Saturday, April 27, 2024
25.7 C
Jayapura

KKB Tidak Akan Melakukan Kekerasan Jika Tanpa Suporting

Irjen Pol Paulus Waterpauw ( FOTO: Elfira/Cepos)

Dua Anggota KKB Tewas Saat Dilakukan Penindakan Hukum

JAYAPURA-Aparat gabungan mengamankan ratusan butir peluru saat melakukan penindakan tegas terhadap Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) yang merupakan pelaku penembakan di kantor OB 1 kompleks PT.Freeport Indonesia, Kuala Kencana pada 30 Maret lalu.

Dalam penindakan tegas yang dilakukan di Jalan Trans Nabire, Kampung Jayanti, Distrik Iwaka, Kabupaten Mimika, Kamis (9/4) lalu. Anggota berhasil mengamankan satu pucuk air soft gun merk Glock, satu senjata rakitan, 162 butir peluru, 10 selongsong,  20 unit handphone, dua unit handy talky (HT), tiga lembar bendera corak bintang kejora, tiga kampak, tiga busur panah, 90 anak panah, 11 parang, tujuh senapan angin dan 11 potongan bagian senapan angin.

Dalam penegakan hukum itu, dua anggota KKB tewas ditembak oleh tim gabungan lantaran melakukan perlawanan dan hendak menembak petugas. Selain itu, satu anggota KKB lainnya berinisial IS diamankan di kamp yang menjadi tempat persembunyian KKB.

Kapolda Papua Irjen Pol Paulus Waterpauw menyebutkan, pihaknya akan melakukan penegakan hukum dan prinsipnya  siapa yang melakukan, siapa yang turut membantu, siapa yang turut serta, yang ikut memodali dan lain sebagainya harus ditindak. “Mereka (KKB-red) tidak mungkin melakukan kekerasan kalau tidak ada supporting,” ucap Kapolda, Kamis (9/4) lalu.

Untuk pihak-pihak yang belum paham tentang kondisi saat ini, Kapolda Paulus Waterpauw meminta untuk tidak mudah percaya pada isu-isu. “Saya mau beri tahu, kami sedang melakukan upaya penegakan hukum karena ada korban. Kami sedang kejar mereka dan akan melakukan penegakan hukum kepada mereka. Siapa berbuat apa, di mana dan bagaimana, dia harus bertanggung jawab,” tegasnya. 

Dikatakan, dirinya bersama Pangdam XVII/Cenderawasih siap untuk  mengendalikan tugas-tugas di lapangan. Lambat atau cepat, pelaku pasti diungkap dan akan mencari aktor-aktornya. “Kami akan cari aktornya. Siapa yang jadi pengendali perang ini. Karena sebelum mereka melakukan perang maka sudah pasti mereka harus dikas makan dulu,” terangnya. 

Sementara itu, Kabid Humas Polda Papua Kombes Pol AM Kamal menjelaskan saat ini situsi pasca penindakan tegas terhadap anggota KKB aman dan kondusif. Aparat gabungan TNI-Polri terus melakukan pengejaran terhadap para kelompok tersebut yang melarikan diri ke hutan  tidak jauh dari TKP.

Baca Juga :  Terkait Paniai Berdarah, 3 Jenderal Beri Keterangan

Sebelumnya, Tim gabungan TNI-Polri berhasil melakukan penegakan hukum di tempat persembunyian Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) yang berlokasi di jalan Trans Nabire, kampung Jayanti Distrik Iwaka, Kabupaten Mimika, Kamis (9/4).

Kapolres Mimika AKBP I Gusti Era Adhinata menyampaikan, dalam penegakan hukum yang dilakukan di salah satu Camp itu, dua anggota KKB tewas ditembak oleh tim.

“Keduanya ditembak lantaran melakukan perlawanan dan hendak menembak petugas. Sehingga dilakukan tindakan tegas dan terukur,” ucap Kapolres melalui rilis yang dikirimny kepada Cenderawasih Pos, Jumat (10/4).

Selain itu lanjut Era, satu anggota KKB lainnya  berinisial IS diamankan di TKP. Sementara saat melakukan penegakan hukum beberapa KKB lari masuk ke hutan dengan membawa senjata 4 pucuk tanpa membawa barang-barangnya.

Kapolres menyebut, camp yang dilakukan penegakan hukum merupakan tempat persembunyian KKB yang telah melakukan penembakan di kantor OB 1 komplek PT. Freeport Indonesia di Kuala Kencana pada 30 maret lalu.

“Penegakan hukum dilakukan setelah sebelumnya tim  berhasil mengamankan penyuplai bama kepada KKB. Dari hasil interogasi penyelidikan di lapangan serta dari beberapa informasi yang ada. Tim melakukan analisa dugaan tempat yang menjadi tempat persembunyian KKB,” tuturnya.

Kapolres mengaku pihaknya sudah dapat memetakan lokasi-lokasi dari kelompok ini, serta jaringanya dan tetap akan melakukan tindakan tegas dengan melakukan pegejaran terhadap KKB yang telah melakukan tindakan melawan hukum.

“Sampai saat ini aparat gabungan TNI-Polri masih melakukan pengejaran terhadap KKB dan untuk mencegah masuknya dukungan bama dan amunisi akan ada peningkatan Patroli dan razia terutama di daerah jalur perlintasan KKB,” pungkasnya. 

Sementara itu, Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) akhirnya mengakui bahwa dua anggotanya tewas tertembak. Namun, ternyata kelompok ini mengklaim ada satu warga sipil yang ikut tewas dalam kejadian tersebut. Polri membantah tudingan tersebut.

Baca Juga :  Kasad Jamin Keamanan Papua Selama Pemilu

Juru Bicara Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) Sebby Sambom menuturkan, baku tembak tersebut terjadi Kamis (10/4) pukul 03.00. Memang TNI-Polri melakukan penyisiran di Kampung Iwaka yang akhirnya menemukan anggota TPNPB-OPM. “Dua orang anggota tertembak,” terangnya.

Dua orang anggotaitu Yakni, Tandi Kogoya dan Menderita Walia. Tandi merupakan anggota TPNPB Kodap VIII Intanjaya. Untuk Walia merupakan anggota TPNPB Tembagapura. “Masalahnya, bukan hanya dua anggota TPNPB yang tewas tertembak,” ujarnya. 

Ada satu orang warga sipil bernama Melki Maiseni yang masih berusia 16 tahun ikut tewas tertembak. Bahkan, Melki masih menyandang status pelajar SMU. “Dia bukan anggota kami,” terangnya dalam keterangan tertulisnya yang diterima Jawa Pos, Sabtu (11/4).

Sementara Komandan Operasi Kodap VIII Kemabu Intanjaya Gusby Waker menuturkan, keluarga dari anggota yang tertembak telah berusaha meminta jenazah agar bisa dimakamkan. Namun, tidak ada respon dari TNI dan Polri. “Bahkan, informasinya jenazah telah dimakamkan oleh keamanan Indonesia,” tuturnya. 

Hal tersebut tidak sesuai dengan hukum humaniter perang internasional. TNI dan Polri tidak menghormati hukum itu. “Kami ini setelah bunuh musuh tidak pernah bakar atau kubur jenasahnya,” paparnya. 

Menanggapi hal itu, Kabidhumas Polda Papua Kombespol A.M. Kamal menuturkan bahwa informasi yang didapatnya menyebut bahwa semua yang tertembak merupakan anggota KKB. Tidak ada warga sipil yang menjadi korban. “Hanya ada dua sejauh, yang saya ketahui. Tapi, Nanti perlu dicek ke Kapolres,” terangnya. 

Terkait jenazah yang diminta keluarga, selama ini belum ada permintaan dari pihak keluarga. Polri tidak mengetahui apakah keluarga takut untuk meminta jenazah atau bagaimana. “Kalau ada keluarganya tentu akan diserahkan,” paparnya. 

Polda Papua akan terus berupaya untuk menjaga keamanan di Papua agar kondusif. Sehingga, aktivitas masyarakat bisa berjalan normal. “Setelah baku tembak sudah kondusif saat ini,” jelasnya. 

Sebelumnya, TNI dan Polri berhasil menembak dua anggota KKB. Setelah baku tembak itu ditemukan sejumlah senjata dan puluhan amunisi. (fia/idr/nat)

Irjen Pol Paulus Waterpauw ( FOTO: Elfira/Cepos)

Dua Anggota KKB Tewas Saat Dilakukan Penindakan Hukum

JAYAPURA-Aparat gabungan mengamankan ratusan butir peluru saat melakukan penindakan tegas terhadap Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) yang merupakan pelaku penembakan di kantor OB 1 kompleks PT.Freeport Indonesia, Kuala Kencana pada 30 Maret lalu.

Dalam penindakan tegas yang dilakukan di Jalan Trans Nabire, Kampung Jayanti, Distrik Iwaka, Kabupaten Mimika, Kamis (9/4) lalu. Anggota berhasil mengamankan satu pucuk air soft gun merk Glock, satu senjata rakitan, 162 butir peluru, 10 selongsong,  20 unit handphone, dua unit handy talky (HT), tiga lembar bendera corak bintang kejora, tiga kampak, tiga busur panah, 90 anak panah, 11 parang, tujuh senapan angin dan 11 potongan bagian senapan angin.

Dalam penegakan hukum itu, dua anggota KKB tewas ditembak oleh tim gabungan lantaran melakukan perlawanan dan hendak menembak petugas. Selain itu, satu anggota KKB lainnya berinisial IS diamankan di kamp yang menjadi tempat persembunyian KKB.

Kapolda Papua Irjen Pol Paulus Waterpauw menyebutkan, pihaknya akan melakukan penegakan hukum dan prinsipnya  siapa yang melakukan, siapa yang turut membantu, siapa yang turut serta, yang ikut memodali dan lain sebagainya harus ditindak. “Mereka (KKB-red) tidak mungkin melakukan kekerasan kalau tidak ada supporting,” ucap Kapolda, Kamis (9/4) lalu.

Untuk pihak-pihak yang belum paham tentang kondisi saat ini, Kapolda Paulus Waterpauw meminta untuk tidak mudah percaya pada isu-isu. “Saya mau beri tahu, kami sedang melakukan upaya penegakan hukum karena ada korban. Kami sedang kejar mereka dan akan melakukan penegakan hukum kepada mereka. Siapa berbuat apa, di mana dan bagaimana, dia harus bertanggung jawab,” tegasnya. 

Dikatakan, dirinya bersama Pangdam XVII/Cenderawasih siap untuk  mengendalikan tugas-tugas di lapangan. Lambat atau cepat, pelaku pasti diungkap dan akan mencari aktor-aktornya. “Kami akan cari aktornya. Siapa yang jadi pengendali perang ini. Karena sebelum mereka melakukan perang maka sudah pasti mereka harus dikas makan dulu,” terangnya. 

Sementara itu, Kabid Humas Polda Papua Kombes Pol AM Kamal menjelaskan saat ini situsi pasca penindakan tegas terhadap anggota KKB aman dan kondusif. Aparat gabungan TNI-Polri terus melakukan pengejaran terhadap para kelompok tersebut yang melarikan diri ke hutan  tidak jauh dari TKP.

Baca Juga :  Bukan New Normal, Tapi Relaksasi Kontekstual Papua

Sebelumnya, Tim gabungan TNI-Polri berhasil melakukan penegakan hukum di tempat persembunyian Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) yang berlokasi di jalan Trans Nabire, kampung Jayanti Distrik Iwaka, Kabupaten Mimika, Kamis (9/4).

Kapolres Mimika AKBP I Gusti Era Adhinata menyampaikan, dalam penegakan hukum yang dilakukan di salah satu Camp itu, dua anggota KKB tewas ditembak oleh tim.

“Keduanya ditembak lantaran melakukan perlawanan dan hendak menembak petugas. Sehingga dilakukan tindakan tegas dan terukur,” ucap Kapolres melalui rilis yang dikirimny kepada Cenderawasih Pos, Jumat (10/4).

Selain itu lanjut Era, satu anggota KKB lainnya  berinisial IS diamankan di TKP. Sementara saat melakukan penegakan hukum beberapa KKB lari masuk ke hutan dengan membawa senjata 4 pucuk tanpa membawa barang-barangnya.

Kapolres menyebut, camp yang dilakukan penegakan hukum merupakan tempat persembunyian KKB yang telah melakukan penembakan di kantor OB 1 komplek PT. Freeport Indonesia di Kuala Kencana pada 30 maret lalu.

“Penegakan hukum dilakukan setelah sebelumnya tim  berhasil mengamankan penyuplai bama kepada KKB. Dari hasil interogasi penyelidikan di lapangan serta dari beberapa informasi yang ada. Tim melakukan analisa dugaan tempat yang menjadi tempat persembunyian KKB,” tuturnya.

Kapolres mengaku pihaknya sudah dapat memetakan lokasi-lokasi dari kelompok ini, serta jaringanya dan tetap akan melakukan tindakan tegas dengan melakukan pegejaran terhadap KKB yang telah melakukan tindakan melawan hukum.

“Sampai saat ini aparat gabungan TNI-Polri masih melakukan pengejaran terhadap KKB dan untuk mencegah masuknya dukungan bama dan amunisi akan ada peningkatan Patroli dan razia terutama di daerah jalur perlintasan KKB,” pungkasnya. 

Sementara itu, Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) akhirnya mengakui bahwa dua anggotanya tewas tertembak. Namun, ternyata kelompok ini mengklaim ada satu warga sipil yang ikut tewas dalam kejadian tersebut. Polri membantah tudingan tersebut.

Baca Juga :  Skenario Pembunuhan Terencana Matang

Juru Bicara Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) Sebby Sambom menuturkan, baku tembak tersebut terjadi Kamis (10/4) pukul 03.00. Memang TNI-Polri melakukan penyisiran di Kampung Iwaka yang akhirnya menemukan anggota TPNPB-OPM. “Dua orang anggota tertembak,” terangnya.

Dua orang anggotaitu Yakni, Tandi Kogoya dan Menderita Walia. Tandi merupakan anggota TPNPB Kodap VIII Intanjaya. Untuk Walia merupakan anggota TPNPB Tembagapura. “Masalahnya, bukan hanya dua anggota TPNPB yang tewas tertembak,” ujarnya. 

Ada satu orang warga sipil bernama Melki Maiseni yang masih berusia 16 tahun ikut tewas tertembak. Bahkan, Melki masih menyandang status pelajar SMU. “Dia bukan anggota kami,” terangnya dalam keterangan tertulisnya yang diterima Jawa Pos, Sabtu (11/4).

Sementara Komandan Operasi Kodap VIII Kemabu Intanjaya Gusby Waker menuturkan, keluarga dari anggota yang tertembak telah berusaha meminta jenazah agar bisa dimakamkan. Namun, tidak ada respon dari TNI dan Polri. “Bahkan, informasinya jenazah telah dimakamkan oleh keamanan Indonesia,” tuturnya. 

Hal tersebut tidak sesuai dengan hukum humaniter perang internasional. TNI dan Polri tidak menghormati hukum itu. “Kami ini setelah bunuh musuh tidak pernah bakar atau kubur jenasahnya,” paparnya. 

Menanggapi hal itu, Kabidhumas Polda Papua Kombespol A.M. Kamal menuturkan bahwa informasi yang didapatnya menyebut bahwa semua yang tertembak merupakan anggota KKB. Tidak ada warga sipil yang menjadi korban. “Hanya ada dua sejauh, yang saya ketahui. Tapi, Nanti perlu dicek ke Kapolres,” terangnya. 

Terkait jenazah yang diminta keluarga, selama ini belum ada permintaan dari pihak keluarga. Polri tidak mengetahui apakah keluarga takut untuk meminta jenazah atau bagaimana. “Kalau ada keluarganya tentu akan diserahkan,” paparnya. 

Polda Papua akan terus berupaya untuk menjaga keamanan di Papua agar kondusif. Sehingga, aktivitas masyarakat bisa berjalan normal. “Setelah baku tembak sudah kondusif saat ini,” jelasnya. 

Sebelumnya, TNI dan Polri berhasil menembak dua anggota KKB. Setelah baku tembak itu ditemukan sejumlah senjata dan puluhan amunisi. (fia/idr/nat)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya