Pada tanggal 1 Oktober 1962 dibentuk panitia persiapan Pendiri Universitas Negeri di Jayapura (Hollandia) (Keputusan Menteri Perguruan Tinggi dan Ilmu Pengetahuan (P.T.I.P). Panitia Persiapan itu bertugas mengadakan persiapan pendirian suatu Universitas Negeri di Jayapura dan wajib melaporkan segala sesuatu tentang penyelenggaraan tugas dan hasilnya Kepada Biro Pengajaran dan Pendidikan Departemen P.T.I.P. Boestaman S.H.
Dalam proses persiapan itu, Panitia Persiapan mengadakan pertemuan sebanyak 3 kali, yaitu pada tanggal 6, 10, dan 13 Oktober 1962 di kediaman Prof. Dr. R. Moestopo. Setelah pertemuan itu, diadakan pertemuan-pertemuan dengan pihak dan lembaga lainnya. Termasuk pertemuan dengan dengan Dewan-dewan Gereja di Indonesia dan Wali Gereja Indonesia untuk mendapat dukungan dari golongan Protestan dan Katholik di Irian Barat.
Demi memperkuat terbentuknya Universitas Cenderawasih, dibentuk panitia yang mengurus dan menjabat dalam struktur perkembangan, baik di tingkat universitas maupun fakultas. Pada 29 Oktober 1962 dilakukan pertemuan dengan Mr Robert Davee, Director of cultural affair UNTEA. Pertemuan itu tidak mencapai kesepakatan. Karena itu, dilakukan sejumlah diskusi dan pertemuan lainnya hingga menghasilkan keputusan yang menyetujui berdirinya Universitas Cendrawasih.
Maka, pada 10 November 1962 Jam 20.00 secara resmi Universitas Cenderawasih dibuka oleh Wakil Kepala Perwakilan RI yaitu Max Maramis, di gedung OSIBA (Opleiding Schoolvoor lheemsche Bestuursambtenaren, Sekolah Pangreh Praja). Selanjutnya, tanggal 1 Mei 1963 Irian Barat secara resmi diserahkan Kembali kepada Indonesia. Dengan demikian Uncen menjadi satu-satunya lembaga Pemerintahan RI yang pertama berdiri di Irian Barat (Papua), di samping perwakilan RI.
Pada tanggal 1 Oktober 1962 dibentuk panitia persiapan Pendiri Universitas Negeri di Jayapura (Hollandia) (Keputusan Menteri Perguruan Tinggi dan Ilmu Pengetahuan (P.T.I.P). Panitia Persiapan itu bertugas mengadakan persiapan pendirian suatu Universitas Negeri di Jayapura dan wajib melaporkan segala sesuatu tentang penyelenggaraan tugas dan hasilnya Kepada Biro Pengajaran dan Pendidikan Departemen P.T.I.P. Boestaman S.H.
Dalam proses persiapan itu, Panitia Persiapan mengadakan pertemuan sebanyak 3 kali, yaitu pada tanggal 6, 10, dan 13 Oktober 1962 di kediaman Prof. Dr. R. Moestopo. Setelah pertemuan itu, diadakan pertemuan-pertemuan dengan pihak dan lembaga lainnya. Termasuk pertemuan dengan dengan Dewan-dewan Gereja di Indonesia dan Wali Gereja Indonesia untuk mendapat dukungan dari golongan Protestan dan Katholik di Irian Barat.
Demi memperkuat terbentuknya Universitas Cenderawasih, dibentuk panitia yang mengurus dan menjabat dalam struktur perkembangan, baik di tingkat universitas maupun fakultas. Pada 29 Oktober 1962 dilakukan pertemuan dengan Mr Robert Davee, Director of cultural affair UNTEA. Pertemuan itu tidak mencapai kesepakatan. Karena itu, dilakukan sejumlah diskusi dan pertemuan lainnya hingga menghasilkan keputusan yang menyetujui berdirinya Universitas Cendrawasih.
Maka, pada 10 November 1962 Jam 20.00 secara resmi Universitas Cenderawasih dibuka oleh Wakil Kepala Perwakilan RI yaitu Max Maramis, di gedung OSIBA (Opleiding Schoolvoor lheemsche Bestuursambtenaren, Sekolah Pangreh Praja). Selanjutnya, tanggal 1 Mei 1963 Irian Barat secara resmi diserahkan Kembali kepada Indonesia. Dengan demikian Uncen menjadi satu-satunya lembaga Pemerintahan RI yang pertama berdiri di Irian Barat (Papua), di samping perwakilan RI.