Saturday, April 27, 2024
31.7 C
Jayapura

Salah Paham, Belasan Rumah di Kehiran Dibakar

DIBAKAR: Sejumlah rumah yang terbakar di Kampung Kehiran, Kabupaten Jayapura, Minggu (19/4)  (FOTO: Istimewa)

Kapolres: Bukan Covid, Ini Masalah Batas Wilayah

SENTANI- Belasan rumah warga yang ada di Kehiran,  Sentani Kabupaten Jayapura,  diduga dibakar massa. Aksi ini diduga akibat adanya kesalahpahaman antara dua kelompok warga yang tinggal di Jalan Kehiran dan Toware, Minggu (19/4) kemarin.

Informasi yang diperoleh Cenderawasih di lapangan menyebutkan, aksi pembakaran tersebut terjadi sekira puku; 17.00 WIT. Belum diketahui secara pasti penyebab utama terjadinya peristiwa tersebut. 

Namun menurut penuturan salah satu warga di sekitar lokasi kejadian menyebut, aksi pembakaran belasan rumah tersebut diduga karena adanya kesalahpahaman yang terjadi antara warga yang tinggal diperbatasan di dua wilayah itu.

“Awalnya semalam ada orang yang mau lewat sini (arah Kehiran) dari Kwadeware, tapi di perbatasan itu sudah palang oleh warga Kehiran supaya cegah Covid,” ungkap seorang warga yang ditemui Cenderawasih Pos di Kehiran, Minggu (18/4).

Dikatakan, warga Kehiran sudah membatasi lalulintas kendaraan pada pukul 21.00 WIT hingga pagi. Ini sebagai upaya warga kampung untuk membatasi penyebaran Covid-19. Namun pada malam hari, saat salah seorang  warga Toware ingin melewati perbatasan dua wilayah itu, diduga terjadi cecok mulut hingga berujung bentrok.
“Informasinya karena warga kami dipukul maka dilakukan pembalasan,” ujarnya.

Baca Juga :  Masyarakat Puncak Jaya Siap Bangun Keutuhan NKRI

Menurutnya, warga yang diduga berasal dari Toware melakukan penganiayaan terhadap salah seorang warga hingga menyulut aksi massa yang berujung pada pembakaran rumah di daerah itu. 

Dari pantauan Cenderawasih Pos, suasana  sempat memanas di sekitar lokasi kejadian. Upaya saling serang menggunakan senjata tajam berupa panah dan parang tidak terhindarkan. Beruntung polisi segera tiba di lokasi dan meredam suasana. Sementara itu, Kapolres Jayapura, AKBP Victor Mackbon menjelaskan, latar belakang terjadinya pertikaian dua  kelompok warga di Kehiran disebabkan karena persoalan batas wilayah. 

Bahkan persoalan itu menurutnya sudah berlangsung sejak lama dan sudah beberapa kali dilakukan mediasi oleh pihak Kepolisian.”Jadi bukan Covid, ini masalah batas wilayah,” jelas Viktor yang dikonfirmasi Cenderawasih Pos, kemairn,

Baca Juga :  Teror KKB, Ratusan Warga Mengungsi

Dia mengatakan, pertikaian dua kelompok warga yang berujung pada aksi pembakaran sejumlah rumah di wilayah itu awalnya disebabkan karena seorang warga dari Toware yang diduga melakukan pemukulan terhadap kepala suku Kehiran, Minggu (19/4). 

Warga  Kehiran yang tersulut emosi merencanakan aksi pembalasan menyerang kelompok warga  Toware. Namun polisi lebih dahulu tiba ditempat dan melakukan pengamanan di lokasi. Meskipun polisi berhasil mengendalikan upaya saling serang, namun  kelompok warga dari Kehiran tetap saja berupaya menyerang.”Ada yang provokasi sehingga mereka membakar rumah. Kita sempat kewalahan saat itu,” ujarnya.

Dia menambahkan, mengenai persoalan ini sebenarnya sudah disampaikan kepada pihak DAS untuk menyelesaikan. Karena, polisi tidak bisa menentukan batas batas ulayat. Guna menghindari aksi balas dendam, aparat Polres Jayapura dan Brimob Polda Papua sudah bersiaga dilokasi. “Satu peleton brimob dan tiga peleton personil Polres Jayapura,” tutupnya. (roy/nat)

DIBAKAR: Sejumlah rumah yang terbakar di Kampung Kehiran, Kabupaten Jayapura, Minggu (19/4)  (FOTO: Istimewa)

Kapolres: Bukan Covid, Ini Masalah Batas Wilayah

SENTANI- Belasan rumah warga yang ada di Kehiran,  Sentani Kabupaten Jayapura,  diduga dibakar massa. Aksi ini diduga akibat adanya kesalahpahaman antara dua kelompok warga yang tinggal di Jalan Kehiran dan Toware, Minggu (19/4) kemarin.

Informasi yang diperoleh Cenderawasih di lapangan menyebutkan, aksi pembakaran tersebut terjadi sekira puku; 17.00 WIT. Belum diketahui secara pasti penyebab utama terjadinya peristiwa tersebut. 

Namun menurut penuturan salah satu warga di sekitar lokasi kejadian menyebut, aksi pembakaran belasan rumah tersebut diduga karena adanya kesalahpahaman yang terjadi antara warga yang tinggal diperbatasan di dua wilayah itu.

“Awalnya semalam ada orang yang mau lewat sini (arah Kehiran) dari Kwadeware, tapi di perbatasan itu sudah palang oleh warga Kehiran supaya cegah Covid,” ungkap seorang warga yang ditemui Cenderawasih Pos di Kehiran, Minggu (18/4).

Dikatakan, warga Kehiran sudah membatasi lalulintas kendaraan pada pukul 21.00 WIT hingga pagi. Ini sebagai upaya warga kampung untuk membatasi penyebaran Covid-19. Namun pada malam hari, saat salah seorang  warga Toware ingin melewati perbatasan dua wilayah itu, diduga terjadi cecok mulut hingga berujung bentrok.
“Informasinya karena warga kami dipukul maka dilakukan pembalasan,” ujarnya.

Baca Juga :  Masyarakat Puncak Jaya Siap Bangun Keutuhan NKRI

Menurutnya, warga yang diduga berasal dari Toware melakukan penganiayaan terhadap salah seorang warga hingga menyulut aksi massa yang berujung pada pembakaran rumah di daerah itu. 

Dari pantauan Cenderawasih Pos, suasana  sempat memanas di sekitar lokasi kejadian. Upaya saling serang menggunakan senjata tajam berupa panah dan parang tidak terhindarkan. Beruntung polisi segera tiba di lokasi dan meredam suasana. Sementara itu, Kapolres Jayapura, AKBP Victor Mackbon menjelaskan, latar belakang terjadinya pertikaian dua  kelompok warga di Kehiran disebabkan karena persoalan batas wilayah. 

Bahkan persoalan itu menurutnya sudah berlangsung sejak lama dan sudah beberapa kali dilakukan mediasi oleh pihak Kepolisian.”Jadi bukan Covid, ini masalah batas wilayah,” jelas Viktor yang dikonfirmasi Cenderawasih Pos, kemairn,

Baca Juga :  Tersangka dan Korban Kenal di Instagram

Dia mengatakan, pertikaian dua kelompok warga yang berujung pada aksi pembakaran sejumlah rumah di wilayah itu awalnya disebabkan karena seorang warga dari Toware yang diduga melakukan pemukulan terhadap kepala suku Kehiran, Minggu (19/4). 

Warga  Kehiran yang tersulut emosi merencanakan aksi pembalasan menyerang kelompok warga  Toware. Namun polisi lebih dahulu tiba ditempat dan melakukan pengamanan di lokasi. Meskipun polisi berhasil mengendalikan upaya saling serang, namun  kelompok warga dari Kehiran tetap saja berupaya menyerang.”Ada yang provokasi sehingga mereka membakar rumah. Kita sempat kewalahan saat itu,” ujarnya.

Dia menambahkan, mengenai persoalan ini sebenarnya sudah disampaikan kepada pihak DAS untuk menyelesaikan. Karena, polisi tidak bisa menentukan batas batas ulayat. Guna menghindari aksi balas dendam, aparat Polres Jayapura dan Brimob Polda Papua sudah bersiaga dilokasi. “Satu peleton brimob dan tiga peleton personil Polres Jayapura,” tutupnya. (roy/nat)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya