Friday, April 26, 2024
33.7 C
Jayapura

Rentetan Peristiwa di Puncak Ganggu Aktivitas Pemerintahan

Kondisi gedung sekolah yang dibakar KKB di Beoga, dilihat dari udara, Minggu (11/4). ( FOTO: Kapolsek Beoga Ipda Ali for Cepos)

JAYAPURA- Kontak tembak antara TNI-Polri dan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) masih berlangsung di Puncak. Terakhir, KKB dilaporkan membakar helikopter milik PT. Ersa Eastern Aviation yang terparkir di Bandara Aminggaru, Ilaga Kabupaten Puncak, Minggu (11/4).

Kapolda Papua, Irjen Pol. Mathius D Fakhiri menyampaikan bahwa rentetan kejadian mulai dari Beoga hingga ke Ilaga cukup menganggu aktivitas pemerintah. Termasuk aktivitas penerbangan yang ada di Kabupaten Puncak.

“Kita bisa tangkap mereka dan mencari tahu motifnya kenapa melakukan hal-hal seperti ini. Seolah-olah mereka mau menganggu aktivitas pemerintahan yang ada di Kabupaten Puncak,” ucap Kapolda Mathius Fakhiri kepada wartawan, Senin (12/4).

Kapolda mengaku telah menghubungi Bupati Puncak untuk melakukan langkah-langkah pendekatan dengan berbagai kelompok adat dan tokoh masyarakat untuk bisa menjaga situasi keamanan di Ilaga dan secara keseluruhan di Kabupaten Puncak. “Mereka ini melanggar hukum. Polri dan TNI tidak akan mundur selanghkah pun untuk menegakan aturan. Kita akan cari dan tangkap mereka,” tegasnya.

Terkait dengan guru ditembak lantaran sering membawa pistol dan diduga sebagai mata mata, Kapolda menegaskan, mereka adalah guru yang mencerdaskan generasi muda sumber daya manusia Papua lebih khusus di pegunungan.

“Kalau ada informasi seperti itu, menurut saya ini manusia  yang tidak punya nurani. Kita jangan mengaitkan ini dengan hal lain. Guru, tenaga kesehatan dan hamba Tuhan, mereka itu sangat penting. Mereka mengajarkan manusia yang ada di Papua apalagi yang ada di pedalaman,” papar Kapolda.

Baca Juga :  Kiwirok “Bunyi” Lagi, Seorang Polisi Tertembak

Lanjut Kapolda, jarang ada guru pendatang yang mau dinas di daerah  seperti itu. “Jangan bawa ke isu lain. Mereka yang melakukan ini adalah biadab tidak punya kemanusiaan,” tegas Kapolda.

Dikatakan, proses evakuasi terhadap 46 masyarakat non Papua termasuk guru yang saat ini sedang mengamankan diri di Pos Polisi ataupun Pos Tentara akan dilakukan setelah situasi benar-benar kondusif.

“Kita tunggu Bupati Puncak datang untuk melakukan koordinasi. Semoga pesawat yang bekerja sama dengan pemerintah daerah bisa membantu kita untuk mendorong logistik dan perkuatan membackup Beoga. Serta membawa keluar 46 masyarakat pendatang yang sedang berkumpul di pos-pos TNI-Polri,” jelasnya.

Secara terpisah Kabid Humas Polda Papua, Kombes Pol. Ahmad Musthofa Kamal mengatakan, helikopter yang dibakar KKB adalah helikopter yang rusak. Bahkan helikopter tersebut tidak bisa terbang karena ada kerusakan. “Saat ini personel gabungan TNI dan Polri masih melakukan pengejaran terhadap KKB, dalam kejadian tersebut tidak terdapat korban jiwa,” ucap Kamal.

Kamal menambahkan, aksi pembakaran yang dilakukan oleh KKB bertujuan mengganggu aktivitas penerbangan. Kapolda Papua menurutnya telah menginstruksikan kepada Polres jajaran agar objek vital dijaga ketat terutama bandara dan lapangan terbang.

Kamal menerangkan, pembakaran helikopter oleh KKB terjadi sekira pukul 20.20 WIT. Mendapat informasi tersebut, personel gabungan langsung melakukan pengejaran terhadap KKB.

Setelah mendatangi TKP, personel menemukan jerigen di sekitar TKP. KKB diduga membakar helikopter pada bagian depan sebelah kiri. Sebelum membakar bagian helikopter tersebut, para pelaku terlebih dahulu memecahkan kaca bagian depan sebelah kiri pesawat. “Pelaku pembakaran helikopter masih satu kelompok dengan Lekagak,” kata Kamal.

Baca Juga :  Tiga Oknum Polisi Dilaporkan ke Polda Papua

Sementara itu, pada Minggu (11/4) KKB pimpinan Sabinus Waker di Distrik Beoga, Kabupaten Puncak kembali membakar sejumlah ruangan SMPN 1 Beoga yang lokasinya berada satu kawasan dengan SMAN 1 Beoga dan SD Inpres Beoga.

Kapolsek Beoga, Ipda Ali Akbar menyampaikan, kelompok tersebut membakar enam ruang SMP ditambah satu ruang laboratorium, satu ruangan perpustakaan dan gudang. Sehingga total sembilan ruangan yang dibakar. Dimana pembakaran tersebut dilakukan pada pukul 8.25 WIT.

Sebelum melakukan pembakaran, KKB sempat memprovokasi aparat keamanan dengan melepaskan sejumlah tembakan ke arah Koramil Beoga. “Kemarin mereka sempat buang tembakan untuk mengganggu aparat yang bertugas di Beoga. Mereka tembak ke arah Koramil, itu dari pukul 07.45 WIT hingga puku 10.30 WIT,” kata Kapolsek Ali Akbar via sambungan telepon seluernya, Senin (12/4).

Menurut Ali Akbar, KKB masih berada di Beoga dan bersembunyi di sekitaran ujung lapangan terbang Beoga. Untuk itu, dengan minimya jumlah personel keamanan di Beoga, dirinya berharap pasukan penebalan yang dikirim dari Mimika dan Intan Jaya segera tiba. “Kami berharap personel perkuatan segera masuk untuk lakukan pengejaran terhadap penembakan kepada guru,” tambahnya. (fia/nat)

Kondisi gedung sekolah yang dibakar KKB di Beoga, dilihat dari udara, Minggu (11/4). ( FOTO: Kapolsek Beoga Ipda Ali for Cepos)

JAYAPURA- Kontak tembak antara TNI-Polri dan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) masih berlangsung di Puncak. Terakhir, KKB dilaporkan membakar helikopter milik PT. Ersa Eastern Aviation yang terparkir di Bandara Aminggaru, Ilaga Kabupaten Puncak, Minggu (11/4).

Kapolda Papua, Irjen Pol. Mathius D Fakhiri menyampaikan bahwa rentetan kejadian mulai dari Beoga hingga ke Ilaga cukup menganggu aktivitas pemerintah. Termasuk aktivitas penerbangan yang ada di Kabupaten Puncak.

“Kita bisa tangkap mereka dan mencari tahu motifnya kenapa melakukan hal-hal seperti ini. Seolah-olah mereka mau menganggu aktivitas pemerintahan yang ada di Kabupaten Puncak,” ucap Kapolda Mathius Fakhiri kepada wartawan, Senin (12/4).

Kapolda mengaku telah menghubungi Bupati Puncak untuk melakukan langkah-langkah pendekatan dengan berbagai kelompok adat dan tokoh masyarakat untuk bisa menjaga situasi keamanan di Ilaga dan secara keseluruhan di Kabupaten Puncak. “Mereka ini melanggar hukum. Polri dan TNI tidak akan mundur selanghkah pun untuk menegakan aturan. Kita akan cari dan tangkap mereka,” tegasnya.

Terkait dengan guru ditembak lantaran sering membawa pistol dan diduga sebagai mata mata, Kapolda menegaskan, mereka adalah guru yang mencerdaskan generasi muda sumber daya manusia Papua lebih khusus di pegunungan.

“Kalau ada informasi seperti itu, menurut saya ini manusia  yang tidak punya nurani. Kita jangan mengaitkan ini dengan hal lain. Guru, tenaga kesehatan dan hamba Tuhan, mereka itu sangat penting. Mereka mengajarkan manusia yang ada di Papua apalagi yang ada di pedalaman,” papar Kapolda.

Baca Juga :  Miris, Bayi Laki-Laki Baru Lahir Dibuang di Tengah Perkebunan Sawit 

Lanjut Kapolda, jarang ada guru pendatang yang mau dinas di daerah  seperti itu. “Jangan bawa ke isu lain. Mereka yang melakukan ini adalah biadab tidak punya kemanusiaan,” tegas Kapolda.

Dikatakan, proses evakuasi terhadap 46 masyarakat non Papua termasuk guru yang saat ini sedang mengamankan diri di Pos Polisi ataupun Pos Tentara akan dilakukan setelah situasi benar-benar kondusif.

“Kita tunggu Bupati Puncak datang untuk melakukan koordinasi. Semoga pesawat yang bekerja sama dengan pemerintah daerah bisa membantu kita untuk mendorong logistik dan perkuatan membackup Beoga. Serta membawa keluar 46 masyarakat pendatang yang sedang berkumpul di pos-pos TNI-Polri,” jelasnya.

Secara terpisah Kabid Humas Polda Papua, Kombes Pol. Ahmad Musthofa Kamal mengatakan, helikopter yang dibakar KKB adalah helikopter yang rusak. Bahkan helikopter tersebut tidak bisa terbang karena ada kerusakan. “Saat ini personel gabungan TNI dan Polri masih melakukan pengejaran terhadap KKB, dalam kejadian tersebut tidak terdapat korban jiwa,” ucap Kamal.

Kamal menambahkan, aksi pembakaran yang dilakukan oleh KKB bertujuan mengganggu aktivitas penerbangan. Kapolda Papua menurutnya telah menginstruksikan kepada Polres jajaran agar objek vital dijaga ketat terutama bandara dan lapangan terbang.

Kamal menerangkan, pembakaran helikopter oleh KKB terjadi sekira pukul 20.20 WIT. Mendapat informasi tersebut, personel gabungan langsung melakukan pengejaran terhadap KKB.

Setelah mendatangi TKP, personel menemukan jerigen di sekitar TKP. KKB diduga membakar helikopter pada bagian depan sebelah kiri. Sebelum membakar bagian helikopter tersebut, para pelaku terlebih dahulu memecahkan kaca bagian depan sebelah kiri pesawat. “Pelaku pembakaran helikopter masih satu kelompok dengan Lekagak,” kata Kamal.

Baca Juga :  Pulkam ke Yapen, Malah Bawa Virus Corona

Sementara itu, pada Minggu (11/4) KKB pimpinan Sabinus Waker di Distrik Beoga, Kabupaten Puncak kembali membakar sejumlah ruangan SMPN 1 Beoga yang lokasinya berada satu kawasan dengan SMAN 1 Beoga dan SD Inpres Beoga.

Kapolsek Beoga, Ipda Ali Akbar menyampaikan, kelompok tersebut membakar enam ruang SMP ditambah satu ruang laboratorium, satu ruangan perpustakaan dan gudang. Sehingga total sembilan ruangan yang dibakar. Dimana pembakaran tersebut dilakukan pada pukul 8.25 WIT.

Sebelum melakukan pembakaran, KKB sempat memprovokasi aparat keamanan dengan melepaskan sejumlah tembakan ke arah Koramil Beoga. “Kemarin mereka sempat buang tembakan untuk mengganggu aparat yang bertugas di Beoga. Mereka tembak ke arah Koramil, itu dari pukul 07.45 WIT hingga puku 10.30 WIT,” kata Kapolsek Ali Akbar via sambungan telepon seluernya, Senin (12/4).

Menurut Ali Akbar, KKB masih berada di Beoga dan bersembunyi di sekitaran ujung lapangan terbang Beoga. Untuk itu, dengan minimya jumlah personel keamanan di Beoga, dirinya berharap pasukan penebalan yang dikirim dari Mimika dan Intan Jaya segera tiba. “Kami berharap personel perkuatan segera masuk untuk lakukan pengejaran terhadap penembakan kepada guru,” tambahnya. (fia/nat)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya