Sunday, April 28, 2024
24.7 C
Jayapura

Tak Lagi Soft Aproach, Kini Operasi Siaga Tempur

TIMIKA – Sudah hampir tiga bulan sejak 7 Februari 2023, Philip Max Merhtens, pilot Susi Air disandera oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) pimpinan Egianus Kogoya di Nduga, Provinsi Papua Pegunungan. Operasi pembebasan oleh TNI dan Polri terus dilakukan.

Namun sayang, dalam proses pembebasan itu menyebabkan cukup banyak prajurit TNI gugur akibat serangan dari Egianus Kogoya yang akhir-akhir ini sangat intens melakukan penyerangan, terakhir pada 15 April 2023. KKB sempat mengklaim bahwa mereka menembak 6 orang prajurit TNI hingga meninggal dunia. Tapi kabar itu ditepis oleh TNI.

Panglima TNI,  Laksamana TNI Yudo Margono yang datang langsung ke Timika mengungkapkan dari 36 pasukan yang dihadang dan terjadi kontak tembak dengan KKB, ada satu yang meninggal dunia yaitu Pratu Miftahul Arifin.

Baca Juga :  Anak Muda Papua Harus Punya Kreatifitas

Panglima saat menggelar konferensi di Pangkalan TNI AU Yohanis Kapiyau Timika pada Selasa (18/4/2023) mengungkapkan kontak tembak terjadi ketika 36 prajurit melakukan patroli guna mencari keberadaan pilot Susi Air. Tapi dihadang oleh KKB dan terjadi kontak tembak.

“Ada satu yang meninggal Pratu Miftahul Arifin dan ada 4 orang yang kena luka tembak dan baru tadi dilakukan evakuasi. Alhamdullilah mereka selamat semua dan yang masih belum terkonfirmasi sampai sekarang ini ada 4 personel, sampai saat ini kita masih cari,” ungkap Panglima.

Jenazah Pratu Miftahul sampai kemarin belum bisa dievakuasi karena terjatuh di jurang ditambah cuaca yang tidak mendukung sehingga menyulitkan evakuasi.

Sementara empat prajurit yang mengalami luka telah dievakuasi ke RSUD Mimika untuk mendapat perawatan. Panglima memastikan kondisi keempatnya dalam kondisi sadar bahkan bisa berkomunikasi. Tiga karena luka tembak, satu lainnya karena terserempet serta terpeleset ke jurang.

Baca Juga :  Soal Sisa Kontrak, Bank Papua Buka Suara

Menyikapi intensnya serangan KKB, maka dalam melanjutkan pembebasan pilot Susi Air, Panglima TNI telah meningkatkan status operasi dari sebelumnya menggunakan soft approach menjadi operasi siaga tempur darat.

“Tentunya dengan kondisi seperti ini khususnya di daerah tertentu kita ubah menjadi operasi siaga tempur. Ditingkatkan yang tadi soft approach dengan menghadapi serangan seperti ini, seperti terjadi 15 April lalu tentunya kita tingkatkan jadi siaga tempur pasukan sehingga naluri tempurnya terbangun,” ujar Panglima.

TIMIKA – Sudah hampir tiga bulan sejak 7 Februari 2023, Philip Max Merhtens, pilot Susi Air disandera oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) pimpinan Egianus Kogoya di Nduga, Provinsi Papua Pegunungan. Operasi pembebasan oleh TNI dan Polri terus dilakukan.

Namun sayang, dalam proses pembebasan itu menyebabkan cukup banyak prajurit TNI gugur akibat serangan dari Egianus Kogoya yang akhir-akhir ini sangat intens melakukan penyerangan, terakhir pada 15 April 2023. KKB sempat mengklaim bahwa mereka menembak 6 orang prajurit TNI hingga meninggal dunia. Tapi kabar itu ditepis oleh TNI.

Panglima TNI,  Laksamana TNI Yudo Margono yang datang langsung ke Timika mengungkapkan dari 36 pasukan yang dihadang dan terjadi kontak tembak dengan KKB, ada satu yang meninggal dunia yaitu Pratu Miftahul Arifin.

Baca Juga :  Penerimaan IPDN Belum Sepenuhnya Sesuai Kuota?

Panglima saat menggelar konferensi di Pangkalan TNI AU Yohanis Kapiyau Timika pada Selasa (18/4/2023) mengungkapkan kontak tembak terjadi ketika 36 prajurit melakukan patroli guna mencari keberadaan pilot Susi Air. Tapi dihadang oleh KKB dan terjadi kontak tembak.

“Ada satu yang meninggal Pratu Miftahul Arifin dan ada 4 orang yang kena luka tembak dan baru tadi dilakukan evakuasi. Alhamdullilah mereka selamat semua dan yang masih belum terkonfirmasi sampai sekarang ini ada 4 personel, sampai saat ini kita masih cari,” ungkap Panglima.

Jenazah Pratu Miftahul sampai kemarin belum bisa dievakuasi karena terjatuh di jurang ditambah cuaca yang tidak mendukung sehingga menyulitkan evakuasi.

Sementara empat prajurit yang mengalami luka telah dievakuasi ke RSUD Mimika untuk mendapat perawatan. Panglima memastikan kondisi keempatnya dalam kondisi sadar bahkan bisa berkomunikasi. Tiga karena luka tembak, satu lainnya karena terserempet serta terpeleset ke jurang.

Baca Juga :  PON Papua Jadi Kehormatan Bangsa di Mata Dunia

Menyikapi intensnya serangan KKB, maka dalam melanjutkan pembebasan pilot Susi Air, Panglima TNI telah meningkatkan status operasi dari sebelumnya menggunakan soft approach menjadi operasi siaga tempur darat.

“Tentunya dengan kondisi seperti ini khususnya di daerah tertentu kita ubah menjadi operasi siaga tempur. Ditingkatkan yang tadi soft approach dengan menghadapi serangan seperti ini, seperti terjadi 15 April lalu tentunya kita tingkatkan jadi siaga tempur pasukan sehingga naluri tempurnya terbangun,” ujar Panglima.

Berita Terbaru

Artikel Lainnya