Dia menyampaikan yang menjadi pertanyaan masyarakat Papua saat ini, apakah ketiga Capres tersebut nantinya bisa melakukan tindakan nyata atas perspektif mereka dalam menyelesaikan persoalan Papua. Sebab Presiden sebelum-sebelumnyanya juga telah membicarakan ketiga poin yang disampaikan oleh Capres saat ini.
Sayangnya tindakan nyata dari perspektif tersebut sama sekali belum dilakukan. Sehingga yang terjadi sampai saat ini masyarakat Papua belum mendapatkan keadilan dan kesejahteraan.
“Wacana penyelesaian persoalan Papua sudah sejak lama disuarakan, tapi actionnya yang belum ada. Jadi yang harus dilakukan oleh presiden yang akan datang tindakan nyata untuk menyelesaikan perosalan Papua,” tegasnya.
Diapun mengatakan dari debat Capres pertama sangat memberikan esensi bagi masyarakat. Terutama masyarakat Papua.
“Pertama yang ditunggu masyarakat Papua, apakah wacana penyelesaian persoalan Papua nantinya betul-betul dilaksanakan atau tidak,” tandasnya.
Sebab jika hal itu kembali hanya sekedar wacana, maka tidak ada bedanya dengan peresiden terdahulu. Oleh sebab itu presiden yang akan datang harus berani melakukan tindakan nyata atas persoalan yang ada di Papua.
“Jangan lupa bahwa kata merdeka yang selalu dilontarkan oleh orang Papua, selama ini merupakan bentuk ungkapan hati yang mengalami kesenjangan,” ungkapnya.
Sebab dengan kekayaan sumber daya alam yang ada, jutru yang menikmati hasil itu bukan orang Papua itu sendiri. Padahal jika pemerintah serius membangun Papua. Pastinya keadilan yang selalu dilontarkan itu akan terwujud.
“Sayangnya selama ini Papua justru menjadi daerah yang tertinggal dan terbelakang. Itu semua terjadi karena ketidakberanian pemerintah pusat untuk menemukan titik dasar persoalan yang ada di Papua,” pungkasnya. (rel/fia/wen)
Dapatkan update berita pilihan setiap hari dari Cenderawasihpos.jawapos.com
BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS https://www.myedisi.com/cenderawasihpos