Saturday, April 27, 2024
24.7 C
Jayapura

Bangga Pelajar SMK di Papua Beri Kontribusi Signifikan

WASTAFEL PORTABLE: Kepala DPPAD Provinsi Papua, Christian Sohilait, saat mencoba wastafel portable inovatif yang dibuat pelajar SMK Negeri 3 Jayapura di kantor DPPAD Papua, Kamis (16/4) kemarin. ( FOTO: Gratianus Silas/Cepos)

JAYAPURA- Dari raut wajahnya terlihat jelas rasa bangga Kepala Dinas Pendidikan, Perpustakaan, dan Arsip Daerah (DPPAD) Provinsi Papua,  Christian Sohilait terhadap para pelajar SMK di Provinsi Papua. 

Bagaimana tidak, anak-anak SMK Negeri 3 Jayapura, dalam hal ini Jurusan Teknik Las, mampu menunjukkan kemampuannya membuat wastafel portable yang inovatif.

Disebut inovatif karena desainnya yang tidak biasa. Dimana masyarakat yang mencuci tangan tidak perlu menyentuh keran air dan sabun dengan tangan. Sebaliknya, membuka keran untuk membilas tangan maupun mengambil sabun pencuci tangan dapat menggunakan pedal yang didesain khusus.

Karya tersebut merupakan hasil kreativitas peserta didik SMK dalam memberikan kontribusinya terkait dengan pandemi Covid-19 di Papua seperti saat ini.

“Ini dibuat teman-teman SMKN 3 Jayapura. Sudah ada tiga unit wastafel portable yang selesai dibuat. Satu dari tiga unit itu saya tempatkan di Kantor DPPAD Papua. Tidak sampai di situ, karya inovatif ini sudah kami minta agar mereka buat lagi beberapa unit untuk kami kirim ke kabupaten agar menjadi contoh bagi SMK setempat membuat di daerahnya,” ungkap Christian Sohilait kepada wartawan di Kantor DPPAD Papua, Kamis (16/4) kemarin.

Baca Juga :  Polri Tangkap Seorang Terduga Pimpinan KKB

Sementara Guru Teknik Las SMK Negeri 3 Jayapura, Ritzal Amin menjelaskan bahwa satu unit wastafel yang dibuat anak didiknya membutuhkan waktu tiga hari. Saat ini menurut  Ritzal Amin, sudah ada tiga unit yang berhasil dibuat dengan anggaran dari DPPAD Papua. 

Untuk membuat satu unit wastafel membutuhkan anggaran Rp 8,5 juta. Namun, menurutnya, karena masih tahap ujicoba, makanya harganya masih tinggi. Sebaliknya, kalau dibuat lagi, tentunya aspek pengeluaran akan diperhatikan dengan baik, sehingga dapat lebih murah lagi.

“Ini kami buat sesuai imbauan Kepala DPPAD terkait Covid-19. Dimana anak-anak SMK harus bisa ciptakan alat yang berguna. Khususnya kita di jurusan Teknik Las SMKN 3 Jayapura membuat wastafel yang dapat digunakan tanpa menyentuh keran air maupun sabun dengan menggunakan tangan,” ujar Ritzal Amin.

Baca Juga :  Anak Presiden Juga Pernah Tak Lolos

“Sebaliknya, untuk membuka keran maupun mengambil sabun cair, dapat menggunakan pedal yang telah didesain khusus. Dengan menginjak pedal tersebut, maka dapat menbuka keran maupun mengambil sabun. Alhasil, kita mencuci tangan pun dengan benar-benar steril,” pungkasnya. (gr/nat)

WASTAFEL PORTABLE: Kepala DPPAD Provinsi Papua, Christian Sohilait, saat mencoba wastafel portable inovatif yang dibuat pelajar SMK Negeri 3 Jayapura di kantor DPPAD Papua, Kamis (16/4) kemarin. ( FOTO: Gratianus Silas/Cepos)

JAYAPURA- Dari raut wajahnya terlihat jelas rasa bangga Kepala Dinas Pendidikan, Perpustakaan, dan Arsip Daerah (DPPAD) Provinsi Papua,  Christian Sohilait terhadap para pelajar SMK di Provinsi Papua. 

Bagaimana tidak, anak-anak SMK Negeri 3 Jayapura, dalam hal ini Jurusan Teknik Las, mampu menunjukkan kemampuannya membuat wastafel portable yang inovatif.

Disebut inovatif karena desainnya yang tidak biasa. Dimana masyarakat yang mencuci tangan tidak perlu menyentuh keran air dan sabun dengan tangan. Sebaliknya, membuka keran untuk membilas tangan maupun mengambil sabun pencuci tangan dapat menggunakan pedal yang didesain khusus.

Karya tersebut merupakan hasil kreativitas peserta didik SMK dalam memberikan kontribusinya terkait dengan pandemi Covid-19 di Papua seperti saat ini.

“Ini dibuat teman-teman SMKN 3 Jayapura. Sudah ada tiga unit wastafel portable yang selesai dibuat. Satu dari tiga unit itu saya tempatkan di Kantor DPPAD Papua. Tidak sampai di situ, karya inovatif ini sudah kami minta agar mereka buat lagi beberapa unit untuk kami kirim ke kabupaten agar menjadi contoh bagi SMK setempat membuat di daerahnya,” ungkap Christian Sohilait kepada wartawan di Kantor DPPAD Papua, Kamis (16/4) kemarin.

Baca Juga :  LBH APIK dan LP3AP Desak Polda Papua

Sementara Guru Teknik Las SMK Negeri 3 Jayapura, Ritzal Amin menjelaskan bahwa satu unit wastafel yang dibuat anak didiknya membutuhkan waktu tiga hari. Saat ini menurut  Ritzal Amin, sudah ada tiga unit yang berhasil dibuat dengan anggaran dari DPPAD Papua. 

Untuk membuat satu unit wastafel membutuhkan anggaran Rp 8,5 juta. Namun, menurutnya, karena masih tahap ujicoba, makanya harganya masih tinggi. Sebaliknya, kalau dibuat lagi, tentunya aspek pengeluaran akan diperhatikan dengan baik, sehingga dapat lebih murah lagi.

“Ini kami buat sesuai imbauan Kepala DPPAD terkait Covid-19. Dimana anak-anak SMK harus bisa ciptakan alat yang berguna. Khususnya kita di jurusan Teknik Las SMKN 3 Jayapura membuat wastafel yang dapat digunakan tanpa menyentuh keran air maupun sabun dengan menggunakan tangan,” ujar Ritzal Amin.

Baca Juga :  Anak Presiden Juga Pernah Tak Lolos

“Sebaliknya, untuk membuka keran maupun mengambil sabun cair, dapat menggunakan pedal yang telah didesain khusus. Dengan menginjak pedal tersebut, maka dapat menbuka keran maupun mengambil sabun. Alhasil, kita mencuci tangan pun dengan benar-benar steril,” pungkasnya. (gr/nat)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya