Saturday, April 20, 2024
26.7 C
Jayapura

Pdt. Petrus: Pro Kontra DOB adalah Hal yang Biasa

JAYAPURA-Pro kontra pemekaran Daerah Otonomi Baru (DOB) Provinsi Papua dianggap menjadi hal yang lumrah terjadi. Namun perlu diingat dan disikapi secara positif bahwa hal tersebut adalah salah satu rencana Tuhan untuk Tanah Papua.

   Hal ini disampaikan Ketua I Persekutuan Gereja Kemah Injil Indonesia (GKII) Provinsi Papua Pendeta Petrus Bonyadone, kepada Cenderawasih Pos, Minggu (17/4)

  “Apa yang muncul hari ini, soal pro kontra DOB menurut kami dari gereja, bahwa satu yang pasti jika itu yang Tuhan kehendaki maka itu sudah.Tuhan berkeinginan bahwa ada pemerataan kesejahteraan di tanah Papua, dan lewat Pemekaran itulah, Tuhan mau masyarakat Papua sejahtera,” ucap Pdt. Petrus.

  Menurutnya, jika Pemekaran Provinsi Papua benar terwujud, maka akan memperpendek rentang kendali dengan wilayah-wilayah yang notabene selama ini ada yang tersiolir dan jauh dari jaungkauan pembangunan, karena geografis.

  “Perlu disadari, kalau ini benar terjadi, maka rentang kendali yang selama ini jauh maka bisa menjadi dekat, karena geografis Papua seperti ini. Kalau Pemekaran terjadi maka daerah-daerah yang terisolir bisa terbuka, dan saya melihat akan ada konsentrasi dari masing-masing provinsi itu nantinya untuk membangun wilayah adatnya masing-masing,” tuturnya.

Baca Juga :  Massa Minta Diselesaikan dengan Budaya dan Hukum Positif

   Dijelaskan, soal Pemekaran Papua sudah ada sejak jaman dahulu, dengan kajian mendalam hingga pendekatan wilayah adat diberlakukan.  “Bukan baru sekarang, jadi sudah sejak dulu, dan para pendahulu sudah berpikir akan Pemekaran, dan dilakukan dengan kajian yang mendalam. Pendekatan culture masing-masing wilayah adat sudah ditetapkan oleh pendahulu, ada 7 wilayah adat di Papua dan Papua Barat,” ujarnya

   Sementara, untuk menyikapi soal Pemekaran DOB, maka perlu semua pihak berfikir positif, karena inti dari Pemekaran tersebut adalah Kesejahteraan masyarakat. “Dan jujur saja teman-teman di legislatif dan eksekutif menghendaki adanya pemekaran, karena mereka melihat dari sisi positifnya. Karena mereka memang melihat ada daerah-daerah yang terisolir, pendidikan, kesehatan yang masih jauh dari standar, sehingga jika Pemekaran terjadi maka akan ada pendekatan khusus untuk menyentuh daerah-daerah itu,” ucapnya.

   Tuhan, kata Pdt. Petrus, berkehendak pada seluruh umatnya agar umatnya menjadi sejahtera dalam iman, sehingga ini adalah waktu Tuhan. “Kita sekarang ini berjalan dengan waktu, sehingga kalau tidak dimanfaatkan dengan baik, maka waktu dan kesempatan yang Tuhan kasih itu kapan lagi. Istilahnya kalau bukan sekarang kapan lagi. Saya melihat seperti itu, sebagai pimpinan gereja ya Tuhan mengasihi semua umatnya. Kita selalu berdoa , dan kalau Tuhan berkehendak, maka tidak ada yang mustahil bagi Tuhan,” jelasnya.

Baca Juga :  Partai Demokrat Singgung Soal ‘Jalan Tikus’

   Sebagai pemimpin gereja, dirinya juga berpesan agar seluruh umat menjaga kedamaian di Tanah Papua. “Ini adalah hari-hari penting untuk Tuhan, dan Tuhan tidak membeda-bedakan atas kedamaian umatnya, dan pesan pentingnya adalah bahwa umat Kristen dimanapun berada harus mengedepankan kedamaian seperti yang diperintahkan oleh Tuhan. Sehingga kita harus menjaga sikap toleransi dengan teman, sahabat dan umat lain. Kita juga harus menghargai dan menjaga umat muslim yang melaksanakan ibadah puasa,” imbuhnya.

  “Pesan saya, mari kita jaga Papua ini sebagai tanah yang damai, yang bisa kita wujudkan dengan saling menghormati dan menghargai sesama umat Tuhan,” tandasnya. (Rhy/tri)

JAYAPURA-Pro kontra pemekaran Daerah Otonomi Baru (DOB) Provinsi Papua dianggap menjadi hal yang lumrah terjadi. Namun perlu diingat dan disikapi secara positif bahwa hal tersebut adalah salah satu rencana Tuhan untuk Tanah Papua.

   Hal ini disampaikan Ketua I Persekutuan Gereja Kemah Injil Indonesia (GKII) Provinsi Papua Pendeta Petrus Bonyadone, kepada Cenderawasih Pos, Minggu (17/4)

  “Apa yang muncul hari ini, soal pro kontra DOB menurut kami dari gereja, bahwa satu yang pasti jika itu yang Tuhan kehendaki maka itu sudah.Tuhan berkeinginan bahwa ada pemerataan kesejahteraan di tanah Papua, dan lewat Pemekaran itulah, Tuhan mau masyarakat Papua sejahtera,” ucap Pdt. Petrus.

  Menurutnya, jika Pemekaran Provinsi Papua benar terwujud, maka akan memperpendek rentang kendali dengan wilayah-wilayah yang notabene selama ini ada yang tersiolir dan jauh dari jaungkauan pembangunan, karena geografis.

  “Perlu disadari, kalau ini benar terjadi, maka rentang kendali yang selama ini jauh maka bisa menjadi dekat, karena geografis Papua seperti ini. Kalau Pemekaran terjadi maka daerah-daerah yang terisolir bisa terbuka, dan saya melihat akan ada konsentrasi dari masing-masing provinsi itu nantinya untuk membangun wilayah adatnya masing-masing,” tuturnya.

Baca Juga :  Penyerapan Dana Otsus dan DAK Harus Maksimal

   Dijelaskan, soal Pemekaran Papua sudah ada sejak jaman dahulu, dengan kajian mendalam hingga pendekatan wilayah adat diberlakukan.  “Bukan baru sekarang, jadi sudah sejak dulu, dan para pendahulu sudah berpikir akan Pemekaran, dan dilakukan dengan kajian yang mendalam. Pendekatan culture masing-masing wilayah adat sudah ditetapkan oleh pendahulu, ada 7 wilayah adat di Papua dan Papua Barat,” ujarnya

   Sementara, untuk menyikapi soal Pemekaran DOB, maka perlu semua pihak berfikir positif, karena inti dari Pemekaran tersebut adalah Kesejahteraan masyarakat. “Dan jujur saja teman-teman di legislatif dan eksekutif menghendaki adanya pemekaran, karena mereka melihat dari sisi positifnya. Karena mereka memang melihat ada daerah-daerah yang terisolir, pendidikan, kesehatan yang masih jauh dari standar, sehingga jika Pemekaran terjadi maka akan ada pendekatan khusus untuk menyentuh daerah-daerah itu,” ucapnya.

   Tuhan, kata Pdt. Petrus, berkehendak pada seluruh umatnya agar umatnya menjadi sejahtera dalam iman, sehingga ini adalah waktu Tuhan. “Kita sekarang ini berjalan dengan waktu, sehingga kalau tidak dimanfaatkan dengan baik, maka waktu dan kesempatan yang Tuhan kasih itu kapan lagi. Istilahnya kalau bukan sekarang kapan lagi. Saya melihat seperti itu, sebagai pimpinan gereja ya Tuhan mengasihi semua umatnya. Kita selalu berdoa , dan kalau Tuhan berkehendak, maka tidak ada yang mustahil bagi Tuhan,” jelasnya.

Baca Juga :  Aloysius Giyai: Penjabat Gubernur Harus Punya Strategi

   Sebagai pemimpin gereja, dirinya juga berpesan agar seluruh umat menjaga kedamaian di Tanah Papua. “Ini adalah hari-hari penting untuk Tuhan, dan Tuhan tidak membeda-bedakan atas kedamaian umatnya, dan pesan pentingnya adalah bahwa umat Kristen dimanapun berada harus mengedepankan kedamaian seperti yang diperintahkan oleh Tuhan. Sehingga kita harus menjaga sikap toleransi dengan teman, sahabat dan umat lain. Kita juga harus menghargai dan menjaga umat muslim yang melaksanakan ibadah puasa,” imbuhnya.

  “Pesan saya, mari kita jaga Papua ini sebagai tanah yang damai, yang bisa kita wujudkan dengan saling menghormati dan menghargai sesama umat Tuhan,” tandasnya. (Rhy/tri)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya