Saturday, April 27, 2024
27.7 C
Jayapura

Putus Cinta, Seorang Pria Gantung Diri

JAYAPURA-Seorang pria berumur 25 tahun ditemukan tewas gantung diri di kamar kosnya di BTN Puskopad Bawah, Distrik Abepura, Sabtu (15/10) malam sekira pukul 22.20 WIT. 

Kabarnya, pria yang bekerja di salah satu BUMN di Kota Jayapura ini diduga nekat menghabisi hidupnya dengan gantung diri setelah diputus pacarnya. 

Kapolresta Jayapura Kota Kombes Pol. Gustav R. Urbinas menerangkan, pria ini ditemukan oleh saksi yang berada di sekitar tempat kejadian perkara (TKP). 

Saksi menurut Gustav Urbinas, awalnya curiga saat melihat jendela rumah kos yang ditempati pria tersebut terbuka. Kemudian atas permintaan warga yang mencurigai kondisi rumah kos serta untuk mengetahui apa yang terjadi di dalam, saksi akhirnya membuka paksa pintu rumah. 

“Saksi kemudian membuka paksa pintu rumah yang terkunci dan masuk ke dalam.  Saksi kemudian menemukan korban sudah dalam keadaan tidak bernyawa dengan kain terikat di leher menggantung di plafon rumah,” ungkap Kapolresta Gistav Urbinas, Sabtu (16/10).

Lanjutnya, terkait dengan kejadian tersebut, beberapa warga yang mengetahui kejadian tersebut melaporkannya ke Mapolsek Abepura.

Baca Juga :  Yunus Wonda Bantah Terpilih Jadi Wagub

“Pada jenazah korban ditemukan  adanya luka di bagian pergelangan tangan sebelah kiri dan bekas lilitan kain di bagian leher dimana penyebab kematian korban belum diketahui,” jelasnya.

Terkait dengan kejadian ini, pihak keluarga sudah menerima kematian dari korban dan menolak untuk dilakukan autopsi (pemeriksaan dalam). Pihak keluarga hanya meminta untuk dilakukan pemeriksaan luar (visum). “Terhadap korban dibuatkan surat penolakan outopsi dan surat pernyataan penolakan autopsi,” jelasnya.

Dikatakan, kasus tersebut masih dalam pendalaman dan penanganan Unit Reskrim Polsek Abepura. Dimana penyebab kematian korban secara pastinya belum diketahui. Dugaan awal korban lakukan bunuh diri dengan alasan patah hati karena diputuskan oleh pacarnya sehingga mencari jalan pintas dengan mengakhiri hidupnya. “Diduga korban bunuh diri lantaran diputuskan oleh pacarnya,” pungkasnya. 

Secara terpisah Kapolsek Abepura, AKP. Lintong Simanjuntak mengakui pihaknya tidak melanjutkan dengan autopsi lantaran pihak keluarga telah menerima kematian korban dan menolak dilakukan otopsi. 

Baca Juga :  Belum Digaji, Jasa PelayananTak Dibayar, Nakes RSUD Dok II Demo

“Kalau dari kondisinya memang terlihat bahwa korban tewas dengan posisi leher terikat di gantungan namun apa yang melatarbelakangi korban gantung diri ini yang belum diketahui. Meski ada informasi yang menyebut jika korban ada persoalan dengan pacarnya kemudian putus,” ucap Lintong Simanjuntak saat dihubungi Cenderawasih Pos, Minggu (17/10).

Lintong Simanjuntak menambahkan bahwa pihak keluarga sudah menerima kematian dari korban dan menolak untuk dilakukan dan pihak keluarga hanya meminta untuk dilakukan pemeriksaan luar atau visum.

 “Karena keluarga menolak diotopsi ya kami juga tidak memaksa sehingga kami buatkan surat penolakan otopsi,”  sambung Lintong. 

Penyidik sendiri hanya mengambil data awal dan melakukan pemeriksaan saksi – saksi jika sewaktu – waktu dibutuhkan. Sedangkan dugaan atau alasan korban memilih gantung ini juga belum terungkap meski ada yang mengatakan karena hubungan asrama dengan pacarnya. “Apakah diputuskan oleh pacarnya  kemudian mengakhiri hidupnya ini juga belum kami ketahui persis,” tutup Kapolsek. (fia/ade/nat)

JAYAPURA-Seorang pria berumur 25 tahun ditemukan tewas gantung diri di kamar kosnya di BTN Puskopad Bawah, Distrik Abepura, Sabtu (15/10) malam sekira pukul 22.20 WIT. 

Kabarnya, pria yang bekerja di salah satu BUMN di Kota Jayapura ini diduga nekat menghabisi hidupnya dengan gantung diri setelah diputus pacarnya. 

Kapolresta Jayapura Kota Kombes Pol. Gustav R. Urbinas menerangkan, pria ini ditemukan oleh saksi yang berada di sekitar tempat kejadian perkara (TKP). 

Saksi menurut Gustav Urbinas, awalnya curiga saat melihat jendela rumah kos yang ditempati pria tersebut terbuka. Kemudian atas permintaan warga yang mencurigai kondisi rumah kos serta untuk mengetahui apa yang terjadi di dalam, saksi akhirnya membuka paksa pintu rumah. 

“Saksi kemudian membuka paksa pintu rumah yang terkunci dan masuk ke dalam.  Saksi kemudian menemukan korban sudah dalam keadaan tidak bernyawa dengan kain terikat di leher menggantung di plafon rumah,” ungkap Kapolresta Gistav Urbinas, Sabtu (16/10).

Lanjutnya, terkait dengan kejadian tersebut, beberapa warga yang mengetahui kejadian tersebut melaporkannya ke Mapolsek Abepura.

Baca Juga :  Belum Digaji, Jasa PelayananTak Dibayar, Nakes RSUD Dok II Demo

“Pada jenazah korban ditemukan  adanya luka di bagian pergelangan tangan sebelah kiri dan bekas lilitan kain di bagian leher dimana penyebab kematian korban belum diketahui,” jelasnya.

Terkait dengan kejadian ini, pihak keluarga sudah menerima kematian dari korban dan menolak untuk dilakukan autopsi (pemeriksaan dalam). Pihak keluarga hanya meminta untuk dilakukan pemeriksaan luar (visum). “Terhadap korban dibuatkan surat penolakan outopsi dan surat pernyataan penolakan autopsi,” jelasnya.

Dikatakan, kasus tersebut masih dalam pendalaman dan penanganan Unit Reskrim Polsek Abepura. Dimana penyebab kematian korban secara pastinya belum diketahui. Dugaan awal korban lakukan bunuh diri dengan alasan patah hati karena diputuskan oleh pacarnya sehingga mencari jalan pintas dengan mengakhiri hidupnya. “Diduga korban bunuh diri lantaran diputuskan oleh pacarnya,” pungkasnya. 

Secara terpisah Kapolsek Abepura, AKP. Lintong Simanjuntak mengakui pihaknya tidak melanjutkan dengan autopsi lantaran pihak keluarga telah menerima kematian korban dan menolak dilakukan otopsi. 

Baca Juga :  Tidak Ada Ibadah Tatap Muka!

“Kalau dari kondisinya memang terlihat bahwa korban tewas dengan posisi leher terikat di gantungan namun apa yang melatarbelakangi korban gantung diri ini yang belum diketahui. Meski ada informasi yang menyebut jika korban ada persoalan dengan pacarnya kemudian putus,” ucap Lintong Simanjuntak saat dihubungi Cenderawasih Pos, Minggu (17/10).

Lintong Simanjuntak menambahkan bahwa pihak keluarga sudah menerima kematian dari korban dan menolak untuk dilakukan dan pihak keluarga hanya meminta untuk dilakukan pemeriksaan luar atau visum.

 “Karena keluarga menolak diotopsi ya kami juga tidak memaksa sehingga kami buatkan surat penolakan otopsi,”  sambung Lintong. 

Penyidik sendiri hanya mengambil data awal dan melakukan pemeriksaan saksi – saksi jika sewaktu – waktu dibutuhkan. Sedangkan dugaan atau alasan korban memilih gantung ini juga belum terungkap meski ada yang mengatakan karena hubungan asrama dengan pacarnya. “Apakah diputuskan oleh pacarnya  kemudian mengakhiri hidupnya ini juga belum kami ketahui persis,” tutup Kapolsek. (fia/ade/nat)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya