Thursday, May 9, 2024
25.7 C
Jayapura

Bupati Minta TPN-OPM Keluar dari Intan Jaya

Natalis Tabuni (FOTO: Priyadi/Cepos)

Kamal: Intan Jaya Jadi Daerah Lintasan KKB

JAYAPURA-Sejak tanggal 19 Desember 2019 hingga saat ini, 16 kampung di Kabupaten Intan Jaya masih belum kondusif. 

Bupati Intan Jaya, Natalis Tabuni mengakui, suasana di 16 kampung tersebut belum kondusif karena masih ada anggota Tentara Pembebasan Nasional Organisasi Papua Merdeka (TPN-OPM). Akibatnya, masyarakat khususnya kaum perempuan dan anak-anak belum berani melakukan aktivitas seperti biasa. 

Oleh sebab itu Bupati Natalis Tabuni meminta agar TPN-OPM segera keluar dari Kabupaten Intan Jaya agar aktivitas masyarakat bisa kembali normal. “Kami berharap aktivitas masyarakat dan aktivitas ekonomi bisa kembali normal. Selain itu, pembangunan juga bisa berjalan lancar. Jangan ada rasa was-was dan panik dari masyarakat kami,” tegasnya kepada wartawan di Kota Jayapura, Senin (10/2). 

Diakuinya sampai saat ini masih seratusan anggota TPN-OPM pimpinan Kenelak Telenggen dan Milter Murib yang menyebar dengan membawa senjata lengkap di 16 kampung yang berada di tiga distrik di Kabupaten Intan Jaya. 

“Jadi masyarakat di 16 kampung ini masih diselimuti ketakutan. Karena ada anggota TPN-OPM yang berbaur dengan warga kampung. Akibatnya masyarakat merasa takut untuk melakukan aktivitas seperti biasa,” tuturnya. 

Menurut Bupati Natalis Tabuni, anggota TPN-OPM di bawah pimpinan Kenelak Telenggen dan Milter Murib, sejatinya berasal dari Ilaga, Kabupaten Puncak. 

Kelompok ini menurut Natalis Tabuni mau bergerak ke Tembagapura, Kabupaten Mimika dan numpang lewat di wilayah Kabupaten Intan Jaya. “Kemudian terjadi kontak tembak antara aparat keamanan dengan TPN-OPM sehingga mereka masih berada di Intan Jaya sampai sekarang,” tuturnya. 

Masyarakat menurut Bupati Natalis Tabuni mengalami ketakutan karena anggota TPN-OPM ini berbaur dengan masyarakat. Meskipun sampai saat ini belum ada kabar masyarakat disakiti mereka, tetapi keberadaan mereka menimbulkan kepanikan dan rasa was-was. Akibatnya banyak guru non Papua yang terpaksa mengamankan diri ke Kabupaten Nabire. Termasuk masyarakat Intan Jaya pindah ke kampung yang lebih aman. “Saya harap TPN-OPM bisa keluar dari Intan Jaya, supaya aktivitas masyarakat bisa kembali normal,” tambahnya. 
Untuk mengatasi kondisi ini, pemerintah daerah menurut Natalis Tabuni telah membentuk tim gabungan yang terdiri dari pemerintah daerah, DPRD, TNI-Polri, tokoh agama, tokoh adat dan lembaga sosial bersama-sama melakukan komunikasi dan koordinasi, agar anggota TPN-OPM yang jumlahnya diperkirakan seratusan orang dengan senjata lengkap ini bisa keluar tanpa menyakiti masyarakat. 

Baca Juga :  Akibat Miras, Kakak Tega Habisi Nyawa Adik Kandung

Bupati Natalis Tabuni juga berharap, pihak TNI dan Polri bisa melakukan pendekatan persuasif tanpa ada kekerasan di Intan Jaya.

Sementara itu, untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat yang mengungsi, pemerintah menurut Natalis Tabuni telah mengirimkan bantuan bahan makanan pada 4 Februari lalu. Selain mengirimkan bantuan, aparat pemerintah daerah juga mendata warga yang terpaksa pindah kampung. 

“Kami juga sempat buat posko/tenda dan lain-lain di perkampungan yang ada di sana. Tapi masyarakat merasa takut, karena saat malam justru faktor keamanan lebih bahaya jika berada di pos atau tenda,” tandasnya.

Bupati Natalis Tabuni menegaskan, Kabupaten Intan Jaya merupakan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Untuk itu, dirinya meminta anggota TPN-OPM segera keluar dari Intan Jaya dan jangan ada warga sipil yang menjadi korban.

“Kami juga berharap dalam penanganan kasus ini benar-benar harus jeli. Aparat keamanan memang tidak bisa melakukan tindakan tegas mengingat anggota TPN-OPM ini bergabung dengan masyarakat,” pungkasnya. 

Kombes Pol AM Kamal ( FOTO: Elfira/Cepos)

Secara terpisah, Kabid Humas Polda Papua Kombes Pol AM Kamal menyebutkan Kabupaten Intan Jaya menjadi daerah lintasan bagi Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB).

Baca Juga :  600 ASN Mamberamo Tengah Ikut Rapid Tes

“Itu hanya sebagai daerah lintasan bagi KKB, mereka simpatik dan bergabung. Namun sejauh ini belum ada tokoh KKB yang dibesarkan di Intan Jaya, sebatas simpatisan saja,” ucap Kamal kepada Cenderawasih Pos, Selasa (11/2).

Menurut Kamal, dari hasil penyelidikan yang dilakukan Polda Papua, keberadaan anggota KKB di Intan Jaya baru beberapa bulan terakhir yang berasal dari Lanny Jaya, Paniai dan Tembagapura. Adapun kedatangan mereka sebatas silaturahmi.

“Selain 16 kampung di Intan Jaya, ada daerah lainnya juga yang  menjadi tempat KKB dan sedang kami dalami yang pusatnya ada di Pegunungan Tengah Papua,” beber Kamal

Terkait keberadaan anggota KKB di Intan Jaya ini, Kamal mengimbau agar kelompok tersebut tidak melakukan tindakan-tindakan kekerasan atau kriminal lainnya. Sehingga dari waktu ke waktu kelompok ini tidak menganggu masyarakat lainnya.

“Kelompok ini harus ingat bahwa Papua ini  sudah deal sebagai NKRI, yang perlu  kita lakukan adalah bagaimana meningkatkan kesejahteraan di Pegunungan Tengah dengan melakukan pembangunan. Kalau pembangunan  lancar pasti situasi keamanan akan lebih membaik,” ucap Kamal.

Kamal juga membenarkan apa yang disampaikan Bupati Intan Jaya terkait 16 kampung di daerahnya yang masih diduduki oleh KKB. Namun Kamal mengimbau agar kelompok ini kembali ke pangkuan NKRI.

“Menanggapi penyampaian bupati tersebut, kami meningkatkan kegiatan Kepolisian. Selagi dia tidak melakukan kejahatan atau tidak membawa senjata dengan mereka (KKB, red) yang melakukan tindakan kejahatan tentu akan berbeda perlakunnya,” pungkasnya. (dil/fia/nat) 

Natalis Tabuni (FOTO: Priyadi/Cepos)

Kamal: Intan Jaya Jadi Daerah Lintasan KKB

JAYAPURA-Sejak tanggal 19 Desember 2019 hingga saat ini, 16 kampung di Kabupaten Intan Jaya masih belum kondusif. 

Bupati Intan Jaya, Natalis Tabuni mengakui, suasana di 16 kampung tersebut belum kondusif karena masih ada anggota Tentara Pembebasan Nasional Organisasi Papua Merdeka (TPN-OPM). Akibatnya, masyarakat khususnya kaum perempuan dan anak-anak belum berani melakukan aktivitas seperti biasa. 

Oleh sebab itu Bupati Natalis Tabuni meminta agar TPN-OPM segera keluar dari Kabupaten Intan Jaya agar aktivitas masyarakat bisa kembali normal. “Kami berharap aktivitas masyarakat dan aktivitas ekonomi bisa kembali normal. Selain itu, pembangunan juga bisa berjalan lancar. Jangan ada rasa was-was dan panik dari masyarakat kami,” tegasnya kepada wartawan di Kota Jayapura, Senin (10/2). 

Diakuinya sampai saat ini masih seratusan anggota TPN-OPM pimpinan Kenelak Telenggen dan Milter Murib yang menyebar dengan membawa senjata lengkap di 16 kampung yang berada di tiga distrik di Kabupaten Intan Jaya. 

“Jadi masyarakat di 16 kampung ini masih diselimuti ketakutan. Karena ada anggota TPN-OPM yang berbaur dengan warga kampung. Akibatnya masyarakat merasa takut untuk melakukan aktivitas seperti biasa,” tuturnya. 

Menurut Bupati Natalis Tabuni, anggota TPN-OPM di bawah pimpinan Kenelak Telenggen dan Milter Murib, sejatinya berasal dari Ilaga, Kabupaten Puncak. 

Kelompok ini menurut Natalis Tabuni mau bergerak ke Tembagapura, Kabupaten Mimika dan numpang lewat di wilayah Kabupaten Intan Jaya. “Kemudian terjadi kontak tembak antara aparat keamanan dengan TPN-OPM sehingga mereka masih berada di Intan Jaya sampai sekarang,” tuturnya. 

Masyarakat menurut Bupati Natalis Tabuni mengalami ketakutan karena anggota TPN-OPM ini berbaur dengan masyarakat. Meskipun sampai saat ini belum ada kabar masyarakat disakiti mereka, tetapi keberadaan mereka menimbulkan kepanikan dan rasa was-was. Akibatnya banyak guru non Papua yang terpaksa mengamankan diri ke Kabupaten Nabire. Termasuk masyarakat Intan Jaya pindah ke kampung yang lebih aman. “Saya harap TPN-OPM bisa keluar dari Intan Jaya, supaya aktivitas masyarakat bisa kembali normal,” tambahnya. 
Untuk mengatasi kondisi ini, pemerintah daerah menurut Natalis Tabuni telah membentuk tim gabungan yang terdiri dari pemerintah daerah, DPRD, TNI-Polri, tokoh agama, tokoh adat dan lembaga sosial bersama-sama melakukan komunikasi dan koordinasi, agar anggota TPN-OPM yang jumlahnya diperkirakan seratusan orang dengan senjata lengkap ini bisa keluar tanpa menyakiti masyarakat. 

Baca Juga :  Panglima TNI:  Kami Tak Mau Dipancing, Tetap Pendekatan Persuasif

Bupati Natalis Tabuni juga berharap, pihak TNI dan Polri bisa melakukan pendekatan persuasif tanpa ada kekerasan di Intan Jaya.

Sementara itu, untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat yang mengungsi, pemerintah menurut Natalis Tabuni telah mengirimkan bantuan bahan makanan pada 4 Februari lalu. Selain mengirimkan bantuan, aparat pemerintah daerah juga mendata warga yang terpaksa pindah kampung. 

“Kami juga sempat buat posko/tenda dan lain-lain di perkampungan yang ada di sana. Tapi masyarakat merasa takut, karena saat malam justru faktor keamanan lebih bahaya jika berada di pos atau tenda,” tandasnya.

Bupati Natalis Tabuni menegaskan, Kabupaten Intan Jaya merupakan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Untuk itu, dirinya meminta anggota TPN-OPM segera keluar dari Intan Jaya dan jangan ada warga sipil yang menjadi korban.

“Kami juga berharap dalam penanganan kasus ini benar-benar harus jeli. Aparat keamanan memang tidak bisa melakukan tindakan tegas mengingat anggota TPN-OPM ini bergabung dengan masyarakat,” pungkasnya. 

Kombes Pol AM Kamal ( FOTO: Elfira/Cepos)

Secara terpisah, Kabid Humas Polda Papua Kombes Pol AM Kamal menyebutkan Kabupaten Intan Jaya menjadi daerah lintasan bagi Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB).

Baca Juga :  Empat ASN di Pemkab Jayapura Resmi Dipecat

“Itu hanya sebagai daerah lintasan bagi KKB, mereka simpatik dan bergabung. Namun sejauh ini belum ada tokoh KKB yang dibesarkan di Intan Jaya, sebatas simpatisan saja,” ucap Kamal kepada Cenderawasih Pos, Selasa (11/2).

Menurut Kamal, dari hasil penyelidikan yang dilakukan Polda Papua, keberadaan anggota KKB di Intan Jaya baru beberapa bulan terakhir yang berasal dari Lanny Jaya, Paniai dan Tembagapura. Adapun kedatangan mereka sebatas silaturahmi.

“Selain 16 kampung di Intan Jaya, ada daerah lainnya juga yang  menjadi tempat KKB dan sedang kami dalami yang pusatnya ada di Pegunungan Tengah Papua,” beber Kamal

Terkait keberadaan anggota KKB di Intan Jaya ini, Kamal mengimbau agar kelompok tersebut tidak melakukan tindakan-tindakan kekerasan atau kriminal lainnya. Sehingga dari waktu ke waktu kelompok ini tidak menganggu masyarakat lainnya.

“Kelompok ini harus ingat bahwa Papua ini  sudah deal sebagai NKRI, yang perlu  kita lakukan adalah bagaimana meningkatkan kesejahteraan di Pegunungan Tengah dengan melakukan pembangunan. Kalau pembangunan  lancar pasti situasi keamanan akan lebih membaik,” ucap Kamal.

Kamal juga membenarkan apa yang disampaikan Bupati Intan Jaya terkait 16 kampung di daerahnya yang masih diduduki oleh KKB. Namun Kamal mengimbau agar kelompok ini kembali ke pangkuan NKRI.

“Menanggapi penyampaian bupati tersebut, kami meningkatkan kegiatan Kepolisian. Selagi dia tidak melakukan kejahatan atau tidak membawa senjata dengan mereka (KKB, red) yang melakukan tindakan kejahatan tentu akan berbeda perlakunnya,” pungkasnya. (dil/fia/nat) 

Berita Terbaru

Artikel Lainnya