga bahwa Michelle masuk ke hutan lantaran saat ini dirinyaa sedang persiapan Caleg di wilayah Papua Pegunungan.  “Yang pasti, Komnas HAM sudah bekerja untuk kasus Michelle,” tegasnya.

Sementara itu, Perkumpulan Pengacara Hak Asasi Manusia Untuk Papua mendesak negara agar penyelidikan kasus pembunuhan Michelle Kurisi dilakukan secara independent dan profesional, guna mengetahui motif dan pelaku pembunuhan.

Baca Juga :  Jika Mengiginkan Pilot Bebas, Pemerintah dan OPM Wajib Dibuatkan Kesepakatan

Direktur Perkumpulan Advokat Hak Asasi Manusia (PAHAM) Papua, Gustaf R Kawer menyampaikan, dari pemantauan dan penelusuran jejak digital yang dilakukan oleh PAHAM Papua, korban mempunyai relasi cukup dekat dengan beberapa petinggi Polri di Papua, termasuk dalam beberapa konflik di Papua yang bersangkutan secara aktif terlibat dalam aksi-aksi tersebut tetapi tidak tersentuh dalam proses hukum.

“Penyelidikan yang independent dan professional perlu dilakukan secara mendalam oleh pihak yang netral. Juga menghindari klaim mengklaim dengan narasi-narasi yang sarat kepentingan politik, dan alat bukti yang dapat membantu pengungkapan kasus tersebut adalah jejak digital korban mulai dari aktivitas yang bersangkutan terakhir, komunikasi dengan pihak-pihak siapa saja dan saat melakukan perjalanan ke Nduga atas perintah dan bersama dengan siapa,” kata Gustav.

Dikatakan Gustav, untuk pengungkapan kasus terbunuhnya Michelle Kurisi secara independent. Maka Pemerintah Republik Indonesia melalui Komnas HAM perlu membentuk Tim Independen guna pengungkapan kasus pembunuhan diluar hukum (Extra Judicial Killing). Dan menghindari klaim mengklaim yang tidak bertanggung jawab baik di kalangan TPN PB maupun TNI-Polri yang menimbulkan korban berjatuhan di kalangan masyarakat sipil yang ada di tanah Papua.

Sebelumnya, Michelle Kurisi ditemukan dalam keadaan meninggal dunia pada Kamis (31/8). Jenazah Michelle ditemukan di Distrik Kolawa, Kabupaten Lanny Jaya, Provinsi Papua Pegunungan dalam keadaan dikubur dan tertutup dedaunan. Ia diduga tewas dibunuh oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB). Sebelum ditemukan tewas, sebuah video berisi klaim KKB telah membunuh Michelle Kurisi di Distrik Kimbim, Kabupaten Jayawijaya beredar sejak Selasa (29/8). (fia/wen)

JAYAPURA – Dibalik misterius kematian Michelle Kurisi Doga, dimana jenazahnya ditemukan di Distrik Kolawa, Kabupaten Lanny Jaya, Provinsi Papua Pegunungan. Komisi Nasional (Komnas) Hak Asasi Manusia (HAM) yakin bahwa Polisi mampu mengungkap kematian Michelle.

Kepala Komnas HAM Papua Frits menyebut, Polisi mampu mengungkap kematian Michelle. Hal ini berdasarkan bukti petunjuk yang lebih dari 1, diantaanya kronologi, fakta dari kematian Michelle serta autopsi yang sudah dilakukan.

“Komnas HAM yakin, Polisi telah mengantongi bukti petunjuk lebih dari satu atas kasus kematian Michelle. Dengan bukti tersebut, mestinya kasus ini bisa terang benderang,”tegas Frits dalam keterangan persnya kepada wartawan, di Kantor Komnas HAM, Selasa (5/9).

Sebagaimana kata Frits, salah satu tuntutan ibu Michelle yakni telah mengampuni semua orang yang membunuh anaknya. Namun dua hal yang dia minta yakni mengungkap kronologi kematian dan bagaimana nasib dua anak yang ditingalkan oleh Michelle.

“Komnas HAM punya tanggung jawab membuka kasus ini secara terang menderang, tentunya dengan bantuan pihak pihak terkait. Kasus kematian Michelle tidak bisa dibiarkan begitu saja, jika ini dibiarkan. Akan menjadi catatan panjang dan negara akan terus dirong-rong,” tegas Frits.

Belajar dari pengalaman kasus kasus sebelumnya, Frits menyampaikan sebagaimana Komnas HAM bersama Polisi punya pengalaman mengungkap kasus mutilasi yang terjadi di Kabupaten Mimika termasuk beberapa kasus lainnya. Sehingga itu, kasus Michelle sudah pasti bisa diungkap.

“Mari sama sama kita ungkap kasus ini agar terang benderang, supaya tidak merong rong wibawa negara,” kata Frits.

Dikatakan Frits, kasus Michelle telah menjadi atensi Komnas HAM. Bahkan, pimpinan telah meminta Kantor Perwakilan Komnas HAM Papua untuk memberikan perhatian terhadap kasus ini.

Baca Juga :  Rakyat Masih Duka, Jangan Menambah Masalah Baru

Bahkan Frits mengaku bahwa Komnas HAM saat itu telah melihat jenazah sebelum dimakamkan, termasuk mendengar secara langsung pernyataan dari Ibu Michelle saat ibadah pelepasan.

“Karena ini telah menjadi atensi Komnas HAM, selain mendengarkan langsung pernyataan dari Ibu Michelle di depan para pengunjung duka. Tapi kami juga telah bertemu ibunya dan mendengarkan seluruh keterangannya,” terangnya.

Terkait dengan kematian Michelle, Frits mengatakan bahwa Komnas HAM telah melakukan pengaduan proaktif. Bahkan, Ibu dari Michelle direncanakan Selasa (5/9) kemarin mendatangi Kantor Komnas HAM. Namun karena kondisi skiloginya terganggu, sehingga dibatalkan.

“Meski batal mendatangi Kantor Komnas HAM lantaran konsisi psikologinya, namun kami telah bertemu pihak keluarga dan keluarga telah memberikan beberapa kesaksian,” ungkap Frits.

Lanjut Frits, sebagaimana keterangan dari pihak keluarga, hingga saat ini belum tahu keberadaan Hp Michelle.

“Dalam penyampaian pihak keluarga, sekitar 3 hari sebelum kejadian. Sudah tidak ada komunikasi dengan keluarga. Selain itu, ada beberapa orang yang mereka tahu sering berkomunikasi dengan Michelle,” kata Frits.

Selain itu kata Frits, penyampaian dari pihak keluarga bahwa Michelle masuk ke hutan lantaran saat ini dirinyaa sedang persiapan Caleg di wilayah Papua Pegunungan.  “Yang pasti, Komnas HAM sudah bekerja untuk kasus Michelle,” tegasnya.

Sementara itu, Perkumpulan Pengacara Hak Asasi Manusia Untuk Papua mendesak negara agar penyelidikan kasus pembunuhan Michelle Kurisi dilakukan secara independent dan profesional, guna mengetahui motif dan pelaku pembunuhan.

Baca Juga :  Pegunungan Bintang Siaga, Polisi Tingkatkan Patroli

Direktur Perkumpulan Advokat Hak Asasi Manusia (PAHAM) Papua, Gustaf R Kawer menyampaikan, dari pemantauan dan penelusuran jejak digital yang dilakukan oleh PAHAM Papua, korban mempunyai relasi cukup dekat dengan beberapa petinggi Polri di Papua, termasuk dalam beberapa konflik di Papua yang bersangkutan secara aktif terlibat dalam aksi-aksi tersebut tetapi tidak tersentuh dalam proses hukum.

“Penyelidikan yang independent dan professional perlu dilakukan secara mendalam oleh pihak yang netral. Juga menghindari klaim mengklaim dengan narasi-narasi yang sarat kepentingan politik, dan alat bukti yang dapat membantu pengungkapan kasus tersebut adalah jejak digital korban mulai dari aktivitas yang bersangkutan terakhir, komunikasi dengan pihak-pihak siapa saja dan saat melakukan perjalanan ke Nduga atas perintah dan bersama dengan siapa,” kata Gustav.

Dikatakan Gustav, untuk pengungkapan kasus terbunuhnya Michelle Kurisi secara independent. Maka Pemerintah Republik Indonesia melalui Komnas HAM perlu membentuk Tim Independen guna pengungkapan kasus pembunuhan diluar hukum (Extra Judicial Killing). Dan menghindari klaim mengklaim yang tidak bertanggung jawab baik di kalangan TPN PB maupun TNI-Polri yang menimbulkan korban berjatuhan di kalangan masyarakat sipil yang ada di tanah Papua.

Sebelumnya, Michelle Kurisi ditemukan dalam keadaan meninggal dunia pada Kamis (31/8). Jenazah Michelle ditemukan di Distrik Kolawa, Kabupaten Lanny Jaya, Provinsi Papua Pegunungan dalam keadaan dikubur dan tertutup dedaunan. Ia diduga tewas dibunuh oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB). Sebelum ditemukan tewas, sebuah video berisi klaim KKB telah membunuh Michelle Kurisi di Distrik Kimbim, Kabupaten Jayawijaya beredar sejak Selasa (29/8). (fia/wen)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya