Saturday, April 27, 2024
27.7 C
Jayapura

KKB Diduga Lakukan Kekerasan Seksual ke Anak

PATROLI: Anggota Satgas Nemangkawi sedang beristirahat di salah satu kios yang tertutup ketika melakukan patroli di Beoga, beberapa waktu yang lalu. ( FOTO: Satgas Nemangkawi)

JAYAPURA-Aksi keji kelompok kriminal bersenjata makin menjadi. Pasca membunuh warga, membakar sekolah, dan helikopter, Polda Papua membeberkan dugaan bahwa KKB juga melakukan aksi kekerasan seksual terhadap anak. 

Kapolda Papua Irjen Mathius D. Fakhiri menuturkan, Satgas Nemangkawi melakukan olah tempat kejadian perkara (olah TKP) di Beoga. Kejadian di Beoga itu merupakan pembakaran sekolah dan rumah kepala suku. ”Saat olah TKP didapatkan informasi kekerasan seksual terhadap anak-anak,” ungkapnya kepada wartawan, Senin (14/4). 

Namun, belum bisa dipastikan berapa jumlah anak yang menjadi korban kekerasan seksual tersebut. Dia menyayangkan kejadian kekerasan seksual oleh KKB yang dipastikan membuat anak menjadi trauma.

“Rupanya ada pengakuan dari tokoh masyarakat bahwa di situ bukan hanya terjadi pembakaran. Menurut informasi masyarakat, terjadi kekerasan seksual terhadap anak-anak dan ini akan menjadi penyelidikan dan pemeriksaan untuk kepentingan Polri,” bebernya. 

Kapolda menyebutkan, untuk kasus pembakaran gedung sekolah sedang didalami kasusnya. Apakah pembakaran tersebut murni atau memang karena ada unsur lain.

“Mereka ini menyerang warga sipil dengan tujuan memancing kita keluar, karena mereka sedang membutuhkan amunisi,” papar Kapolda.

Menurut Kapolda, dendam masa lalu yang membuat kelompok ini masih berulah. Sehingga dirinya meminta masyarakat untuk selalu waspada dan hati-hati serta mendengar imbauan dari Polisi.

“Masyarakat ketika kita imbau untuk tidak bepergian maka tolong dipahami. Jangan karena mau cari sesuap nasi malah mengorbankan jiwa. Masyarakat harus membantu sehingga kelompok ini tidak menimbulkan aksi aksi  yang membuat keadaan menjadi gaduh, karena itu yang mereka ainginkan,” tuturnya.

Baca Juga :  Genangan Organda Tergantung Goa Kecil

Bupati sendiri lanjut Kapolda sudah kembali ke Ilaga. Dengan kembalinya bupati diharapkan dapat membantu aparat Kepolisian dan TNI untuk menjaga kondisi Kabupaten Puncak secara keseluruhan.

Diakuinya, situasi Kabupaten Puncak terutama Beoga sudah mulai kondusif pasca beberapa rentetan peristiwa yang terjadi di daerah tersebut sejak dua minggu terakhir.

Sementara itu, mengantisipasi pecatan oknum TNI yang berbelok ke KKB di Intan Jaya. Kapolda meminta anggota di lapangan ekstra hati hati.

“Kita sudah biasa menghadapi anggota yang disersi gabung dengan kelompok tertentu, kita tetap waspadai dan saya yakin TNI-polri tidak akan mundur dan takut,” tegas Kapolda.

Kasatgas Humas Nemangkawi, Kombes M Iqbal Alqudusi menambahkan pasca teror KKB di Kabupaten Puncak, masyarakat kembali menjalani aktivitasnya seperti biasa.

Dikatakatan, kegiatan TNI – Polri di beoga memberikan dampak positif, kini kondisi di Beoga sudah berangsur kondusif. Para mama sudah bisa kembali berjualan kebutuhan sehari-hari. Masyarakat Beoga juga bisa menghadiri Ibadah Hari Minggu seperti biasanya.

“Kondisi landasan pacu di Beoga, pesawat sipil kini sudah beroperasi kembali,” terang Kombes M Iqbal Alqudusi.

Terpisah, Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI Mayjen TNI Achmad Riad menyatakan bahwa tindakan tegas terhadap KKB tidak akan berhenti dilakukan. Selama kelompok itu terus mengganggu dengan berbuat onar, aparat TNI dan Polri akan memburu mereka. “Kami pokoknya laksanakan tugas saja, laksanakan operasi sebaik mungkin,” terang dia kemarin. 

Baca Juga :  Tahap Kedua Vaksinasi, Ada Puluhan Ribu di Sektor Pendidikan

Fokus TNI saat ini, membantu aparat kepolisian menegakan hukum terhadap kelompok tersebut. TNI belum bisa terlalu jauh mengomentari usulan dan wacana menjadikan KKB sebagai kelompok teroris. “Itu (wacana KKB jadi kelompok teroris, Red) masih dibahas,” imbuhnya. 

Seiring dengan pembahasan tersebut, TNI menjalankan tugas sesuai dengan aturan dan ketentuan yang berlaku.

Berkaitan dengan membelotnya Lucky Y. Matuan dari TNI ke KKB, Riad menegaskan bahwa mantan prajurit TNI AD itu sudah masuk daftar pencarian orang (DPO) TNI. Keberadaannya terus dicari dan dikejar oleh aparat di Papua. “Akan dikejar dan sudah DPO istilahnya, (surat DPO) dikeluarkan kodam di sana,” ungkap jenderal dengan dua bintang di pundak tersebut. 

Di samping upaya pengejaran terhadap Lucky, pihaknya juga memastikan lebih ketat menyeleksi prajurit TNI. “Kedua kami akan melihat lagi dalam beberapa hal, itu (kasus Lucky) kan sifatnya kasuistis juga,” terang dia. Menurut dia, hal serupa pernah terjadi saat TNI melaksanakan tugas di Aceh. “Yang jelas kami antisipasi jadi di prosesnya seleksi nanti,” tambahnya.

Riad mengungkapkan bahwa, antisipasi dilakukan bukan hanya melalui seleksi yang lebih ketat. Pada tahap-tahap pendidikan prajurit TNI, pihaknya akan lebih menekankan materi-materi bela negara seperti pendidikan Pancasila. “Dan segala macam. Harapan kami, mereka bisa lebih merah putih,” kata dia. Dengan begitu, merek tidak mudah tergoda untuk berpaling dan melawan aparat keamanan. (fia/idr/syn/nat)

PATROLI: Anggota Satgas Nemangkawi sedang beristirahat di salah satu kios yang tertutup ketika melakukan patroli di Beoga, beberapa waktu yang lalu. ( FOTO: Satgas Nemangkawi)

JAYAPURA-Aksi keji kelompok kriminal bersenjata makin menjadi. Pasca membunuh warga, membakar sekolah, dan helikopter, Polda Papua membeberkan dugaan bahwa KKB juga melakukan aksi kekerasan seksual terhadap anak. 

Kapolda Papua Irjen Mathius D. Fakhiri menuturkan, Satgas Nemangkawi melakukan olah tempat kejadian perkara (olah TKP) di Beoga. Kejadian di Beoga itu merupakan pembakaran sekolah dan rumah kepala suku. ”Saat olah TKP didapatkan informasi kekerasan seksual terhadap anak-anak,” ungkapnya kepada wartawan, Senin (14/4). 

Namun, belum bisa dipastikan berapa jumlah anak yang menjadi korban kekerasan seksual tersebut. Dia menyayangkan kejadian kekerasan seksual oleh KKB yang dipastikan membuat anak menjadi trauma.

“Rupanya ada pengakuan dari tokoh masyarakat bahwa di situ bukan hanya terjadi pembakaran. Menurut informasi masyarakat, terjadi kekerasan seksual terhadap anak-anak dan ini akan menjadi penyelidikan dan pemeriksaan untuk kepentingan Polri,” bebernya. 

Kapolda menyebutkan, untuk kasus pembakaran gedung sekolah sedang didalami kasusnya. Apakah pembakaran tersebut murni atau memang karena ada unsur lain.

“Mereka ini menyerang warga sipil dengan tujuan memancing kita keluar, karena mereka sedang membutuhkan amunisi,” papar Kapolda.

Menurut Kapolda, dendam masa lalu yang membuat kelompok ini masih berulah. Sehingga dirinya meminta masyarakat untuk selalu waspada dan hati-hati serta mendengar imbauan dari Polisi.

“Masyarakat ketika kita imbau untuk tidak bepergian maka tolong dipahami. Jangan karena mau cari sesuap nasi malah mengorbankan jiwa. Masyarakat harus membantu sehingga kelompok ini tidak menimbulkan aksi aksi  yang membuat keadaan menjadi gaduh, karena itu yang mereka ainginkan,” tuturnya.

Baca Juga :  Masih Terdengar Bunyi Tembakan, Sugapa Seperti Kota Mati

Bupati sendiri lanjut Kapolda sudah kembali ke Ilaga. Dengan kembalinya bupati diharapkan dapat membantu aparat Kepolisian dan TNI untuk menjaga kondisi Kabupaten Puncak secara keseluruhan.

Diakuinya, situasi Kabupaten Puncak terutama Beoga sudah mulai kondusif pasca beberapa rentetan peristiwa yang terjadi di daerah tersebut sejak dua minggu terakhir.

Sementara itu, mengantisipasi pecatan oknum TNI yang berbelok ke KKB di Intan Jaya. Kapolda meminta anggota di lapangan ekstra hati hati.

“Kita sudah biasa menghadapi anggota yang disersi gabung dengan kelompok tertentu, kita tetap waspadai dan saya yakin TNI-polri tidak akan mundur dan takut,” tegas Kapolda.

Kasatgas Humas Nemangkawi, Kombes M Iqbal Alqudusi menambahkan pasca teror KKB di Kabupaten Puncak, masyarakat kembali menjalani aktivitasnya seperti biasa.

Dikatakatan, kegiatan TNI – Polri di beoga memberikan dampak positif, kini kondisi di Beoga sudah berangsur kondusif. Para mama sudah bisa kembali berjualan kebutuhan sehari-hari. Masyarakat Beoga juga bisa menghadiri Ibadah Hari Minggu seperti biasanya.

“Kondisi landasan pacu di Beoga, pesawat sipil kini sudah beroperasi kembali,” terang Kombes M Iqbal Alqudusi.

Terpisah, Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI Mayjen TNI Achmad Riad menyatakan bahwa tindakan tegas terhadap KKB tidak akan berhenti dilakukan. Selama kelompok itu terus mengganggu dengan berbuat onar, aparat TNI dan Polri akan memburu mereka. “Kami pokoknya laksanakan tugas saja, laksanakan operasi sebaik mungkin,” terang dia kemarin. 

Baca Juga :  Perdamaian di Tanah Papua Membutuhkan Suara Korban

Fokus TNI saat ini, membantu aparat kepolisian menegakan hukum terhadap kelompok tersebut. TNI belum bisa terlalu jauh mengomentari usulan dan wacana menjadikan KKB sebagai kelompok teroris. “Itu (wacana KKB jadi kelompok teroris, Red) masih dibahas,” imbuhnya. 

Seiring dengan pembahasan tersebut, TNI menjalankan tugas sesuai dengan aturan dan ketentuan yang berlaku.

Berkaitan dengan membelotnya Lucky Y. Matuan dari TNI ke KKB, Riad menegaskan bahwa mantan prajurit TNI AD itu sudah masuk daftar pencarian orang (DPO) TNI. Keberadaannya terus dicari dan dikejar oleh aparat di Papua. “Akan dikejar dan sudah DPO istilahnya, (surat DPO) dikeluarkan kodam di sana,” ungkap jenderal dengan dua bintang di pundak tersebut. 

Di samping upaya pengejaran terhadap Lucky, pihaknya juga memastikan lebih ketat menyeleksi prajurit TNI. “Kedua kami akan melihat lagi dalam beberapa hal, itu (kasus Lucky) kan sifatnya kasuistis juga,” terang dia. Menurut dia, hal serupa pernah terjadi saat TNI melaksanakan tugas di Aceh. “Yang jelas kami antisipasi jadi di prosesnya seleksi nanti,” tambahnya.

Riad mengungkapkan bahwa, antisipasi dilakukan bukan hanya melalui seleksi yang lebih ketat. Pada tahap-tahap pendidikan prajurit TNI, pihaknya akan lebih menekankan materi-materi bela negara seperti pendidikan Pancasila. “Dan segala macam. Harapan kami, mereka bisa lebih merah putih,” kata dia. Dengan begitu, merek tidak mudah tergoda untuk berpaling dan melawan aparat keamanan. (fia/idr/syn/nat)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya