Tuesday, April 16, 2024
29.7 C
Jayapura

Penjabat Bupati Nduga Berharap ini Kejadian Terakhir

TIMIKA-Teror Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Kabupaten Nduga yang mengakibatkan 10 jiwa melayang dalam satu kali aksi yang dilancarkan kelompok pimpinan Egianus Kogoya pada Sabtu (16/7) di Kenyam, Nduga, dikecam Penjabat Bupati Nduga, Namia Gwijangge, S.Pd., M.Si.

Saat melepas jenazah korban kepada pihak keluarga di Timika, Minggu (17/7), Bupati Namia menyampaikan ungkapan belasungkawa dan berdoa agar ini menjadi kejadian terakhir di Nduga.

Kabupaten Nduga kata dia, sangat terbuka kepada siapapun yang datang dan tinggal untuk bersama-sama membangun dengan berbagai profesi baik itu sopir, pedagang, karyawan kapal, buruh bangunan, karyawan toko dan lainnya.

“Mereka datang di Nduga untuk membangun, membantu kami bersama-sama dengan masyarakat di Nduga. Kemudian yang datang tujuannya adalah untuk datang membangun bersama kami masyarakat seperti ini kasihan, cari makan, cari hidup sama seperti yang lain,” ujar Bupati Namia ketika ditemui di RSUD Mimika, Minggu (17/7).

Atas kejadian yang menimpa 12 orang tersebut, sangat disesalkan oleh Bupati Nduga. Ia mengaku kecewa karena pemerintah sedang berupaya untuk memberikan pelayanan kesehatan, pendidikan serta pemulihan ekonomi dan pembangunan tapi dinodai oleh aksi yang sangat tidak manusiawi.

“Saya atas nama pribadi dan pemerintah kabupaten serta masyarakat Kabupaten Nduga menyampaikan turut belasungkawa yang sangat mendalam atas pengorbanan jiwa 10 orang, ini harganya sangat mahal,” kata Bupati Nduga.

Baca Juga :  Kapolda : Ada Kelompok yang Sengaja Menjual Isu Papua

Semua masyarakat yang ada di Nduga menurutnya berhak untuk dilindungi dan mendapat pengayoman dari pemerintah. Itu ia buktikan dengan kehadirannya menemui para keluarga korban dan memberikan santunan. Tidak hanya itu, semua biaya mulai dari proses evakuasi, pemulasaran di RSUD Mimika, pemulangan dan pemakaman ditanggung oleh Pemkab Nduga. Demikian halnya kepada korban yang selamat, biaya pengobatannya ditanggung oleh Pemkab Nduga.

Pemkab Nduga akan bekerja sama dengan TNI dan Polri serta seluruh elemen yang ada untuk mengambil langkah dalam melindungi masyarakat. Dengan harapan, peristiwa teror pada Sabtu (16/7) merupakan peristiwa terakhir di Nduga.

“Supaya masyarakat kita yang ada di Nduga, ada yang mau bergerak usaha, mau kerja di perkantoran, sopir, proyek itu bebas kami akan lakukan upaya demi pengayoman kepada masyarakat Nduga yang ada,” terang Bupati Namia.

Kepada masyarakat yang masih berada di Nduga, dirinya mengimbau untuk tetap tenang, tidak panik namun harus selalu waspada. Termasuk kepada masyarakat nusantara, ia berharap tidak termakan dengan isu yang ada.

Bupati Namia menyatakan, pemerintah tidak membedakan latar belakang, suku dan agama siapapun yang ada di Nduga.

Baca Juga :  Potensi Aksi Demo Masih Ada

“Kita tidak boleh pilih ini orang ini, orang itu. Kita sebagai sesama anak bangsa, sesama umat Tuhan, kita sama-sama. Kita bergandengan tangan bersatu, bangun kebersamaan, kekompakan persatuan dan kesatuan. Ada saudara lain punya ilmu, kita belajar, yang punya kekurangan dilengkapi dari yang punya kelebihan,” tandasnya.

Kondisi Dua Korban Selamat Mulai Membaik

Selepas menyerahkan jenazah korban penembakan yang meninggal dunia, Penjabat Bupati Nduga, Namia Gwijangge juga mengunjungi dua orang korban selamat yang sedang menjalani perawatan di RSUD Mimika yakni Sudarmin dan Has Jon.

Kondisi kedua korban selamat ketika ditemui Bupati Nduga, terlihat sudah membaik setelah mendapat penanganan medis pada luka tembak yang dialami keduanya di bagian kaki dan tangan. Keduanya bahkan sudah bisa berkomunikasi dan berbincang langsung dengan Bupati Nduga.

Sudarmin, korban selamat mengatakan saat kejadian, ia bersama lima orang sedang menumpangi satu truk. Kemudian di batas kampung yang menjadi lokasi kejadian, tiba-tiba diberondong senjata api. Posisi Sudarmin, di bagian belakang sehingga bisa menunduk dan tiarap menghindari tembakan.

Meski berupaya menghindar, namun peluru tetap menyasar tangannya hingga terluka. Setelah memastikan kondisi sudah aman, ia kemudian mencari pertolongan. Kemudian bersama korban lainnya dievakuasi ke fasilitas kesehatan di Nduga.(ryu/nat)

TIMIKA-Teror Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Kabupaten Nduga yang mengakibatkan 10 jiwa melayang dalam satu kali aksi yang dilancarkan kelompok pimpinan Egianus Kogoya pada Sabtu (16/7) di Kenyam, Nduga, dikecam Penjabat Bupati Nduga, Namia Gwijangge, S.Pd., M.Si.

Saat melepas jenazah korban kepada pihak keluarga di Timika, Minggu (17/7), Bupati Namia menyampaikan ungkapan belasungkawa dan berdoa agar ini menjadi kejadian terakhir di Nduga.

Kabupaten Nduga kata dia, sangat terbuka kepada siapapun yang datang dan tinggal untuk bersama-sama membangun dengan berbagai profesi baik itu sopir, pedagang, karyawan kapal, buruh bangunan, karyawan toko dan lainnya.

“Mereka datang di Nduga untuk membangun, membantu kami bersama-sama dengan masyarakat di Nduga. Kemudian yang datang tujuannya adalah untuk datang membangun bersama kami masyarakat seperti ini kasihan, cari makan, cari hidup sama seperti yang lain,” ujar Bupati Namia ketika ditemui di RSUD Mimika, Minggu (17/7).

Atas kejadian yang menimpa 12 orang tersebut, sangat disesalkan oleh Bupati Nduga. Ia mengaku kecewa karena pemerintah sedang berupaya untuk memberikan pelayanan kesehatan, pendidikan serta pemulihan ekonomi dan pembangunan tapi dinodai oleh aksi yang sangat tidak manusiawi.

“Saya atas nama pribadi dan pemerintah kabupaten serta masyarakat Kabupaten Nduga menyampaikan turut belasungkawa yang sangat mendalam atas pengorbanan jiwa 10 orang, ini harganya sangat mahal,” kata Bupati Nduga.

Baca Juga :  Di Puncak Jaya, Dua Tukang Ojek Ditembak

Semua masyarakat yang ada di Nduga menurutnya berhak untuk dilindungi dan mendapat pengayoman dari pemerintah. Itu ia buktikan dengan kehadirannya menemui para keluarga korban dan memberikan santunan. Tidak hanya itu, semua biaya mulai dari proses evakuasi, pemulasaran di RSUD Mimika, pemulangan dan pemakaman ditanggung oleh Pemkab Nduga. Demikian halnya kepada korban yang selamat, biaya pengobatannya ditanggung oleh Pemkab Nduga.

Pemkab Nduga akan bekerja sama dengan TNI dan Polri serta seluruh elemen yang ada untuk mengambil langkah dalam melindungi masyarakat. Dengan harapan, peristiwa teror pada Sabtu (16/7) merupakan peristiwa terakhir di Nduga.

“Supaya masyarakat kita yang ada di Nduga, ada yang mau bergerak usaha, mau kerja di perkantoran, sopir, proyek itu bebas kami akan lakukan upaya demi pengayoman kepada masyarakat Nduga yang ada,” terang Bupati Namia.

Kepada masyarakat yang masih berada di Nduga, dirinya mengimbau untuk tetap tenang, tidak panik namun harus selalu waspada. Termasuk kepada masyarakat nusantara, ia berharap tidak termakan dengan isu yang ada.

Bupati Namia menyatakan, pemerintah tidak membedakan latar belakang, suku dan agama siapapun yang ada di Nduga.

Baca Juga :  Tim Gabungan Duduki Markas KKB

“Kita tidak boleh pilih ini orang ini, orang itu. Kita sebagai sesama anak bangsa, sesama umat Tuhan, kita sama-sama. Kita bergandengan tangan bersatu, bangun kebersamaan, kekompakan persatuan dan kesatuan. Ada saudara lain punya ilmu, kita belajar, yang punya kekurangan dilengkapi dari yang punya kelebihan,” tandasnya.

Kondisi Dua Korban Selamat Mulai Membaik

Selepas menyerahkan jenazah korban penembakan yang meninggal dunia, Penjabat Bupati Nduga, Namia Gwijangge juga mengunjungi dua orang korban selamat yang sedang menjalani perawatan di RSUD Mimika yakni Sudarmin dan Has Jon.

Kondisi kedua korban selamat ketika ditemui Bupati Nduga, terlihat sudah membaik setelah mendapat penanganan medis pada luka tembak yang dialami keduanya di bagian kaki dan tangan. Keduanya bahkan sudah bisa berkomunikasi dan berbincang langsung dengan Bupati Nduga.

Sudarmin, korban selamat mengatakan saat kejadian, ia bersama lima orang sedang menumpangi satu truk. Kemudian di batas kampung yang menjadi lokasi kejadian, tiba-tiba diberondong senjata api. Posisi Sudarmin, di bagian belakang sehingga bisa menunduk dan tiarap menghindari tembakan.

Meski berupaya menghindar, namun peluru tetap menyasar tangannya hingga terluka. Setelah memastikan kondisi sudah aman, ia kemudian mencari pertolongan. Kemudian bersama korban lainnya dievakuasi ke fasilitas kesehatan di Nduga.(ryu/nat)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya